WARNING!!
Terdapat kata-kata kasar!
Bijaklah dalam memilih bacaan.
*********
Author POV
"B*ng*st! Anj*ng! B*b*! F**k! Ta*! Sh*t! Anjrit! Anjay! Anjir! Baj*ng*n!!!" Adlina tidak henti-hentinya mengumpat.
Apakah ada yang ingin menambah umpatan Adlina agar lebih lengkap?
Adlina sangat marah, dia bahkan bisa melampiaskannya pada siapa saja. Kemarin dia bertemu dengan Tessya yang membuatnya terkena tamparan Alpha William. Dan sekarang Adlina bertemu dengan Abigail yang mengklaim Melvin sebagai sang mate. Tidak bolehkah Adlina marah karena itu?
Oh Moon Goddess! Adlina ingin sekali melenyapkan Abigail. Mohon maafkan Adlina jika dia benar-benar khilaf.
"Belum saatnya untuk membalas, Adlina," Diandra tersenyum miring.
"Akan ada waktu di mana kita bisa membalas dendam padanya, jangan terlalu tergesa-gesa, biarkan dia merasa aman setelahnya... baru eksekusi! Hahaha!" Diandra tertawa keji memikirkan saat-saat yang dia tunggu.
Bulu kuduk Adlina berdiri, Diandra membuat aura membunuh yang keluar dari tubuhnya. Apakah white wolf memang sangat menyeramkan?
Sebenarnya dibandingkan dengan Adlina ketika sedang marah Diandra lebih seram. Adlina akan menghabisi orang yang membuatnya marah, setelah emosinya reda dia juga akan melupakan perbuatan orang itu.
Berbeda dengan Diandra, sisi serigala Adlina itu hanya akan menatap dingin orang yang membuatnya marah, memancarkan dendam dari tatapan matanya. Kemudian di saat ada kesempatan untuk membalas, Diandra tidak segan-segan menyiksa korbannya sampai benar-benar puas walaupun emosinya sudah reda dan perbuatan orang itu sudah lama sekali.
Kelihatannya saja kalem, pendiam, tenang, ramah. Sebenarnya Diandra itu berbahaya, keduanya juga sama-sama berbahaya.
"Kenapa semua orang menganggap ketika aku marah lebih seram daripada kamu? Padahalkan kamu kalau marah lebih nyeremin," ucap Adlina tidak terima.
Diandra sekarang tertawa terbahak-bahak. Adlina mulai takut kalau Diandra tidak waras atau dirasuki jin
"Karena aku lebih pintar berakting daripada kamu," ledek Diandra.
Adlina merengek minta tubuhnya diambil alih kembali. Diandra tidak langsung menjawab, dia memikirkan kemungkinan yang ada.
Diandra akhirnya mengangguk setelah berpikir beberapa saat. Adlina bersorak gembira.
Di sisi lain Melvin mengacak rambutnya dengan frustasi. Ia merasa frustasi karena Adlina, mate yang selalu ditunggu marah padanya.
'Padahal baru saja bertemu, tapi kenapa harus ada penghalang diantara kita?' Batin Melvin
"Ini semua karena jalang sialan itu!" Mario menggeram.
"Jangan panggil Abigail dengan sebutan jalang!" Ucap Melvin tidak terima
Mario berdecih, kesal dengan kebodohan Melvin. Bagaimana bisa Melvin yang biasanya pintar dan sering mempertimbangkan sebab-akibat jadi seperti budak cinta Abigai?
"Kamu lebih peduli sama jalang itu daripada mate kita? Sadar, Vin! Buka matamu lebar-lebar! Di depan matamu itu ada sebongkah permata berharga! Tapi kenapa kamu harus memilih batu krikil?! Adlina lebih baik dari pada jalang murahan itu!" Ucap Mario dengan penuh emosi.
"Cukup, Ri!!" Perintah Melvin dengan tegas.
Mario tertawa hambar, menertawakan sikap Melvin yang terus-menerus membela Abigail.
"Lihat, kamu membela dia. Aku tau Vin, aku tau kalo kamu suka sama dia. Aku peringatkan sekali lagi, jangan pernah menjadikan dia sebagai Lunamu. Kalau kamu masih ingin menghirup oksigen, jangan pernah lakukan itu. Yang boleh menjadi Luna hanya Adlina!" Peringat Mario dengan nada yang tegas.
Wolf Melvin itu memutus mindlink, lelah berdebat dengan Melvin yang seolah diberi 'Love Potion' oleh Abigail. Atau memang Melvin benar-benar di beri ramuan cinta?
Melvin mengusap wajahnya. Sekarang ini sebenarnya ia sangat khawatir pada keadaan Abigail. Ia ingin sekali menjenguk Abigail. Tapi, Melvin takut dengan Adlina.
Suara geraman membuat Melvin memutar tubuhnya. Saat berbalik, Melvin melihat Diandra yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
Tapi tunggu, warna mata Diandra adalah biru. Sedangkan mata yang kini menatapnya berwarna hijau. Berarti, mata itu adalah milik Adlina. Adlina telah berhasil mengambil alih kembali tubuhnya.
Tubuh Melvin membeku.
Tiba-tiba...
BUGH!
TBC
Sorry for typo🙏
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.HAPPY 10K PEMBACA ADLINA🎉🎊
I'm speechless ●_●.........
HUAA!!! GUE GAK NYANGKA!!!!
Makasih guys, telah mau membaca, memberikan vote, dan berkomentar di cerita Adlina. Gue berterimakasih bangetttt
(Sudah direvisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...