Chapter 41

9.4K 723 45
                                    

Author POV

"Tunggu. Apa?! Penyerangan?!" Pekik Beta Rendy.

Ia mencengkram kerah kemeja Alpha William.

"Tak perlu sekaget itu. Bukannya penyerangan memang sudah terbiasa terjadi di Immortal?" Tanya balik Alpha William, ia menyingkirkan tangan Beta Rendy yang masih mencengkram kerah kemejanya.

Beta Rendy mendengus.

"Kenapa kau bisa setenang itu? Aku tahu penyerangan memang biasa terjadi, tapi apakah wajar kalau kau bisa setenang ini?" Tanya Beta Rendy berusaha meredam amarahnya.

Sebuah senyuman miring terbit di bibir Alpha William. Senyuman yang sudah lama tidak ia keluarkan.

"Kau lupa? Ini aku, William Trevor Ashmore. Alpha White Moon Pack yang terkenal akan kebrutalan dan kekuatannya yang hebat," ucap Alpha William menyombongkan dirinya, Beta Rendy membuat ekspresi seolah akan muntah.

"Dalam tubuhku, masih mengalir sedikit kekuatan milik Rose. Dan tentu saja aku memiliki seorang mata-mata yang sangat baik," lanjut Alpha William.

Kening Beta Rendy mengernyit, "siapa?" Tanyanya.

"Keluarlah," Alpha William menjenyikkan jarinya.

Seorang gadis tiba-tiba muncul entah dari mana asalnya. Gadis berambut sehitam arang itu menatap datar kedua werewolf di depannya.

Beta Rendy bersiap pada posisinya saat mencium aroma yang tidak asing menguar dari tubuh gadis itu.

"William! Kenapa kau membiarkan penyihir itu di sini?!" Tanya Beta Rendy menggeram marah, kuku tajamnya mencuat keluar.

Ia melompat maju, hendak menerkam gadis itu.

"Berhenti di situ, Rendyan,"

Seketika pergerakkan Beta Rendy terhenti saat mendengar nada bicara Alpha William yang berbeda. Ia segera membungkukkan badannya.

"Alpha Winston," ucap Beta Rendy.

"Cih, saat dengan Winston kau memanggilnya dengan sebutan Alpha. Saat denganku? Kau hanya memanggilku dengan nama," cibir Alpha William.

Mata yang awalnya berwarna kebiruan itu kembali berubah menjadi merah kecoklatan.

"Diam kau, Will," ucap Winston, wolf Alpha William.

Winston menatap Beta Rendy dengan tatapan dingin.

"Jangan kau serang dia. Dia tidak berbahaya," ucap Winston.

"Bagaimana kau bisa percaya pada penyihir?" Tanya Beta Rendy geram.

Cakar Winston sudah berada di leher Beta Rendy.

"Kau menyinggung perasaanku, Rendyan. Apakah kau lupa kalau Luna-mu dan keponakanmu adalah penyihir?" Tanya Winston sembari mencekik Beta Rendy.

Beta Rendy terdiam, ia baru menyadarinya.

Selang beberapa detik, Winston melepaskan cekikkannya, ia tidak mau Beta Rendy mati secepat itu.

ADLINA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang