Chapter 27

12.8K 999 15
                                    

Author POV

Malam bulan purnama telah tiba. Mata Adlina menyala hijau terang, sesekali juga berwarna biru. Adlina melolong dengan keras.

Adlina melompat dari balkon kamarnya yang berada di lantai 4 dengan sangat mudahnya.

Ketika kakinya menapak tanah, tubuh Adlina berubah menjadi serigala putih dengan tubuh yang besar.

Kaki-kaki tegap Diandra berlari menuju hutan terdekat untuk berburu. Mata birunya menyala dengan terang dan bulu putihnya yang bercahaya terkena sinar rembulan.

Tiba-tiba ada serigala berbulu coklat, hitam, dan putih yang tidak terlalu besar berlari mengejar Diandra. Mata serigala itu berwarna merah, mengingatkan Diandra pada Everard (wolf Adlan).

Serigala itu berhenti tepat di depan Diandra dan menggeram, seolah mengatakan sesuatu.

Diandra mengangguk kemudian kembali berlari masuk lebih dalam ke dalam hutan diikuti serigala tadi.

Lari Diandra semakin cepat ketika mengendus bau mangsanya. Mata birunya menyala semakin terang, kadang-kadang mata itu juga berubah menjadi hijau.

Diandra melompat dan menerkam seekor rusa berukuran lumayan besar.

Rusa itu langsung tidak bisa berkutik karena kuku tajam dan panjang milik Diandra.

Diandra memakan mangsa buruannya di tempat. Ia sangat menikmati hasil buruannya.

Serigala yang mengikutinya hanya memperhatikan saja.

Selesai menyantap buruannya Diandra berjalan menuju salah satu semak-semak.

Diandra bertukar dengan Adlina. Adlina mengambil pakaiannya yang sengaja ia tinggalkan di beberapa tempat di hutan.

Adlina berjalan menuju serigala tadi.

"Sejak kapan kamu bisa berganti shift?" Tanya Adlina pada Arnold.

Ya, serigala yang sedari tadi mengikutinya adalah Arnold.

"Tadi, waktu bulan purnama." Jawab wolf Arnold.

Adlina mengernyitkan kening. Padahal Arnold baru berumur 12 tahun, tapi kenapa ia sudah bisa berganti shift dengan wolf nya?

"Beneran? Harusnya 'kan werewolf bisa berganti shift ketika umur 13 tahun, kok kamu udah bisa? Dulu aku kok umur 16? Aku yang telat atau kamu yang kecepetan?" Tanya Adlina heran.

"Mungkin karena aku keturunan Alpha, bisa jadi 'kan?" Tanya balik wolf Arnold yang belum Adlina ketahui namanya.

"Maybe. By the way, aku belum tau namamu," ucap Adlina.

"Perkenalkan, namaku Maverick. Kak Lin boleh memanggilku Mave, Verick, Erick, atau Rick. Segampangnya kak Lin aja," kata Maverick.

"Gimana kalo Erick? Aku suka sama nama itu," jawab Adlina.

Maverick mengangguk, "Kak Lin," panggil Maverick.

"Hm?"

"Wolf Kak Lin namanya siapa?" Tanya Maverick.

Adlina tersenyum, "Biar dia aja yang ngenalin dirinya. Bentar ya,"

Mata hijau Adlina berubah menjadi biru, tanda kalau tubuh Adlina sedang diambil alih oleh Diandra.

"Namaku Diandra, salam kenal, Veri," ucap Diandra dengan suara yang sangat lembut.

Diandra tersenyum manis kearah Maverick. Maverick menggoyangkan ekornya karena senang ketika mendengar nama panggilan dari Diandra khusus untuknya.

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang