Probolinggo, 5 Desember 2020
Bersama malam ini, kutulis surat untuk seorang di bawah rembulan,
di sanaRS
Selamat malam, RS. Bagaimana dengan malam ini? Ketika kau baca surat ini, barangkali umurmu telah lebih seminggu dari perayaan yang semestinya. Namun, tidak! Bukankah perayaan itu tidak terlalu penting? Yang terpenting ialah aku selalu mengingat hari lahirmu. Tak ada kue tart malam ini, apalagi lilin-lilin kecil yang sengaja ditancapkan di atas kuenya. Tak ada, Rahma. Tak ada. Semoga kau tak mencarinya. Rahma, bilakah kau perkenankan aku menjadi satu bagian atau salah satu yang terus berada di sampingmu—meski dari jarak jauh. Tidak apa-apa. Aku mau, asal kita tetap bertatap seperti ini. Maaf, jika kehadiranku malam ini mengganggu mimpimu. Barangkali aku menelusup melewati jendela tralismu yang sejak beberapa tahun terakhir Ayahmu sengaja membelikannya dan memasang di jendala kamarmu. Tidak lain, agar kau tetap terjaga. Ya, aku mau selalu menjagamu. Meskipun aku bukan Ayah atau Ibumu. Akulah seorang yang (mungkin) kelak akan kau ajak berbincang untuk menertawakan kekonyolan surat ini. Jangan disenyumin, ini hanya surat biasa. Tak kububuhkan cinta yang dalam. Karena aku paham, kau tetaplah Adikku.
Selamat ulang tahun yang tak pernah kutunda mengucapkannya, hanya saja menjadi yang terakhir bagimu.
Dari yang mengagumi kinerjamu,
ShofiyahTentang Penulis:
Shofiyah, seorang pemuisi yang sering jatuh hati pada tingkah anak-anak, diadopsi dalam rahimnya, dan dijabarkan dalam bentuk narasi yang indah. Temukan dia di akun instagram @shofiyah_717
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta
RomanceCinta? Sebuah kata yang sulit diartikan, tetapi mudah untuk dirasakan. Ya, cinta itu sebuah rasa. Di mana orang-orang bisa merasakan kehangatan di dalamnya. Surat cinta berisi ungkapan perasaan seseorang kepada orang yang disukai. Siapakah mereka...