"Melvin!! Kamu di mana sih?! Bantuin aku woy! Ni si kembar susah banget diaturnya!!" Teriak Adlina sembari memakaikan baju pada Oliver, si bungsu yang tidak mau diam, sedangkan Elvira, kembaran Oliver, berlari-lari keliling kamar sambil menyebar bedak.
Alesia, si sulung yang sekarang berusia 4 tahun mendekati Bundanya yang tampak kerepotan.
"Ada yang bisa Al bantu, Bun?" Tanya Alesia dengan suara yang sangat menggemaskan.
Adlina tersenyum, kemudian menggeleng. Ia masih berusaha memakaikan baju pada Oliver.
"Beneran?" Tanya Alesia memastikan, gadis kecil itu benar-benar ingin membantu Bundanya yang kerepotan.
"Iya. Tapi kalo Al pengen bantu Bunda, Al bisa tolong panggilin Ayah?" Ucap Adlina.
Alesia mengangguk, ia berlari kecil menuju tempat Ayahnya berada.
Adlina menghembuskan napas lelah, Oliver telah memakai pakaiannya. Ia tersenyum menatap anak-anaknya yang aktif dan sehat.
"Buna... Ily lapal," ucap anak kecil lain sambil menarik-narik ujung baju yang dikenakan Adlina.
Adlina berjongkok, menyetarakan tingginya dengan Ilyona, anak keduanya yang berusia 3 tahun. Adlina mengusap rambut pirang Ilyona dengan lembut.
"Sebentar ya, sayang. Kita tunggu Ayah dulu," ucap Adlina dengan lembut.
Ilyona mengangguk pasrah.
"Di mana adikmu Ulrich?" Adlina menanyakan anak ketiganya.
"Itu," Ilyona menunjuk adiknya yang sedang tertidur pulas di sofa dengan diganggu oleh si kembar Elvira dan Oliver.
"Elvira, Oliver, jangan ganggu kakak," ucap Adlina memperingati kedua anaknya yang masih 1 tahun itu, sedangkan Ulrich berumur 2 tahun.
Elvira dan Oliver tertawa cekikikan saat melihat Ulrich yang tidurnya tampak terganggu, hingga akhirnya terbangun. Ulrich hanya menatap datar kedua saudaranya yang telah menganggu tidurnya.
"Ada apa, Sweety?" Tanya Melvin sambil menggendong Alesia.
Adlina ingin sekali mencakar wajah tanpa bersalah milik Melvin, namun ia harus menahannya.
'Sabar, Adlina... Kamu bisa nyakar wajahnya kalo gada anak-anak..' batin Adlina.
"Dari mana aja sih? Aku minta bantuan dari tadi tau!" Ucap Adlina.
Melvin menurunkan Alesia dari gendongannya karena anak itu ingin bersama keempat adiknya.
"Maafkan aku, Sweetheart," ucap Melvin.
"Baiklah, tak usah diambil pusing. Lebih baik kita sarapan saja, anak-anak sudah lapar," ucap Adlina.
Melvin mengangguk setuju. Adlina berjalan terlebih dahulu menuju ruang makan, sedangkan ia menggiring AIUEO bersaudara.
Tiba di ruang makan, tampak Adlina sedang menyiapkan makanan sendirian.
Jika kalian bertanya apakah di rumah mereka ada maid atau Omega, jawabannya adalah tidak ada. Adlina sendiri yang memintanya. Jadi dirinya dan Melvin lah yang bertugas mengurus rumah dan anak-anak. Namun terkadang Melvin akan meminta para maid untuk datang ke rumah karena merasa kalau Adlina sudah kerepotan.
"Nah, twins, kalian duduk yang manis ya, jangan ribut," ucap Melvin meletakan Elvira dan Oliver di kursi khusus bayi.
"Ayah, Lich kasian," ucap Ilyona menunjuk adiknya Ulrich yang tampak kesusahan untuk naik ke atas kursi.
Melvin terkekeh, ia mengangkat tubuh Ulrich.
"Tak perlu malu untuk meminta bantuan, boy," Melvin mengacak rambut hitam Ulrich dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...