VOTE DULU SEBELUM BACA BIAR TIDAK LUPA
DAN SETELAH BACA JANGAN LUPA TINGGALIN KOMEN
SELAMAT MEMBACA
SEMOGA SUKA YAA GAESS
Samantha menghampiri Mia dan langsung memeluk gadis itu.
Mia tidak menolak, hanya saja dia terkejut. Seharusnya Samantha memarahinya, bukan malah memeluknya. "Apa mungkin Sarah mengatakan kalau aku hamil?" Gumamnya dalam hati.
Samantha melepaskan pelukannya kemudian menatap Mia sambil tersenyum.
Mia semakin bingung dan was-was.
Sean juga menunjukkan ekspresi yang sama dengan Mia.
Samantha menarik nafas kemudian membuangnya kasar. "Ibu minta maaf. Tidak seharusnya kami melakukan ini."
"Ibu baik-baik saja?" Tanya Mia semakin bingung dan heran.
Sarah kembali memeluk Mia. "Karena ulah kami, sekarang kau harus menyandang gelar sebagai seorang janda."
Sean yang sebelumnya terlihat bingung malah tertawa.
"Tidak lucu, Sean." Geram Mia sambil melepaskan diri dari pelukan Samantha dan menatap benci ke arah Sean. Astaga. Ibunya benar. Sekarang di mata orang-orang dia adalah seorang janda.
"Mia?"
Mia kembali menatap Samantha.
"Nanti malam pulang ya. Ayah mau mengatakan sesuatu." Ujar Samantha lembut.
Mia memandang curiga ibunya. "Ada apa Bu?"
"Ayahmu tidak akan memblokir blackcardmu."
"Benarkah?" Tanya Mia dengan wajah berbinar-binar.
Samantha menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Tapi kamu harus mulai bekerja di perusahaan."
Mia membelalak matanya kaget kemudian menggelengkan kepalanya. "Lebih baik ayah memblokir blackcardku saja. Aku akan hidup menggunakan uang tunai mulai dari sekarang."
Sean kembali tertawa.
Samantha menjitak kening gadis itu. "Kau mau begini terus?"
Mia menganggukkan kepalanya. "Aku suka hidupku yang begini. Tidak direpotkan dengan masalah angka-angka saham perusahaan."
"Ibu tidak mau tahu. Silahkan berdebat dengan ayahmu soal itu." Sahut Samantha cepat. Kali ini mereka harus bisa memaksa gadis itu untuk mulai mengurus perusahaan.
***
Sepeninggal Samantha, Sean kembali sibuk dengan komputernya sedangkan Mia hanya berbaring santai di sofa ruang tamu.
"Jadi kau sudah siap bekerja di perusahaan ayahmu?" Goda Sean tanpa melepaskan pandangannya dari layar komputer.
"Kau pikir aku mau melakukan hal konyol seperti itu? Tidak." Sahut Mia santai.
"Bagaimana kalau Ayahmu menarik semua fasilitasmu?"
"Aku bisa menggunakan uangmu saja. Seperti pacar-pacarmu sebelumnya." Sahut Mia asal.
Sean tersenyum. Walaupun Mia tidak bisa melihat. "Mungkin sekarang bisa. Tapi bagaimana kalau aku sudah menikah nanti? Istriku belum tentu mengizinkanmu menghabiskan uangku."
Mia bangkit dari tidurnya dan menatap Sean yang masih saja sibuk dengan komputernya. "Kau ada rencana menikah? Kapan?"
Sean mengedikkan bahunya sambil menatap Mia. "Aku tidak tahu kapan. Tapi yang pasti aku memang harus menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECOND WEDDING
RomanceSTART : 19 OKTOBER 2020 SEAN DAN MIA ADALAH DUA MANUSIA YANG TIDAK PERNAH AKUR. KEDUANYA SUDAH SALING MENGENAL SEJAK MEREKA MASIH DUDUK DI BANGKU SEKOLAH DASAR. IBU MEREKA ADALAH SEPASANG SAHABAT YANG PADA AKHIRNYA BERPIKIR UNTUK MENJODOHKAN MEREKA...