Rahmi Al Maqfirah

53 2 0
                                    

Pangkep, 04 Desember 2020

To N

Selamat malam, rindu, kawan lamaku. Bagaimana kabarmu? Semoga kau baik-baik saja, dan semoga jarak selalu memberi pelajaran untuk kita banyak menata kesalahan di masa lalu.

Sudah cukup lama, empat tahun yang lalu. Masih ingatkah kau tentang pertemuan kita di sebuah kafe di tengah kota waktu itu? Kau memotretku secara diam-diam, mengabadikan wajahku dalam album ponselmu. Rasanya sesak jika mengingat itu. Ada ribuan rindu yang akhirnya membuatku tak terbata menulis surat ini.

Rindu, kawan lamaku. Aku kembali dengan asa yang tergenggam kuat dikepalan. Ingatan yang terpasang erat dikepala. Tentang cerita, tentang cinta, dan tentang rasa yang belum tuntas termakan waktu.

Tunggu aku kembali ke kotamu. Melilit luka dengan bahagia, mengubur lara dengan canda, dan mengalungkan permata tanpa perantara. Hingga esok tiba, kau ataupun aku tak lagi sepi. Kita akan menelusuri petualang hingga hilang, berdua, menjadi tua dan sempurna. Kelak jika hari esok tiba, bersiaplah untuk semua cinta yang sudah lama terpendam.

Rindu, kawan lamaku. Kata orang, jika mencintai itu salah, maka aku tak akan menjadi benar lagi. Jaga dirimu. Sebentar lagi aku datang, bukan hanya sekedar singgah, tapi akan menetap dan menatap matamu dengan mantap.

Salam rindu,
Ra.firah

Tentang Penulis:
Rahmi Al Maqfirah, bangga dengan sebutan pena Ra.maqfirah, lahir pada 06 Januari 1997 di Minasatene, Sulawesi Selatan. Alumni di Politeknik Pembangunan Pertanian, Gowa. Pernah menjadi sekertaris umum BPM dua periode. Senang menulis dan bercita-cita menjadi seorang penulis. Jejak bisa ditemukan di akun instagram @ra.maqfirah atau di wattpad @Amemaqfirah

Surat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang