SEAN IS COMING!

970 96 19
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA BIAR GAK LUPA

DAN SETELAH SELESAI MEMBACA JANGAN LUPA KOMEN 

THANKYOU DAN SEMOGA SUKA

LOVE



"Kosongkan jadwalku selama seminggu ke depan."

"Baik Tuan." Sahut Liam. "Saya dengar, pernikahan Tuan batal. Apa terjadi sesuatu Tuan?"

"Kau tidak perlu tahu." Sahut Sean datar.

Liam menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu saya permisi Tuan."

Sepeninggal Liam, Sean menuju meja kerjanya dengan senyum yang mengembang. "Kau tidak bisa lari dariku Mia."

Ponselnya berdering. Irene. "Ada apa?" Tanya Sean setelah menerima panggilan itu.

"Drake sepertinya sudah tahu keberadaan Mia. Hari ini dia akan pergi." Lapor Irene. Gadis itu juga tidak tahu kenapa dia harus melaporkan hal itu pada Sean. Dia hanya merasa jika Sean perlu tahu.

Sean terdiam cukup lama.

"Sean?" Tanya Irene karena Sean tidak menyahut.

"Aku malas memiliki masalah dengan Drake. Hari ini juga aku akan pergi menemui Mia. Aku bisa minta tolong?"

"Ada apa?" Tanya Irene ragu.

"Tolong cegah Drake untuk pergi menemui Mia." Sahut Sean.

Irene bingung. "Itu tidak mungkin terjadi. Kau tahu sendiri kalau Drake itu sangat keras kepala. Aku tidak bisa."

"Pokoknya kau harus cari cara agar dia batal pergi hari ini. Aku yakin kau pasti tidak mau mendengar berita salah satu dari kami meninggal karena berkelahi. Aku tutup." Sean langsung memutus panggilan itu.

Sean bukan mengkhawatirkan keberadaan Drake. Tapi Irene. Dia yakin alasan Irene menghubunginya bukan hanya untuk memberitahunya mengenai hal itu. Secara tidak langsung Irene menginginkan agar Sean menghentikan Drake menemui Mia.

***

Irene mondar-mandir gelisah di dalam kamarnya. Dia terus memutar otaknya agar bisa menemukan cara untuk mencegah Drake menemui Mia.

"Irene!" Suara Drake menginterupsi.

"Ya?!" Sahut Irene sambil keluar dari dalam kamarnya.

"Aku berangkat sekarang." Ujar Drake setelah Irene keluar dari dalam kamarnya.

Irene terdiam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa.

"Ada apa?" Tanya Drake heran melihat Irene yang hanya mematung.

"Aku bisa memintamu untuk tidak pergi?" Irene tidak tahu keberaniannya muncul dari mana. Tiba-tiba saja mulutnya bertindak tidak sesuai dengan pikirannya.

Drake mengernyitkan dahinya bingung. "Kau tidak punya alasan untuk menahanku pergi."

"Aku tahu. Aku hanya tidak mau kau pergi." Irene tidak menyangka dia bisa mengatakan hal itu.

"Kau aneh, Irene."

"Aku takut Erick mendatangiku ke sini." Tiba-tiba saja Irene ingat Erick. Dia memang tidak membual. Akhir-akhir ini Erick membuat Irene resah dan sedikit tidak tenang.

"Erick?"

Irene menganggukkan kepalanya. "Dia tidak terima aku resign dari perusahaannya."

"Alasannya?" Tanya Drake penasaran.

"Erick pernah memintaku menjadi kekasihnya. Aku menolak. Itu juga alasanku kenapa aku mau resign dari perusahaannya. Aku tidak nyaman dengan perlakuannya." Jelas Irene jujur.

OUR SECOND WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang