Author POV
'Mampus! Mampus! Mampus! Aku bakal mampus ditangan Melvin karena Adlina terluka!!!' Batin Nancy menjerit ketakutan.
Nancy tidak henti-hentinya menatap lengan Adlina. Wajah Adlina semakin pucat, hal itu membuat Nancy semakin takut dan khawatir.
"Lin, kamu bisa pake mantra penyembuh sementara?" Tanya Nancy dengan nada yang bergetar seakan menahan tangis.
Adlina menggeleng, energinya masih belum terkumpul dengan sempurna, ia takut kalau menggunakan kekuatannya dirinya malah akan jatuh ke kegelapan.
Nancy menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah dirasa aman, ia berganti shift dengan Camella.
"Naiklah," mindlink Camella.
Adlina menaikan satu alisnya, ia menatap sekeliling dan mencoba mengendus apakah ada manusia atau tidak. Hidungnya tidak mengendus bau manusia yang artinya aman. Ia kemudian naik ke atas punggung Camella.
"Berlarilah, Mell!" Mindlink Nancy.
Camella berlari dengan kecepatan maksimal, ia merasa kalau suhu tubuh Adlina menurun drastis, Camella juga merasa ada sesuatu yang mengalir di punggungnya.
'Darah?' Batin Camella bertanya pada diri sendiri saat ia mencium bau amis darah yang memiliki sedikit aroma manis.
Napas Adlina mulai terputus, tubuhnya sudah tidak kuat untuk regenerasi karena tidak memiliki energi yang cukup.
"Bawa aku ke White Moon Pack. Jangan ke Red Moon Pack," mindlink Adlina.
Camella menggeram untuk menjawab perintah Adlina.
Gerbang White Moon Pack sudah berada di depan mata Camella. Serigala betina itu tidak memperlambat lajunya, membuat para warrior yang berjaga segera menyingkir dari hadapan Camella, karena kalau tidak segera menyingkir kemungkinan besar Camella akan menabrak mereka.
Mencium aroma Adlina dan anaknya, Beta Rendy —ayah Nancy dan Jack— berlari menuju gerbang Pack. Ia melihat Camella berlari dengan sangat cepat.
Beta Rendy menghentikan lari Camella, ia menatap Adlina yang terbaring lemah di atas punggung Camella.
"Apa yang sudah terjadi?!" Tanya Beta Rendy dengan nada yang sangat khawatir.
Camella tidak menjawab pertanyaan Beta Rendy, serigala betina itu malah melanjutkan larinya yang sempat terhenti karena Beta Rendy.
Suara geraman terdengar dari mulut Beta Rendy. Wolf anaknya ini memang sedikit kurang sopan, tapi Beta Rendy masih memaklumi kekurang sopanan Camella, mungkin dia sedang terburu-buru untuk membawa Adlina ke rumah sakit pack.
Beta Rendy menyusul Camella. Di depan ruangan gawat darurat, ia melihat Camella sedang duduk menghadap pintu, kepalanya menunduk, napasnya tidak beraturan.
"Apa yang terjadi pada Adlina?!" Tanya Beta Rendy.
Camella menoleh, serigala itu berlari menuju kamar mandi untuk bertukar shift dengan Nancy.
Melihat hal itu, Beta Rendy menarik perkataannya tentang Camella yang 'sedikit kurang sopan' menjadi hanya 'kurang sopan'.
Nancy berjalan dengan langkah goyah, ia sedang kelelahan dan kehausan setelah berlari, atau mungkin teringat dengan ancaman Melvin.
"Apa yang sebenarnya terjadi?!" Tanya Beta Rendy, lagi. Ia masih bersabar menghadapi anak perempuannya ini.
Nancy menoleh, menatap sang Ayah dengan tatapan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...