Adlina POV
Sebelum berakhirnya cerita Luna Calista, ibu Melvin dan Luna dari Red Moon Pack, aku sempat mencium aroma yang sepertinya aku kenali.
"Ndra, aku kayak kenal aroma ini," mindlinkku pada Diandra.
"Aroma siapa memangnya? Aku memang bisa mencium aroma ini, tapi tidak tau milik siapa," balas Diandra.
Luna Calista menyelesaikan ceritanya dengan berurai air mata. Aku hanya menautkan jari-jariku karena tidak tau harus bereaksi apa. Tiba-tiba sebuah pertanyaan melintas di pikiranku setelah mencium aroma itu.
"Arnold. Di mana Arnold?" Tanyaku.
Oh Moon Goddes, semoga Arnold masih hidup.
Luna Calista mengusap air matanya, ia menatapku lembut. Ah... Tatapannya itu mirip dengan tatapan Mama.
"Dia–" perkataan Luna Calista terpotong oleh seseorang.
"Hallo, Mom!"
Aku dan Luna Calista menoleh dengan serempak. Menatap seorang cowok berambut pirang yang baru saja memanggil Luna Calista dengan sebutan 'Mom'.
"Arnold." Gumamku menatap tidak percaya.
Luna Calista tersenyum teduh, jemarinya melambai, menyuruh laki-laki yang diduga sebagai Arnold itu untuk mendekat.
"Adlina sayang, laki-laki yang berada di depanmu ini adalah Arnold Willros Carles Ashmore. Dia adik kandungmu," ucap Luna Calista mengenalkan.
Aku menatap tidak percaya laki-laki di depanku ini. Dia beneran Arnold?! Adekku?! Dan dia sudah sebesar ini?! Oh Moon Goddes! Terima kasih telah mengabulkan doa'ku.
"Arnold?" Panggilku dengan ragu.
Dia tersenyum. Aku segara memeluk tubuh Arnold dengan erat.
"Astaga! Aku gak pernah berpikir bakal ketemu kamu di sini. Dan coba lihat dirimu. Kamu sudah besar ternyata," aku menatap Arnold dari atas sampai ke bawah.
Luna Calista mengelus pundakku.
"Nah, Arnold. Ini adalah Adlina, mate dari Melvin dan kakak kandung kamu." Ucap Luna Calista.
Arnold kembali memeluk tubuhku.
"Kak, aku rindu sama kak Adlin," ucap Arnold.
Aku membalas pelukkan Arnold, menggenggam wajahku di ceruk lehernya. Kini aku benar-benar mencium aroma yang sempat aku cium sebelumnya.
"Aku lebih rindu denganmu," aku tersenyum menatap sang rembulan, kembali mengucapkan terimakasih.
"Thanks, Goddess. Telah mempertemukan kami kembali." Ucapku dengan tulus.
Malam ini, kebahagiaanku bertambah, yaitu bisa bertemu kembali dengan adikku, Arnold, yang hilang selama 12 tahun. Thanks, Goddess.
🍒🍒🍒
Author pov
Mereka (Adlina, Melvin, Arnold, dan Luna Calista) berkumpul di ruang keluarga.
Adlina terus-menerus mengusap rambut Arnold, membuat Melvin menjadi iri.
"Nold, kamu ngapain balik sih?! Mending kamu cabut lagi aja sana! Ganggu banget dah!" Gerutu Melvin dengan kesal.
Adlina memelototi Melvin, mata hijaunya kembali berkilat.
"Gak! Arnold gak boleh pergi!" Ucap Adlina dengan tegas.
Bibir Melvin mengerucut, sementara Arnold tersenyum penuh kemenangan dan memeluk pinggang Adlina. Arnold menjulurkan lidahnya meledek Melvin.
"Tapi, Sweetheart. Dia udah rusak acara kita..." ucap Melvin menatap Arnold dengan tajam.
"Bukannya aku ke sini dengan tujuan memperkenalkan diri kepada orang tuamu?" Tanya Adlina sinis.
"Iya juga sih. Tapi 'kan harus ada kencan!" Melvin merengek.
"Ya udah sih, kak. Biarin aku sama kak Adlin melepas rindu. Kak Elvin gak pengertian nih. Padahalkan aku sama kak Adlin udah terpisah selama 12 tahun," ucap Arnold menyandarkan kepalanya di bahu Adlina.
Adlina mengangguk setuju, dengan tangan kanan yang masih mengelus rambut Arnold dengan lembut. Entah kenapa Adlina sangat suka dengan rambut pirang Arnold yang warnanya sangat mirip dengan mendiang Mamanya. Ditambah dengan kulit putih pucatnya, Arnold menjadi sangat mirip dengan Luna Rose, hanya saja versi laki-laki. Ah, Adlina jadi rindu dengan Mamanya.
Luna Calista tampak tersenyum melihat interaksi kakak beradik yang satu ini.
'Rose, apakah kau bisa melihat ini? Adlina dan Arnold sudah bertemu kembali, mereka terlihat sangat bahagia. Aku harap kau juga bahagia di sana.' Batin Luna Calista.
Melvin mendengus lalu menjatuhkan badannya di sofa, kepalanya berbaring di paha Adlina yang digunakan sebagai bantal.
"Sweetheart..." panggil Melvin sambil memainkan jarinya seperti anak kecil.
"Hm?" Adlina hanya berdehem.
"Sweetheart..." panggil Melvin lagi, merengek seperti anak kecil.
"Apa?" Tanya Adlina tanpa mempedulikan Melvin.
"Kamu jahat tau gak. Masa aku dicuekin gara-gara werewolf ingusan itu!" Melvin berubah menjadi manja. Jujur ia sangat iri dengan Arnold.
Mario sedari tadi tidak berhenti tertawa melihat Melvin diacuhkan oleh Adlina. Padahal, secara tidak langsung dirinya juga ikut diacuhkan oleh Adlina.
TBC
Sorry for typo..🙏
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Oke guys. Jadi gini, gue mau kasih cast buat para pemain Adlina. Tapi gue gak tau cast yang cocok. Ada rekomendasi gak buat cast pemain Adlina?Siapa yang cocok jadi Adlina?
Kalo Melvin?
Adlan?
Nancy?
Hans?
Arnold?
Tessya?
Abigail?
Luna Rose&Luna Calista?
Alpha William?
Udah sih, gitu doang yang mau gue bacotin.
Jangan lupa vote yak?
⭐➡🌟✔Okay, see you on Wednesday dan thank you, guys!!!
(Sudah direvisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...