Sorry kalau ada typo🙏
So, happy reading, guys!******
Author POV
Sekarang ini Adlan (kakak Adlina) sedang berada di rumah sahabatnya, Melvin. Nama lengkapnya Melviano Alvaro Carles seorang calon Alpha dari Red Moon Pack.
"Nih diminum, sekalian dimakan juga tuh cemilannya," kata Melvin menaruh nampan berisi minuman dan camilan di atas meja.
"Repot-repot amat, Vin. Sampai kamu yang bawa sendiri. Kenapa gak minta dibawain sama maid aja?" Tanya Adlan sambil mencomot camilan di dalam toples.
"Mereka lagi sibuk, aku juga lagi pengen belajar mandiri," jawabnya sambil membaca buku sejarah.
Pintu rumah Melvin terbuka, seorang remaja laki-laki dengan keringat yang mengalir di tubuhnya. Dia terlihat seperti sehabis lari maraton
"Maaf Alpha, saya datang terlambat," ucapnya dengan napas terengah-engah.
Melvin menatapnya tidak peduli, beralih lagi membaca buku sejarahnya.
"Jangan memanggilku dengan sebutan 'Alpha', aku masih calon. Panggil aja Melvin. Ingat, tanpa embel-embel 'Alpha'," ucap Melvin tegas.
"Baik, kak," kata orang itu.
Melvin berdecak kesal, "tadi 'kan aku menyuruhmu panggil aku Melvin, kenapa jadi 'kak'?" Tanyanya mengalihkan pandangannya dari buku ke orang itu.
"Lho? Saya bener dong, 'kan kak Melvin lebih tua dari saya," jawab orang itu tersenyum lebar seolah tidak ada beban
Adlan hanya menyimak saja, dia tidak tau arah pembicaraan mereka ke mana dan tidak mau ikut campur.
"Whatever, Hans," putus Melvin dengan malas.
Selanjutnya tawa seseorang yang Melvin panggil Hans itu meledak. Remaja laki-laki itu sampai memegang perutnya.
"Bercanda elah, Vin," kata Hans sambil masih tetap tertawa.
Hans melirik ke arah Adlan, tampak penasaran.
"Sapa nih, Vin? Kayak pernah liat wajahnya," tanya Hans penasaran dan seperti terlihat mengingat-ingat.
"Jangan natap dia kayak gitu! Dia calon Alpha White Moon Pack, sahabat gue," jawab Melvin.
Hans menutup mulutnya kemudian membungkukkan badannya.
"Maafkan saya telah bersifat lancang, Alpha," kata Hans.
Adlan terkekeh pelan, "santai aja kali, Hans,"
Hans menegakkan badannya yang membungkuk, kemudian mengangguk paham.
"Em.. jadi nama kamu itu.. Adlan Raka Nelson Darren Ashmore, bener gak?" Tanya Hans memastikan.
Adlan mengangguk, "iya, bener,"
"Yang waktu kecil dipanggil Alan 'kan?" Tanya Hans lagi.
Kening Adlan mengernyit dalam. Darimana calon Beta Red Moon Pack ini tau nama panggilan masa kecilnya? Padahal kita baru pertama kali bertemu. Apalagi nama panggilan 'Alan' itu hanya dipergunakan oleh Mama dan Adlina.
"Tau dari mana?" Tanya balik Adlan.
"Dulu Adlina sering cerita sama aku tentang Alan. Aku kira Alan itu orang yang disukai Adlina, eh.. ternyata kakaknya," jawab Hans menyenderkan punggungnya pada sofa.
"Btw, kamu kenal adikku dari kapan?" Adlan mulai penasaran dengan laki-laki itu.
Hans menyunggingkan senyuman manisnya, "kira-kira sejak Adlina berumur 6 tahun, setelah insiden, maaf, meninggalnya Luna Rose. Mamaku itu sahabat dekatnya Luna Rose, Mamaku bilang Adlina pasti sangat terpukul setelah kepergian Luna Rose, apalagi banyak rumor yang beredar bahwa Alpha William membenci Adlina.
"Jadi Mamaku menyuruhku untuk menjadi teman Adlina. Ya cuma segitu sih yang aku inget. Intinya, aku, Adlina, sama Nancy udah sahabatan sejak kecil," jelas Hans panjang lebar.
Hans memberi jeda sejenak untuk mengambil napas, Adlan menunggu dengan sabar.
"Kamu mungkin ga kenal aku, soalnya kamu 'kan jarang keluar dan main sama Adlina," lanjutnya.
Tangannya terulur untuk mengambil kacang almond yang ada di dalam toples kaca, kemudian memakannya dengan lahap.
Melvin menepuk punggung Hans, membuat Hans tersedak kacang almond.
"Makannya biasa aja! Kayak kamu gak pernah makan kacang almond!" Peringat Melvin menutup buku sejarahnya, meletakkan di samping tempat duduk, menggantinya dengan ponsel.
"Antum jahad sekali sama ana!" Ucap Hans setelah meminum sirup milik Melvin tanpa meminta ijin terlebih dahulu, tangannya kembali mencomot kacang almond itu.
Melvin mendengus keras. "Beta sialan!" Makinya.
Adlan hanya terkekeh pelan dengan interaksi calon Alpha dan Beta ini.
Telinga Adlan berdenging, menandakan bahwa ada yang ingin menghubunginya lewat mindlink.
"Kak, bisa pulang ke Pack? Sekarang aku sama Adlina ada di Pack. Dari tadi Adlina diajakin pulang gak mau, takutnya nanti Adlina berantem lagi sama Alpha William," mindlink Nancy dengan nada khawatir bercampur takut.
"Aku pulang sekarang!" Adlan memutus mindlink sepihak mendengar penjelasan Nancy.
Adlan bangkit dari duduk, kemudian menyambar jaket bombernya yang tergeletak di sofa.
"Vin, Hans, aku balik dulu. Thanks makanan sama cemilannya!" Adlan berlari keluar rumah Melvin dengan tergesa-gesa.
"Yoi!" Balas Melvin.
Adlan menutup pintu mobil dengan keras dan menancap gas dengan kecepatan tinggi. Adlan berharap Papa belum pulang dan dia tepat waktu sampai di Pack.
TBC
HAPPY 1K PEMBACA ADLINA!!🎉🎊
Thanks ya para readers yang sudi membaca cerita gue ini!! makasihhhh banget🙏
Gue bener-bener gak nyangka kalo cerita ini ada yang baca...
Awalnya gue ragu buat publish ni cerita karena masih banyak kesalahan penulisan di sana sini, ceritanya juga masih amburadul dan gak nyambung banget... tapi gue beraniin buat publish.Tanpa kalian para readers yang budiman, cerita gue ini gak ada gunanya...
Matur suwun sanget nggih🙏🙏
(Sudah direvisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...