Extra Part 4

7.4K 479 12
                                    

Spesial masa muda Alpha William dan Luna Rose.

Chapter 1 - Pertama bertemu.

🌹🌹🌹

"Rose,"

Merasa namanya dipanggil, gadis berambut pirang itu berjalan dengan anggun meninggalkan pekerjaannya membuat ramuan penyembuh.

Rose menunduk hormat pada sang Luna White Moon Pack.

"Ya, Luna,"

Luna Juliet terkekeh pelan, ia mengelus pelan kepala anak perempuan semata wayangnya.

"Berdirilah," ucap Luna Juliet.

Rose menegakkan tubuhnya.

"Apakah kau sedang memerlukan bunga lavender?" Tanya Luna Juliet.

Rose mengangguk.

"Ini, aku menemukan tanaman lavender di perbatasan selatan," Luna Juliet memberikan lima tangkai bunga lavender pada Rose.

Mata Rose berbinar senang, ia menerima bunga itu dengan senang hati.

"Terima kasih, Luna," ucap Rose tersenyum lebar.

"Di perbatasan selatan juga ada beberapa tumbuhan obat yang mungkin kau butuhkan. Baiklah, aku pergi dulu, dah sayang." Ucap Luna Juliet melangkah pergi.

"Perbatasan selatan, ya?" Gumam Rose menatap bunga lavender yang berada di genggaman tangannya.

Ia tersenyum sumringah, kemudian meletakkan bunga lavender itu di sebuah kotak kayu. Rose berjalan dengan riang menuju perbatasan selatan.

🌹🌹🌹

Rose memetik beberapa tanaman yang tumbuh di perbatasan selatan, sesekali mulutnya bersenandung kecil.

"Apa maumu?! Kenapa kau mengikutiku terus?! Pergilah!!" Bentak seorang pria pada gadis berkulit putih pucat di depannya.

Gadis itu melayangkan tangannya pada pipi sang pria.

"Kau bilang kenapa?!! Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu!! Kenapa kau meninggalkanku dan memutuskan hubungan kita secara sepihak?!! Kenapa?!!" Teriak di gadis dengan air mata yang mengalir di pipi pucatnya.

Sang pria, sebut saja William, dia hanya menatap datar, kemudian berjalan meninggalkan gadis yang sedang meraung-raung itu.

Rose hanya terdiam, hidungnya menangkap aroma harum yang membuat dirinya menjadi candu.

William menatap Rose, matanya terbelalak saat mengetahui bahwa anak dari Alpha White Moon Pack adalah matenya.

William menghampiri Rose, wajahnya sangat dingin, tak berekspresi.

Sementara Rose tidak mempedulikan pria yang sedang menatapnya itu, Rose masih sibuk memetik tanaman-tanaman itu sebelum matahari terbenam.

"Apakah tanaman itu lebih menarik daripada matemu?" Tanya William.

"Ya," jawab Rose singkat, ia mengikat tangkai tanaman itu dengan sebuah sulur. Kemudian Rose menaburkan bibit bunga lain dengan sihirnya. Hal itu membuat William mengernyitkan keningnya.

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang