Surat Cinta

Siti Nurhidayah

Lamongan, 4 Desember 2020

Dear DF
Kamu tahu bahwa tidak ada tempat yang seindah di sepertiga malam. Tempat mustajab untuk mengabulkan segala doa kita dan tak akan pernah meleset dari sasarannya. Kamu tak perlu tahu bahwa aku pernah menyebut namamu dalam seutas doaku. Cukup Allah dan malam itu yang menjadi saksi bisu atas bisikan di setiap sujud terakhirku. Biarlah langit yang bertugas melayangkan segala doa-doaku dan aku akan menunggumu di sepenghujung malam terakhirku.

Tak perlu kuucap kata-kata manis di hadapan dunia, cukup kuumbar dalam sepucuk doa. Karena yang menurut kita baik belum tentu baik bagi Allah dan yang menurut Allah baik belum tentu juga baik di mataku. Itulah alasanku mengapa aku tak pernah berkata, "Aku mencintaimu."

Biarlah rasa ini berjalan dengan sebagaimana jalannya dan percayalah, jika Allah tak menakdirkan kita untuk bertemu di dunia yang fana, maka insyaAllah kita akan dipertemukan di surganya.
Cinta itu unik, meskipun kamu berpikir bahwa aku tak pernah memperjuangkan namamu dalam dunia nyata, tapi sebenarnya aku selalu menyelipkan namamu di sepanjang doa. Bukan karena ku tak mampu mengutarakan isi hatiku. Namun, aku ingin kisah cinta ini seperti Ali dan Fatimah. Di mana ia mencintai dan menggagumi dalam diamnya. Karena aku yakin, bukanlah jarak yang menjadi penghalang, tapi sebuah rasa yang dipendam secara diam-diam tak mampu untuk terucapkan dan hanya tersebut di antara bait-bait doa.

Entahlah, mengapa bibir ini terasa keluh ketika ingin mengatakan di hadapanmu, sedangkan saat kupanjatkan doa relung hatiku selalu berdesir ketika menyebut namamu.

From: Secret Admirer.

Tentang Penulis: 
Nama saya Siti Nurhidayah. Lahir di Lamongan pada tanggal 24 Agustus 2004. Sedang mengenyam pendidikan di bangku SMK dan tepatnya bersekolah di SMK NU Lamongan kelas XI Farmasi Klinis dan Komunitas. Hobi saya membaca, menulis, dan menggambar. Bisa berkunjung ke akun instagram @hid.dya dan facebook Hida.