Author POV
"Gak, Melvin gak boleh mati secepat ini! Gak! Aku gak rela!" Adlina menjerit dengan sangat kencang, membuat telinga Diandra menjadi sakit.
"Diam bodoh! Mario dan Melvin belum mati!!" Ucap Diandra.
Diandra mengendus aroma matenya. Aroma menyegarkan itu masih melekat pada diri Mario, yang artinya dia masih hidup.
"Kita harus membawanya ke rumah sakit pack agar bisa ditangani oleh dokter," lanjut Diandra.
Adlina mengusap air matanya. "Caranya gimana? Kita bahkan udah gak bisa jalan. Kaki kita ... membusuk,"
Diandra mencoba berdiri dengan kedua kaki depannya. Percuma, ia memang bisa berdiri, tapi ia tidak akan mampu membawa Mario pergi.
"Kita harus bagaimana? Mereka gak bisa menunggu lama, mereka benar-benar mati kalau tidak cepat ditangani," tanya Diandra, ia merapatkan tubuhnya pada tubuh Mario.
"Ndra, aku masih punya sedikit energi. Aku bakal menghentikan pendarahannya," jawab Adlina.
"Kamu yakin, Lin? Itu energi terakhirmu," ucap Diandra tidak yakin.
"Aku yakin. Salurin kekuatanku, Ndra,"
Diandra mengangguk paham.
"Heal ... "
Diandra mengarahkan kaki depannya pada luka tusukan di pinggang Mario. Sekarang pendarahannya tidak begitu parah.
"Tolong, bawakan bantuan untuk kami di daerah perkebunan utara." Mindlink Adlina pada seluruh penghuni White Moon Pack.
Tidak lama kemudian, banyak tim medis yang berdatangan untuk menolong Diandra dan Mario.
"Prioritas kalian ada pada Alpha Mario." Ucap Diandra.
Mereka mengangguk, kemudian mengangkat tubuh Diandra ke atas brankar.
🍓🍓🍓
"Kondisinya semakin memburuk," ucap dokter Stacie.
"Sepertinya ada racun kuat yang dioleskan pada pedang itu," timpal dokter Miguel.
Dokter Stacie memasang wajah sendu.
"Kenapa kejadian seperti ini harus terulang lagi, Miguel?" Tanya Dokter Stacie sembari menulis beberapa gejala yang ditimbulkan Melvin.
"Saya tidak tahu,"
Dokter Stacie menghembuskan napas lelah, ia sebenarnya sangat trauma dengan kejadian penyerangan seperti ini. Mereka jadi kehilangan Luna yang sangat mereka hormati.
"Bagaimana kabar Alpha William, Beta Rendy, Tuan Muda Adlan, serta Nona Adlina?" Tanya Dokter Miguel.
"Alpha William kehabisan energi, tangan kirinya terkena sayatan pedang, dan di dalam tubuhnya ditemukan sekitar 7 sihir berbahaya," jawab Dokter Stacie.
"Kalau Beta Rendy kondisinya lumayan parah. Ia tidak memiliki sihir untuk memulihkan lukanya dengan cepat, sehingga luka bakar di punggungnya belum menutup. Sedangkan Tuan Muda Adlan nasibnya yang paling baik, dia hanya luka ringan dengan cakaran dan gigitan dibagian leher,"
Wajah Dokter Stacie kembali sendu, bahkan air bening itu sudah berada dipelupuk matanya.
"Nona Adlina ... lukanya parah. Wolf beserta she-nya kehabisan energi, sehingga Nona Adlina tidak bisa kembali ke wujud manusia. Punggungnya melepuh, beberapa cakarnya patah, ada banyak sihir dan racun kuat yang berada di dalam tubuhnya, itu bisa menyebabkan organ dalamnya bermasalah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLINA [Tahap Revisi]
Werewolf"Werewolf lemah! Tak berguna! Kau seharusnya tidak lahir ke dunia ini!" Aku sering mendengar kalimat itu tertuju untukku. Menyakitkan memang, tapi itulah kenyataannya. Namun semua itu hanya masa lalu, sekarang aku bukan werewolf lemah lagi. ~Adlina...