PRILLY

795 76 5
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA BIAR TIDAK LUPA

DAN TINGGALIN KOMEN SETELAH SELESAI BACA

SELAMAT MEMBACA

THANKYOU !


Sarah mendorong pintu kamar Sean dan mulutnya menganga lebar melihat pemandangan di hadapannya saat ini. "Setelah mereka pura-pura menikah, sekarang mereka mau pura-pura cerai?" Lirihnya bingung melihat Sean memeluk Mia dalam keadaan tidur.

Perlahan Sarah mendekat kemudian mengabadikan momen aneh itu menggunakan kamera ponselnya. Kemudian dengan langkah pelan, dia meninggalkan kamar Sean dan menghubungi Samantha. "Aku akan ke rumahmu sekarang. Atau kita bisa bertemu di luar? Oke, aku ke sana sekarang." Sarah langsung memutus panggilan itu dan segera meninggalkan apartemen Sean.

***

Sean memaksa matanya untuk terbuka ketika ponselnya berdering. Memastikan tidur Mia tidak terganggu kemudian melepaskan diri dari gadis itu dan langsung keluar dari dalam kamar.

"Ada apa Bu?" Tanya Sean malas.

"Nanti malam temui Ibu di Blue State coffe."

"Sekarang apa lagi Bu?"

"Sudah tidak perlu banyak pertanyaan. Jam tujuh nanti malam." Sarah langsung memutus panggilan itu.

Sean melempar asal ponselnya di atas sofa kemudian merebahkan tubuhnya di sana.

"Sean, aku mau pulang. Kau bisa mengantarku?" Mia tiba-tiba muncul dari dalam kamar.

"Tidak." Sahut Sean cepat.

"Sean, ayolah." Rengek Mia sambil menghampiri Sean yang sedang berbaring kemudian menarik-narik tangan pria itu.

"Tidak, Mia. Kau bisa pulang sendiri. Aku malas." Sahut Sean.

"Sean, aku akan marah." Ancam Mia.

"Aku harus takut?" Ledek Sean.

"Kau tidak mau?"

Sean menganggukkan kepalanya santai.

"Oke. Aku akan pulang sendiri." Sahut Mia yang langsung beranjak untuk mengambil ponselnya kemudian langsung pergi meninggalkan Sean.

Sean menunggu gadis itu berbalik dan memaksanya. Tapi ternyata tidak. Gadis itu malah pergi tanpa berpamitan. Sean mengedikkan bahunya kemudian kembali berbaring. Membiarkan gadis itu pergi sendiri.

***

"Bu, ini terlalu cepat. Aku baru saja bercerai tadi pagi." Protes Sean mendengar tujuan ibunya memaksa untuk bertemu malam itu. Sean akan dijodohkan dengan seorang wanita yang sebenarnya tidak di kenal Sean.

"Kalian hanya akan berkenalan dulu. kalian tidak akan menikah besok." Sahut Sarah sambil tersenyum. "Dia cantik. Kau pasti akan menyukainya."

Sean membuang nafasnya kasar. "Ibu kan tahu kalau," Sean menggantung omongannya. "Ah sudahlah. Tidak perlu dibahas."

"Tahu kalau kau menyayangi Mia?" Tebak Sarah.

Sean diam. Dia tidak mengangguk juga tidak menggelengkan kepalanya.

"Ibu tahu. Tapi kau bisa melihat sendiri kalau Mia tidak menyukaimu."

Sean tidak membantah. Ibunya benar. Mia tidak pernah melihatnya sebagai pria.

"Masih banyak wanita di luar sana yang menyukaimu, Sean."

"Terserah Ibu saja." Sahut Sean pasrah. Lagi pula ini hanya perkenalan saja.

OUR SECOND WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang