Author POV
Sinar mentari menyingsing melalui celah jendela kamar Adlina, membuat si empunya kamar menggeliat karena silau.
Adlina mengucek matanya dengan tangan kiri, ia kemudian menguap karena masih mengantuk.
Merasa tangan kanannya pegal, Adlina melirik tangan kanannya yang ternyata sedang dijadikan bantal oleh Melvin.
Adlina menggoyangkan pelan tangan Melvin, "Vin, bangun. Udah pagi nih, lepasin tanganku juga, pegel tau," bisik Adlina tepat di telinga Melvin.
Melvin terbangun dengan matanya yang masih setengah menutup.
"Udah pagi ya?" Tanyanya sambil menggaruk rambut belakangnya.
Adlina mengangguk.
"Iya, sana balik ke kamarmu. Mandi, emang kamu ga sekolah?" Tanya Adlina melihat Melvin yang sedang merenggangkan ototnya.
"Sekolah," jawab Melvin.
"Ya udah, sana mandi. Nanti kita ke sekolahnya bareng aja," ucap Adlina bangkit dari kasurnya.
"Eh?! Kamu mau sekolah?! Jangan! Kamu masih belum sembuh!" Ucap Melvin menahan lengan Adlina yang hendak menyambar handuk.
Adlina mengerutkan keningnya, ia sudah merasa lebih baik dari semalam. Ya walaupun luka di tubuhnya masih perih, apalagi kalau terkena air.
"Lagipula, emangnya kamu bawa seragam?" Tanya Melvin.
"Oh iya, aku lupa. Ya udah, aku mau minta bantuan orang rumahku aja," ucap Adlina berganti menyambar ponselnya yang tergeletak di nakas.
Melvin kembali mencekal pergelangan tangan Adlina, ia menggeleng.
"Kamu masih belum sembuh betul, Sweetheart. Lebih baik kamu istirahat saja," ucap Melvin lembut.
Adlina menggeleng.
"Gak mau, bosen kalo istirahat terus. Udah ah, aku mau mandi. Kamu sana balik ke kamarmu sendiri." Adlina mengusir Melvin, ia memasuki kamar mandi tanpa sepatah kata lagi.
Melvin berdecak pelan, ia melangkah menuju kamarnya sendiri.
🌺🌺🌺
🌱🌱🌱Adlina membuka pintu kamarnya, ia menemukan seragam sekolah lengkap dengan tasnya sudah ada di atas kasurnya.
Selesai memakai seragam beserta jaket hoodie untuk menutup lukanya, Adlina menyisir rambut coklat bergelombangnya, kemudian menyambar tas berwarna putih itu dan segera turun untuk sarapan.
"Adlina? Kamu benar-benar akan berangkat sekolah?" Tanya Luna Calista saat Adlina sudah tiba di meja makan.
Adlina mengangguk, saat hendak membuka mulutnya Melvin sudah terlebih dahulu menyela.
"Mom, jangan ijinin Sweetheart berangkat sekolah! Kondisinya masih belum stabil!" Ucap Melvin.
"Ih, aku udah sehat ini," ucap Adlina.
"Kalau Adlina ingin berangkat sekolah memangnya kenapa? Lagipula sepertinya Adlina sudah sehat," ucap Alpha Aaron membuat Melvin berdecak menatap sang Ayah dengan tatapan memohon untuk tidak membiarkan Adlina berangkat sekolah.
"Kak Adlin 'kan memang berkeinginan untuk sekolah, bukannya itu bagus? Kenapa Kak Elvin melarangnya? Sebagai Ketua OSIS harusnya Kak Elvin membiarkan Kak Adlin untuk berangkat sekolah demi kedisiplinan," ucap Arnold yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka akhirnya angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...