Chapter 46

9.2K 739 15
                                    

🎶"I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care, I'm not scared of love. 'Cause when I'm not with you I'm weaker. Is that so wrong? Is it so wrong. That you make me strong."☄
~Strong - One Direction.

~🍁🍁🍁~

Author POV

Moon Goddess beranjak pergi, memberikan waktu untuk ibu dan anak itu melepas rindu.

"Mama sendirian di sini?" Tanya Adlina menatap sekeliling.

Luna Rose tersenyum, "Mama tidak sendiri, Mama bersama wolf Mama," jawabnya.

Kening Adlina mengerut, bingung.

"Mitha," panggil Luna Rose.

Muncul seekor serigala dengan bulu dominan berwarna putih, di kaki depannya terdapat bulu berwarna abu-abu yang terlihat samar.

"Ini Mitha, wolf Mama. Dia adalah seorang keturunan White wolf, maka dari itu bulunya berdominan putih,"

Luna Rose mengelus bulu-bulu Mitha. Wolf itu duduk dengan manis, menatap Adlina dengan tatapan menenangkan.

"Halo, Adlina," sapa Mitha.

Adlina terlonjak kaget, ia tidak menyangka wolf ibunya bisa benar-benar bicara. Padahal biasanya wolf hanya bisa berbicara melalui mindlink atau dengan mengambil alih tubuh she/he-nya.

"D-dia... bisa bicara..?"

Mitha terkekeh, "tidak perlu terkejut begitu. Ini adalah hal yang wajar di sini," ucapnya.

Adlina mengagguk ragu. Ia berganti menatap Luna Rose.

"Jadi Mama hanya bersama dengan Mama Mitha?" Tanya Adlina.

Luna Rose mengangguk.

"Tapi, tadi hanya ada aku, sendirian. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Diandra, wolf Alin," ucap Adlina, ia menundukkan kepalanya.

"Mungkin karena kamu belum meninggal, sayang. Wolfmu mungkin masih berada di alam fana,"

"Di alam ini, kita hanya bersama dengan wolf, namun suatu saat kita bisa kembali bersatu dengan mate," jelas Luna Rose.

"Maksudnya sebelum mate kita mati, kita hanya akan bersama wolf kita, begitu?" Tanya Adlina.

Luna Rose mengangguk. "Sampai saatnya tiba. Di sini, kita bisa melihat aktivitas orang yang dekat dengan kita. Namun kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kau lihat Adlan di sana?" Tanya Luna Rose menunjuk ke bawah.

Di sana, Adlan dan yang lainnya sedang duduk di ruangan Adlina. Mereka tertunduk, tak jarang kristal bening mengalir dari pelupuk mata mereka.

"Lihat, mereka menginginkan kamu kembali," ucap Luna Rose.

Adlina terdiam, membisu.

"Benar kata Luna Rose, Sweetheart,"

Adlina menoleh secepat kilat. Air matanya meluruh, telapak tangannya menutup mulut dengan tidak percaya.

"Ada apa?"

Tanpa basa-basi Adlina berlari menghambur ke pelukan Melvin, mate yang sangat ia cintai.

Adlina memang White wolf, ia bisa mendapatkan mate pengganti ketika mate yang pertama mati atau merejectnya, tapi sungguh, Adlina tidak menginginkan mate lain. Entah sebaik, sehebat, setampan, dan sepintar apa mate penggantinya, Adlina hanya ingin Melvin, mate pertama dan terakhir baginya. Hanya Melviano Alvaro Carles.

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang