Author POV
Adlina mulai mengemasi barang-barang miliknya yang berserakan di atas meja, kemudian memasukkannya ke dalam tas rangsel.
"Udah, Lin?" Tanya Nancy yang sedang berdiri di ambang pintu ruang kelas.
Adlina mengangguk, ia berjalan keluar dari kelas.
Belum ada lima langkah mereka berjalan, seseorang dengan napas terengah-engah datang menghampiri Adlina.
Adlina mengernyitkan keningnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Adlina.
"Bentar, aku mau napas dulu," jawabnya sambil duduk di atas lantai yang dingin sembari mengatur napasnya.
Adlina mengusap keringat yang menetes di kening Melvin dengan dasinya.
"Ngapain kamu lari-lari? Ada hal yang penting?" Tanya Adlina lagi saat melihat napas Melvin sudah mulai teratur.
"Nan, air minum lo masih ada?" Tanya Adlina.
Nancy yang sedari tadi hanya terdiam pun segera mengambil sebuah botol air mineral dari dalam tasnya, kemudian memberikannya pada Adlina.
Adlina memberikan botol itu pada Melvin dan segera ditenggak habis.
"Maaf, Sweetheart. Sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang, karena aku ada rapat OSIS," ucap Melvin menundukkan kepalanya, menyesal.
Melvin mendongakkan kepalanya, menatap wajah Adlina yang tidak menampilkan ekspresi apapun, Melvin bergantian menatap Nancy.
"Kamu Nancy 'kan?" Tanya Melvin.
Nancy menganggukkan kepalanya.
"Kamu harus pulang bareng Adlina. Aku gak mau tau, kamu harus bawa pulang Adlina dengan keadaan baik-baik saja. Kalau sampai ada satu luka di tubuh Adlina, aku gak segan-segan membunuh lo," ucap Melvin penuh dengan ancaman.
Geraman terdengar dari mulut Nancy.
"Bukankah itu berlebihan? Kamu siapa bisa mengaturku seenak jidatmu?" Tanya Nancy menyilangkan tangan di depan dada.
Melvin berdiri, ia memasukkan kedua tangannya dalam saku celananya dan bersandar di dinding.
"Itu balasan yang setimpal. Kamu tanya aku siapa? Aku Melviano Alvaro Carles, Alpha Red Moon Pack yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahan ini, ditambah aku adalah mate dari Adlina," jawab Melvin mengangkat dagunya dengan angkuh.
Mata Nancy terbelalak, ia menatap Adlina dan Melvin secara bergantian dengan tatapan tidak percaya.
"Kamu yakin kalau dia matemu, Lin?!" Tanya Nancy.
Adlina menganggukkan kepalanya.
"Udah jelas 'kan? Kamu harus bawa balik Adlina dengan keadaan baik-baik saja, ingat itu!" Ucap Melvin.
Tak berselang lama, seorang gadis dengan rambut berwarna hitam lurus datang menghampiri Melvin.
"Ternyata kamu di sini, sebentar lagi rapat akan dimulai," ucapnya.
Adlina berdecak kesal saat mendengar suara yang sangat tidak ingin didengarnya.
"Oh, rapat OSIS ya? Kirain mau pacaran. Oke, Cabut, Nan." Tanya Adlina sarkas, kemudian dia berjalan santai meninggalkan Nancy, Melvin, dan Abigail.
Nancy menatap tajam ke arah Melvin, ia menggeram marah.
"Kamu liat? Siapa yang di sini nyakitin Adlina? Kamu atau aku? Cih!" Nancy berdecih, ia berlari menyusul Adlina.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...