Untuk Tuan D
Hai Tuan, kembali lagi aku menyapa. Maaf membuatmu teringat akan lara dan mungkin sedikit tawa.
Hanya ingin ku sampaikan saja, kemarin malam tak ada gemerlap bintang. Lalu aku bertanya tanya tentang pulau seberang “Apa Tuan benar baik kabarnya?” Dan kini aku mendapat kabar dari angin malam bahwa engkau telah bahagia. Rasanya, sudah terlalu lama aku menduduki bangku tua ini–mungkin saat nya aku untuk pergi dan tak lagi kembali.Bila engkau kemari, cepat lah baca surat ini! Jangan membuat surat ini menunggu dan terbakar lalu hilang tanpa kabar. Tuan, maaf bila masih ku genggam nama mu di sepertiga malamku. Sudah terlalu dalam ku merindu hingga rasa di dada terlalu menggebu, padahal harusnya aku sadar bahwa kita sudah menjadi puingan debu.
Kuharap surat ini dapat menyiratkan yang tak sampai di Timor Leste sana, tempat di mana kita janji akan bersama menjalin kasih dan cinta ; sayang, takdir lain di kata. Dan ku yakin ini yang terbaik bagi kita.
Cepatlah kembali ke Yogyakarta, di sana telah ku letakkan seluruh jiwa.. Kenanglah bila bahagia, buang lah bila menimbulkan lara. Tuan.Dari, Dede Bulan
Tentang Penulis:
Hai perkenalkan saya Bulan Vazar Saphere yang berasal dari kota Jakarta. Saya lahir di tanggal 18 September 2005 dan kini saya menjadi salah satu siswi di SMPN 209 Jakarta Timur.
Surat ini di tujukan untuk dia yang saya kenal lewat media sosial. Kami umurnya terpaut cukup jauh dan kami belum bertemu, tapi entah kenapa rasa ingin memiliki dia besar sekali hingga takdir berkata kalau kami harus berpisah di hari ulang tahun saya
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta
RomanceCinta? Sebuah kata yang sulit diartikan, tetapi mudah untuk dirasakan. Ya, cinta itu sebuah rasa. Di mana orang-orang bisa merasakan kehangatan di dalamnya. Surat cinta berisi ungkapan perasaan seseorang kepada orang yang disukai. Siapakah mereka...