Chapter 22

14.8K 1.1K 11
                                    

Author POV

Adlina sedang berusaha melepaskan telapak tangan Melvin yang membekap mulutnya.

Adlina berpikir sejenak, kemudian tersenyum miring. Ia menemukan ide yang bagus.

Nafas Adlina tersenggal, tangannya menepuk-nepuk tangan Melvin. Melvin yang tersadar akan kesalahannya pun segera melepaskan tangannya dari mulut Adlina.

"Kamu tak apa, Sweetheart?" Tanya Melvin khawatir.

Adlina mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman tipis yang tidak ketara.

Tatapan mata Adlina teralih ke sudut bibir Melvin yang terdapat darah kering di sana. Adlina tau kalau luka kecil itu bisa sembuh dengan sendirinya. Namun tetap saja Adlina merasa sangat bersalah telah menyakiti matenya sendiri.

Adlina mengusap sudut bibir Melvin dengan lembut, takut menyakiti Melvin.

"I'm sorry, Vin," ucap Adlina dengan tulus.

Cup.

Adlina mencium bibir Melvin.

Melvin mematung dengan kelakuan Adlina yang secara tiba-tiba mencium dirinya.

Melvin memastikan kalau yang berada di depannya ini Adlina atau Diandra. Tapi mata hijau itu hanya milik Adlina. Berarti Adlina benar-benar telah menciumnya.

"Berani juga kamu, Lin," mindlink Diandra.

"Berani adalah arti namaku (Brave)." Jawab Adlina enteng.

Adlina melepas ciumannya lalu lamgsung memeluk Melvin dengan pipi yang bersemu merah.

"Maaf, Vin," ucap Adlina lagi.

Melvin membalas pelukan Adlina.

"Iya, aku sudah memaafkanmu, Sweetheart," ucap Melvin mengusap rambut Adlina dengan sayang.

Mereka tidak tau kalau ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan wajah terkejut.

Entah bagaimana Adlina dan Melvin tidak menyadari kehadiran orang ketiga itu. Mungkin karena terlalu asyik dengan urusan pribadi.

Apakah kalian mengetahui siapa orang ketiga itu?

"ASTAGA!! OH MOON GODDESS!! MATA SUCIKU TERNODAI!! DAVE!! MATA KITA TERNODAI!!!" Teriak si orang ketiga dengan histeris.

Reflek, Adlina dan Melvin langsung melepas pelukan mereka.

"Hans!"

Melvin menatap Hans dengan sorot mata yang tajam. Sementara Adlina hanya mematap datar, seolah tidak terjadi apa-apa.

Benar kata Diandra, kalau Adlina itu 'Drama Queen', dia pandai sekali berakting dalam segala situasi.

"OH MOON GODDESS!!!" Pekik Hans lagi menutup matanya yang menurut Hans sudah tidak suci lagi.

"Hans!" Panggil Melvin dengan tegas.

Mata abu-abu Hans berubah menjadi berwarna coklat muda. Hans membungkukkan badannya dengan hormat.

"Maaf, Alpha," suara Hans berubah menjadi lebih berat.

Melvin hanya mengangguk.

"Ya, tak apa. Berdirilah, Dave," perintah Melvin.

Dave (wolf Hans) berdiri, kepalanya menunduk.

"Maaf, Alpha. He saya memang tidak sopan. Sekali lagi saya mewakilkan Hans meminta maaf pada Anda, Alpha," ucap Dave merasa tidak enak.

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang