Author POV
Adlina berjalan menuju garasi rumah Nancy, Sofia yang kebetulan sedang berada di sana melihat Adlina, kemudian bergegas mengejar Adlina.
"Lin, kamu mau ke mana?" Tanya Sofia.
Adlina berhenti berjalan, menoleh.
"Eh Mamih. Aku mau pulang ke Pack, Mih," jawab Adlina tersenyum kecil.
Kening Sofia mengernyit.
"Ngapain kamu ke Pack? Oh Adlina, Mamih gak mau kamu terluka karena Alpha William, sudah bagus kamu tinggal di sini saja," ucap Sofia tidak setuju, wanita itu menggeleng kuat.
'Sudah qku duga.' Batin Adlina.
"Mih, aku cuma mau ambil baju futsal aku di Pack," pinta Adlina
Sofia menghela napas.
"Emang harus kamu yang ambil? Kalau kamu mau, Mamih aja yang ambilin," Tawar Sofia, Adlina menggeleng.
"Biar aku aja yang ambil,"
"Tapi hari ini Alpha William ada di Pack, dia pulang lebih awal," Sofia mengingatkan Adlina.
Adlina sudah tau, itu sebabnya dia harus segera bergegas pergi.
"Gak papa Mih, aku bisa jaga diri. Lagian Alpha William 'kan Papa aku juga, gak mungkin dia melukai anaknya sendiri," Kata Adlina meyakinkan Sofia.
"Mamih gak yakin soal itu,"
Sekarang giliran Adlina yang mengehela napas. Wajar saja Sofia tidak yakin, karena Sofia sudah tau tabiat kakaknya itu.
"Tenang aja Mih, aku 'kan bisa bela diri dan pasti Diandra juga akan membantu aku,"
Sofia hanya bisa mengangguk pasrah. Adlina terlalu keras kepala, persis seperti Alpha William.
"Baiklah, Mamih ijinkan, tapi kalau ada apa-apa jangan lupa telfon Mamih, ya?"
Kening Adlina mengernyit.
'Kenapa gak mindlink aja?' Batin Adlina bingung, tapi dia tidak mempedulikannya
"Yaudah Mih, aku pergi dulu, ya." Pamit Adlina.
"Iya, hati-hati, sayang."
Adlina mengangguk lalu naik ke atas motornya.
🌳🌳🌳
Adlina menatap mobil mewah berwarna hitam yang sudah terparkir cantik di halaman Pack yang sangat luas.
Benar kata Sofia, Alpha William ada di rumahnya dan yang pasti dia gak sendirian. Di dalam pasti ada wanita yang sedang bersamanya.
Adlina mendengus kesal. Kalau saja bukan karena latihan futsal, dia tidak mau menginjakkan kakinya di Pack untuk sementara waktu.
Adlina nekat masuk ke dalam dan benar saja, ada Alpha William dan wanita itu sedang bermesraan di ruang tamu tanpa memedulikan Warrior atau Omega yang berlalu-lalang di sekitar mereka.
Apakah mereka tidak sadar sedang bermesraan di tempat umum?!
Adlina terus berjalan cepat menuju kamar yang ada di lantai dua, tanpa mempedulikan mereka.
"Siapa kamu?! Berani-beraninya masuk tanpa seijin tuan rumah! Apakah kau tidak diajarkan sopan santun oleh orang tuamu?!" Tanya wanita itu tiba-tiba.
Adlina berhenti berjalan, berbalik menatap wanita tadi, "Kepo," jawabnya dingin.
"Di mana orang tuamu?! Kenapa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun?!" Tanya wanita itu lagi.
"Kenapa orang tuaku tidak mengajarkan sopan santun? Karena ibuku sudah meninggal, sedangkan ayahku sedang bermesraan bersama 'jalangnya'. Ayah memang masih hidup, tetapi dia terlalu asyik pacaran, jadi beliau tidak mengurusku dengan baik," ceplos Adlina membuat Alpha William naik pitam.
"Adlina, jaga cara bicaramu! Papa tidak pernah mengajarimu bicara seperti itu!!" Bentak Alpha William.
"Tadi Tuan William yang terhormat bilang apa? Jaga cara bicara? Maaf, tapi mulut saya memang seperti ini, suka bicara ceplas-ceplos, dan apa lagi tadi? Tuan William tidak mengajari saya bicara seperti tadi? Baiklah, saya akui memang Tuan tidak pernah mengajarkan saya berbicara seperti tadi. Karena, Tuan William terlalu asyik dengan wanita simpanan Tuan," ucap Adlina tersenyum miring.
Adlina melihat Alpha William emosi karena ucapannya tadi. Ternyata Adlina tidak bisa menghindari pertengkaran dengan Alpha William.
"ADLINA BRAVE JESLYN ADELICIA ASHMORE!! SIAPA YANG MENGAJARKAN KAMU BICARA SEPERTI INI?!!"
Adlina bertepuk tangan meriah, mendengar Alpha William menyebutkan namanya dengan lengkap.
"Wah.. ternyata Tuan masih ingat nama lengkap saya. Tidak ada yang mengajari saya kok," puji Adina sambil tersenyum.
"APAKAH SOFIA DAN RENDY YANG MENGAJARKANMU?! ATAUKAH SI ROSE?!" Alpha William berteriak marah.
Mendengar nama Mamanya disebut, Adlina langsung naik pitam. Gadis itu bersiap mengeluarkan emosi yang sudah ia pendam sejak tadi pagi.
"Bukan Mamih Sofia dan Papih Rendy yang mengajarkan saya! Dan Bukan juga Mama yang mengajarkan saya! Tolong jangan Tuan sangkut pautkan Mama dalam hal ini! Mama sama sekali tidak ada sangkut pautnya! Jadi, Tuan jangan sangkut pautkan Mama saya yang sudah meninggal dan sudah tenang di sisi Moon Goddess! Mengerti?! Permisi!"
Adlina pergi meninggalkan Alpha William dan jalangnya di ruang tamu setelah mengucapkan kata-kata itu.
Adlina sudah cukup lelah hanya berdiam diri saat orang-orang di sekitarnya, yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalahnya dan Alpha William, dibawa kedalam permasalahan.
Adlina tidak masalah disebut anak durhaka karena berani kepada ayahnya, dia tidak peduli.
TBC
(Sudah direvisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...