Chapter 14

16.9K 1.2K 31
                                    

Warning!

BANYAK kata-kata kasar!

Bijaklah dalam memilih bacaan!!!

Author POV

Adlina duduk manis di salah satu kursi yang berjajar rapi di ruang makan, ditemani oleh Nancy yang duduk di sebelahnya sambil memakan daging steak kesukaannya.

Sofia, ibu Nancy, sudah berangkat ke White Moon Pack sejak tadi pagi. Dia sudah menyiapkan makanan enak di atas meja.

"Wah gila! Steaknya enak banget sumpah! Kamu gak mau coba, Lin?" Heboh Nancy memuji makanan yang dimakannya.

Adlina menggeleng.

"Engga, aku udah kenyang makan rendang," ucap Adlina.

"Masih enakan juga steak," ucap Nancy kembali menyuapkan steak ke dalam mulutnya.

Adlina hanya bergumam lalu memakai tas ransel putihnya.

"Cepetan makannya! Udah siang, nanti terlambat," Adlina melirik sekilas ke arah Nancy yang masih asyik dengan daging steaknya.

"Udah jam tujuh kurang lima menit," lanjut Adlina.

Nancy membelakakan matanya. Dengan gerakan kilat, Nancy melahap steaknya dan memakai tasnya.

"Ayo berangkat!" Nancy berlari menuju garasi mansion Adlan. Adlina mendengus karena ditinggal oleh Nancy.

"Woy, Lin! Gercep elah! Lima menit lagi ini!" Pekik Nancy panik.

Adlina naik ke atas motor Nancy, karena motornya masih berada di Pack house Alpha William. Kata Sofia, dia akan mengirimkan orang untuk membawa motor Adlina.

"Gak bakal sempet!" Balas Adlina mengenakan helmnya.

Nancy menggeplak kepala Adlina yang sudah mengenakan helm. Nancy meniup-niup tangannya yang sakit.

"Kamu lupa yak?! Hari ini ada ulangan sejarah, Anjing!!" Ucap Nancy ngegas.

"Bilang dari tadi dong kalo hari ini ada ulangan sejarah! Dadakan banget kayak kripik!! Jangan menyebutku Anjing! Aku ini serigala, you know? Understand?!"

Adlina menyalakan mesin, memanaskannya sebentar.

Nancy mendengus dengan keras, kemudian naik ke atas jok motor. Tangan kanannya membawa helm.

"Sejak kapan kripik dadakan oy?! Kamu banyak cincong ye!!!"

Tanpa menunggu lama, Adlina mengegas motornya dengan kecepatan tinggi. Nancy bahkan belum sempat memasangkan helm di kepalanya.

"ANJENG! BANGSAD! TERLUCKNUD EMANG KAMU, LIN!! KEBIASAANMU GAK BISA DIILANGIN YA?! JANGAN SUKA NGEBUT, ONENG!!!" Pekik Nancy memeluk tas Adlina dengan erat karena sempat akan terjungkal ke belakang.

Telinga Adlina berdengung karena mendengar pekikkan Nancy yang menggelegar. Tiba-tiba Adlina teringat sesuatu.

"Oh Moon Goddess!!" Ucap Adlina mengerem motornya secara mendadak.

Citt!!!

Kepala Nancy membentur helm Adlina, membuat rasa pening di kepalanya.

"Adoh! Anjing! Bangsad! Tai! Shit! Fuck! Kepalaku sakit woy!!"

Uhhh... umpatanmu itu lho, Nan.

Tanpa menghiraukan Nancy yang sibuk mengumpat, Adlina memutar balik motornya menuju rumah Sofia.

"Ngapain balik lagi elah?! Udah telat 10 menit ini!!" Protes Nancy melirik jam tangan pink yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Jersey futsalku, bego! Butuh perjuangan untuk ambil itu baju! Aku rela-relain balik ke Pack house, terus cekcok sama Jalang Syalaland! Kalo kek gini, perjuanganku sia-sia!!" Cerocos Adlina.

"Astogeh, Lin! Baju futsalmu ada di tasku, goblok!" Ucap Nancy.

Citt!!

Bugh!!

Lagi-lagi Adlina mengerem mendadak motornya.

"Anjir! Kalo ngerem jangan dadakan, setan! Kamu mau kepalaku pesok?! Iya?!" Nancy mengusap kepalanya yang terasa pusing. Salah Nancy sendiri tidak menggunakan helm.

"Kenapa kamu gak bilang dari tadi, gudel?! Aish, si bangsat," Adlina menoyor kepala Nancy, menambah rasa pusing Nancy.

Nancy merogoh isi tasnya, mencari jersey futsal Adlina.

"Kamu gak tanya dari tadi, upil! Dasar Siberian Husky!" Nancy melempar jersey Adlina tepat di wajah sang pemilik.

Nancy memegang kepalanya yang sekarang terasa sangat pusing.

Poor Nancy...

🌼🌼🌼

Adlina dan Nancy melongo karena gerbang sekolah mereka masih terbuka dengan lebar. Bahkan satpam yang berjaga pun tidak menegur mereka karena terlambat.

"Lin, ini beneran gerbangnya masih dibuka? Aku gak menghayal 'kan?" Tanya Nancy tidak percaya.

Plak!

Adlina menampar Nancy.

"Setan alas! Ngapa kamu malah nampar, njing?!" Nancy mengelus pipinya yang memerah. Jangan pernah meremehkan tamparan maut Adlina.

"Buat bukti kalau kamu gak menghayal. Emang tukang bubur apa, suka menghayal," balas Adlina memasuki sekolah, menuntun motornya.

Nancy mengernyit bingung.

"Apa hubungannya sama tukang bubur?" Tanya Nancy menyusul langkah Adlina.

Adlina menoleh, tersenyum misterius.

"Karena tukang bubur sering melakukan kegiatan berupa... halusin nasi," jawab Adlina meniru kata-kata Cute Girl dalam kartun yang pernah Adlina tonton di YouTube.

"GOBLOK!!" Nancy berlari mengejar Adlina yang ternyata sudah memarkirkan motor hasil pinjaman darinya.

Adlina berlari dengan kecepatan maksimal ala manusia. Kalau dia menggunakan kecepatan ala werewolf bisa geger satu sekolahan karena ada murid yang berlari secepat kilat.

TBC

(Sudah direvisi)

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang