Chapter 21

15K 1.1K 36
                                    

Author POV

Melvin menghembuskan napas lega. Ia telah menyelesaikan beberapa tugasnya sebagai KETOS.

Melvin mengelus lembut rambut Diandra yang sedang tertidur lelap di bahunya. Mungkin Diandra kehabisan energi karena pengambil alihan tubuh.

Melvin tidak mengetahui apakah yang tertidur di bahunya adalah Adlina atau Diandra. Ia tidak tau karena mata Diandra tertutup, sehingga tidak menampilkan manik biru atau manik hijau milik Adlina.

"Hans, kamu bisa ke ruanganku gak?" Mindlink Melvin pada Hans karena ternyata ada hal yang baru diingatnya.

"Ngapain? Kalo di situ ada Abigail, aku males," balas Hans.

"Memangnya kenapa kalau ada Abigail? Lagian bukannya dia lagi di UKS?" Tanya Melvin heran.

"Ya bener sih. Aku gak suka sama tu cewek! SKSD banget. Dia juga kecentilan sama kamu," jawab Hans.

Helaan napas kembali terdengar dari mulut Melvin.

Wolf dan Betanya kompak sekali, mereka sama-sama tidak menyukai Abigail. Memangnya ada apa dengan Abigail?

"Jangan menyamakanku dengan Hans. Tapi aku setuju dengan pernyataan Hans kalau Abigail itu kecentilan sama kamu," timpal Mario.

"Iya iya terserah kamu saja," Melvin membalas Mario dengan nada bicara yang terkesan malas.

"Aku jadi ke ruanganmu gak nih? Kalo gak jadi, aku mau urus yang lain," ucap Hans.

"Iya, jadi. Tenang aja, di sini gak ada Abigail,"

"Ya udah, aku kesana." Hans memutus mindlink.

Melvin memijat pangkal hidungnya, ia tengah pusing sekarang. Sesekali mulutnya mengeluarkan decakan dan helaan napas.

Diandra menggeliat, mungkin ia sedikit terganggu dengan decakan Melvin.

"Kamu sih berisik! Jadi Diandra bangun deh!" Mario menyalahkan Melvin.

"Kok kamu malah nyalahin aku?!" Balas Melvin.

"Terus aku harus nyalahin siapa? Nyalahin diri aku sendiri?!" Tanya Mario ngegas.

"Iyalah!" Jawab Melvin ikut ngegas.

"Jahadnya kamu menyalahkanku yang gak salah apa-apa. Aku itu gak kuat diginiin, mas..." ucap Mario mulai dengan kegilaannya.

Melvin berdecak. Wolf dan Betanya sama-sama gila. Ia jadi pusing sendiri memikirkan kedua mahkluk itu.

'Ini kenapa pasien RSJ pada kabur semua? Apakah penjagaannya kurang ketat? Seharusnya penjagaannya itu harus diperketat, seperti bajunya cabe-cabean.' Batin Melvin ngawur, kemudian memutus mindlink tak berfaedah dengan Mario.

"Eungh..." Diandra merenggangkan otot-otot tangannya. Matanya berkedip beberapa kali.

"Kamu sudah bangun, Love?" Tanya Melvin.

Diandra mengucek matanya seperti anak kecil, tampak sangat imut di mata Melvin. Dia jadi ingin menciumi gadis itu kalau saja Adlina sedang tidak marah padanya.

"Lap lop lap lop! Namaku Adlina, dodol! Bukan lope!" Adlina menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Matanya kembali terpejam.

Cup.

Satu ciuman Melvin mendarat di bibir Adlina tanpa aba-aba. Melvin tidak bisa menahannya, Adlina terlalu imut dan menggemaskan.

Adlina segera membelalakan matanya terkejut.

"Sialan! Kamu nyuri start duluan!" Ucap Mario. Melvin hanya terkekeh pelan menanggapi Mario.

Pletak!

"Wadow! Sakit, Sweetheart. Ini namanya KDRT," Melvin mengelus kepalanya yang dipukul oleh Adlina menggunakan pulpen yang gadis itu dapat di meja Melvin.

Percayalah, Adlina memukulnya dengan keras. Kalau tidak percaya, bertanyalah pada Nancy yang sering menjadi korban Adlina.

"KDRT wadukmu! Nikah aja belom!" Balas Adlina memegang bibirnya.

"Kamu mau nikah sekarang? Hayuk!" Ajak Melvin semangat, melupakan rasa sakit akibat pukulan Adlina.

Buk!

Sekarang sebuah buku paket Matematika mendarat dengan sempurna di wajah tampan Melvin.

"Dengan gampangnya kamu bilang gitu setelah mencuri first kissku?!" Ucap Adlina dengan geram.

"HUA! MAMIH!! FIRST KISS ADLINA DICURI! BIBIR ADLINA UDAH GAK SUCI LAGI, MIH!!" Adlina tiba-tiba bberteriak dengan kencang.

Melvin menutup telinganya dengan telapak tangan. Namun tetap saja, ia masih mendengar teriakan yang memekakan telinga itu.

"MAMIH SOFIA! HELP ME! SOMEONE! HELP ME!"

"MAMA! BIBIR ANAKMU INI UDAH GAK SUCI LAGI!! MAMA!! BIBIR ALIN TERNODAI! HUAA!! MAMA!!! OH MOON GODDESS! KENAPA INI TERJADI?! MAMA!!! MAMIH SOFIA! PAPIH RENDY! ADLAN! NANCY! JACK! HAN-! mmpphh!!"

Melvin membekap mulut Adlina dengan telapak tangannya. Ia tidak terima matenya menyebut nama Hans alias Beta sialan Melvin. Melvin tidak ridho Hans mendapatkan secercah belas kasih Adlina. Selain itu karena teriakkan Adlina sangat memekakkan telinga.

TBC

(Sudah direvisi)

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang