Author POV
"Mate! Mate! Mate!"
Demi Moon Goddess, Adlina sedang fokus-fokusnya bermain, tiba-tiba penciuman tajamnya mencium bau harum apel, mint, dan pohon pinus yang sangat menyegarkan.
Diandra terus menerus mengucapkan kata mate! Mate! Dan mate! Membuat fokus Adlina terpecah, bahkan beberapa kali dia salah mengoper bola.
Adlina menulikan pendengaran, ia menggeleng pelan mencoba untuk fokus kembali
Dan...
"GOL!!!"
Pritt!!!!
Semua bersorak gembira saat Adlina menendang bola ke dalam gawang lawan. Sekarang skornya menjadi 3-0, tim Adlina menang.
Para anggota tim futsal berlari menghampiri Adlina lalu melempar tubuhnya ke udara.
"Udah.. udah.. cukup, turunin aku," mereka pun menurunkan tubuh Adlina.
"Aku udah duga kalo kita bakal menang!" Ucap Rina dengan girang. Mereka mengangguk setuju.
Fowla yang berdiri tak jauh dari kotak berisi air mineral melempar satu botol air mineral dingin pada Adlina. Adlina dengan tanggap menangkap air itu, meminumnya hingga tandas.
"Nah! Kita 'kan udah menang nih, gimana kalo ntar malem kita makan-makan merayakan kemenangan kita? Tenang aja, aku yang traktir kok!" Ucap Fowla.
Sorakan kegembiraan kembali terdengar dari mulut mereka.
"Guys, aku ke toilet bentar ya?" Ijin Adlina sambil mengambil handuk kecil, kemudian menyampirkannya di bahu kanan.
🌾🌾🌾
Adlina mengelap keringat yang menetes di pelipisnya dengan handuk. Bajunya basah kuyup terkena keringat.
Saat keluar dari toilet, Adlina kembali mencium bau harum sang mate dan benar saja, dia sedang bersandar di tembok menatapnya dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya.
"Hello, honey!" Sapanya dengan ramah.
"Hai...?" balas Adlina bingung dan agak canggung.
"Kamu Melvin 'kan?" Tanya Adlina memastikan.
Karena jujur saja, Adlina jarang bersosialisasi dengan teman lainnya apalagi bertemu langsung dengan Melvin si Ketua OSIS. Dia melakukannya agar tidak ada musuh yang mengetahui keberadaannya.
"Bukan, honey," jawabnya.
Kening Adlina mengernyit. Jadi matenya bukan Melvin? Lalu siapa? Pikir Adlina.
"Aku bukan Melvin, tapi wolfnya," lanjutnya dengan senyum jail.
Adlina mendengus kesal.
"Mate kita sangat imut, Lin," mindlink Diandra berceletuk.
Tidak ada balasan dari Adlina, dia hanya diam.
"Jadi, namamu siapa?" Tanya Adlina.
"Perkenalkan namaku Mario. Kamu boleh panggil aku Rio, sayang, honey, love, panggil suami juga gak apa-apa," jawab Mario sambil tersenyum manis.
"Oh Moon Goddes! Terima kasih telah memberikan saya mate yang sangat manis dan tampan ini," ucap Diandra merasa sangat bersyukur.
"Dia mateku juga!" Ucap Adlina tidak terima lantaran Diandra hanya menyebut Melvin sebagi matenya saja.
"Em.. Lin.. bolehkah kita bertukar? Aku ingin berbicara dengan mate kita." Pinta Diandra.
Adlina mengabulkan permintaan Diandra, dia membiarkan tubuhnya diambil alih oleh Diandra karena sisi serigalanya itu ingin berbicara dengan Melvin.
Mata Adlina yang awalnya berwarna sehijau batu zamrud berubah menjadi biru yang sangat indah dan menawan.
Adlina tiba-tiba tersenyum dengan manis. Wajah yang biasanya terlihat judes tanpa senyuman, sekarang tersenyum dengan manis. Senyuman yang tidak pernah Adlina tunjukkan sebelumnya. Karena senyuman itu bukanlah milik Adlina, melainkan milik Diandra.
"Hai," sapa Adlina dengan ramah. Ups ralat, bukan Adlina tapi Diandra.
Mario dan Melvin terlihat bingung, namun segera menetralkan raut wajahnya.
"Hai juga, honey!" Sapa balik Mario setelah beberapa detik terdiam dengan perubahan sifat matenya.
"Huft.. akhirnya aku bisa juga mengambil alih tubuh Adlina," ucap Diandra lega.
Serigala itu mengedipkan kelopak matanya berkali-kali, menyesuaikan cahaya yang masuk.
Salah satu alis Mario terangkat.
"Memangnya kamu belum pernah mengambil alih tubuh Adlina?" Mario bertanya karena penasaran.
'Seorang werewolf seperti Adlina belum pernah bertukar dengan wolfnya sendiri? Sangat aneh dan tidak biasa. Karena seorang werewolf biasanya dapat berganti shift diusia 12 atau 13 tahun, sedangkan umur Adlina sekarang berkisar antara 16 tahunan.' Melvin membatin.
Diandra menggeleng.
"MELVIN!!" Teriak seseorang dengan lantang.
Serempak Mario dan Diandra menoleh ke sumber suara.
Mimik wajah Mario yang awalnya ramah berubah menjadi datar saat melihat siapa yang meneriakkan nama he-nya.
TBC
Sorry for typo...
Oke gan, jadi siapakah yang memanggil nama Melvin? Kenapa wajah Mario berubah menjadi datar?
Mau spoiler lagi gak? Mumpung gue lagi baik nih, hehe.
Spoilernya itu..........
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
R. A. H. A. S. I. A!!Hahaha!! sorry guys.
Ga kok gak. Kalian beneran mau spoiler gak? Kalo mau jadi....
.
.
Adlina bakal berantem.(Sudah direvisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...