Eza Agatha Putra

36 2 0
                                    

Kepada AM

Entah harus kumulai dari mana surat ini. Sebab, apa pun perihal kau berarti kembali pada masa lalu. Masa yang penuh pilu.
AM, apakah sekarang kau bahagia? Apakah tidak ada lagi luka yang tersisa? Setelah pedih yang pernah kau rasa. Meskipun kau tak pernah berbagi cerita padaku. Tetapi, aku memahamimu meski hanya lewat perhatian kecil yang kusembunyikan sendiri.

Am, aku tahu kini ada seseorang yang memilikimu. Memenuhi hatimu dengan namanya. Tetapi, izinkan aku untuk menuliskan resah dan lega yang tersimpan di hatiku, yang mungkin tak pernah ingin kau tahu.

AM, perasaan ini hampir sama seperti yang kurasakan selama ini. Saat kau jatuh cinta dan mencintai seseorang yang bukan aku. Ada resah dan cemburu yang memburu. Terkadang juga menjadi rasa pilu yang tak tahu malu. Meski harus kuakui juga, ada lega yang berteduh di sana; di palung hatiku, tempat namamu bersinggasana.

AM, aku bukan lagi yang dulu. Sosok yang menghabiskan malam dengan patah hati dan diam-diam menangisimu hingga jelang pagi. Aku tak sekanak-kanak itu saat ini. Meski tak bisa kumungkiri, terkadang ada titik yang menetes di pelupukku.

AM, berbahagialah meski bahagiamu bukan perihal aku. Tersenyumlah meski senyummu bukan untukku. Jatuh cintalah meski bukan padaku, agar aku tetap melantunkan syukur kepada Tuhan karena tak pernah mengabaikan doa-doa baikku untukmu.

Tentang Penulis:
EZA AGATHA PUTRA
Penulis ini berasal dari Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan. Ia makhluk hidup berjenis manusia bermotif lelaki. Dilahirkan pada tanggal 23 September 1995, dan dibesarkan oleh Mamak-Bapaknya sewaktu cabe-cabean dan anak alay belum tercipta di muka bumi. Jika ditanya soal cinta, ia cuma menjawab, “AM.”

Surat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang