Author POV
"ADLINA BRAVE JESLYN ADELICIA ASHMORE!!! BERHENTIIN MOTORNYA GAK?!! AKU GAK MAU MATI MUDA WOYY!!!" Teriak Nancy menyebutkan nama lengkap Adlina.
Adlina geram. Dia memang sudah biasa mendengar teriakkan Nancy, tetapi tetap saja terasa menganggu.
"BISA DIEM GAK?!" Teriak balik Adlina pada Nancy, berusaha mengalahkan deru suara motor.
"ADLINA!! JANGAN NGEBUT!!" Ternyata Nancy tidak mendengarkan teriakkan Adlina, ia masih saja berteriak.
Adlina mendengus kesal. Tiba-tiba Adlina mencium bau sesuatu yang mencurigakan.
"Grrr!"
Adlina menggeram lalu mengerem mendadak membuat kepala Nancy membentur punggung keras Adlina
Dugh!
"Adohh!! Sakit kepalaku!!"
Nancy mengelus kepalanya yang terbentur punggung Adlina, tapi anehnya punggung Adlina sama sekali tidak merasa sakit.
"Berhenti sih berhenti! Tapi gak usah dadakan kayak tahu bulat woy!!" Sungut Nancy kesal.
"Grrr!!" Adlina menggeram lagi, Nancy menjadi diam ketika mendengar geraman Adlina.
"Kamu... Kamu kenapa, Lin?" Tanya Nancy takut, badannya bergetar takut Adlina marah padanya.
"Rogue!" Desis Adlina.
"WHAT?! ROGUE?!" Teriak Nancy heboh.
Adlina langsung membekap mulut Nancy agar tidak bersuara karena bisa memancing para rogue atau werewolf liar untuk datang pada mereka.
"Jangan berisik," bisik Adlina pelan, Nancy mengangguk patuh.
"Lin, biar aku aja yang ambil alih," Kata Diandra melalui mindlink.
"Jangan, aku aja yang hadapi. Udah lama juga aku gak berhadapan dengan rogue." Ucap Adlina menyeringai keji.
"Oke, kalau itu maumu, tapi kalau kamu butuh bantuanku, aku siap bantu." Putus Diandra, Adlina mengangguk lalu memutus mindlink.
Adlina melirik ke arah Nancy.
"Siap untuk bertarung, Nancy Michela Briliana Zylgwyn?" Tanyanya membuat Nancy menyeringai jahat.
"Siap, Adlina Brave Jeslyn Adelicia Ashmore, let's go!"
Adlina mengangguk. Dan benar saja, tiba-tiba muncul 10 rogue yang mengepung Adlina dan Nancy karena mencium bau mereka atau suara yang dihasilkan teriakkan Nancy.
"Are you ready?" Tanya Adlina mengeluarkan cakar tajamnya, Nancy mengangguk mantab.
"Ready!"
🍁🍁🍁
Pertarungan pun dimulai. Adlina dan Nancy bertarung tanpa mengandalkan wolf mereka.
Rogue-rogue itu menyerang secara bersamaan, cukup membuat Adlina dan Nancy kewalahan menghadapi mereka, karena dua lawan sepuluh sangat tidak adil.
Srett!
"Arghh!!" Jerit Nancy kesakitan karena kakinya dicakar oleh salah satu rogue.
Mata Nancy yang tadinya berwarna coklat hazel berubah menjadi kuning keemasan, terdengar suara retakan tulang dari tubuh Nancy, lalu muncul seekor serigala betina berbulu coklat. Itu adalah wujud wolf Nancy, Camella.
"Ggrrrr!!"
Camella menggeram keras, lalu menggigit leher rogue yang telah mencakarnya. Leher rogue itu terkoyak.
Camella mencakar dan menggigit rogue-rogue itu dengan ganas. Tersisa dua rogue lagi. Adlina menghabisi kedua rogue itu dengan tangan kosong.
Camella berganti shift dengan Nancy, Adlina langung melempar baju Nancy untuk dikenakan karena baju Nancy yang sebelumnya ia kenakan telah robek.
"Gimana lukamu?" Tanya Adlina mengelap luka di pipinya dengan sapu tangan yang didapatnya dari dalam tas.
Nancy melirik lukanya yang menganga, "Lumayan," Jawabnya.
"Masih bisa jalan?"
"Masih,"
Nancy mengangkat ibu jarinya. Adlina mengangguk, lalu kembali naik ke atas motornya.
"Naik," Adlina menunjuk boncengan motornya dengan dagu, menyuruh Nancy untuk duduk di sana.
Nancy duduk manis di atas boncengan motor Adlina.
"Udah?" Tanya Adlina, Nancy mengangguk. Adlina mengegas motornya."Jangan ngebut, Lin!" Peringat Nancy.
"Kamu mau ketemu rogue lagi? Aku sih ogah!" Kata Adlina. Nancy menggeleng dengan cepat.
Adlina mengegas motornya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan arena pertarungan yang kini diisi oleh mayat-mayat rogue.
🌲🌲🌲
Sesampainya di rumah kediaman keluarga Nancy, Adlina tersenyum kecil. Ia sangat senang berada di kediaman ini karena serasa sangat nyaman dan hangat.
"Nancy? Adlina?"
Merasa namanya dipanggil, Adlina dan Nancy menoleh dengan serempak. Mereka melihat seorang wanita tengah tersenyum manis menatap mereka. Adlina dan Nancy mendekat lalu memeluk wanita itu.
"Sudah pulang ya?" Tanya wanita itu menyambut kedatangan keduanya.
"Iya, Mih," Balas Adlina.
"Mamih di rumah juga? Nancy kira Mamih ada di Pack," tanya Nancy.
"Baru saja Mamih pulang," jawab Sofia.
Sofia Margaretta Zylgwyn, wanita itu biasa dipanggil Mamih oleh Adlina, Nancy dan Jack (adik Nancy). Sofia adalah ibu dari Nancy sekaligus tante Adlina atau adik dari Alpha William, namun Adlina sudah menganggap Sofia sebagai ibu kandungnya sendiri begitu pula dengan Sofia yang menganggap Adlina anaknya.
Hubungan mereka sangat harmonis. Luna Rose, ibu Adlina, menitipkan anaknya kepada Sofia karena Sofia dapat dipercaya untuk merawat Adlina.
Sofia menyanggupi permintaan Luna Rose. Ia sangat menyayangi Adlina dan akan melindungi Adlina dari kakaknya, Alpha William.
TBC
(Sudah direvisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...