Hal Lima Puluh Satu

302 22 6
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!

🌟

"Oh ya Rahma, makasih ya lo selama ini mau nemenin gue kemana aja" Fikri memilih duduk dekat jendela dengan Rahma di hadapannya.

"Iya Fik, sante aja. Kalo lo butuh gue, gue bakal selalu ada kok" Rahma tersenyum melihat Fikri yang masih sibuk mengeluarkan beberapa barang dari tasnya.

"Ekhem, gue gak dianggep" Dehaman Putra membuat Fikri menoleh padanya.

"Oh ya Put, thanks ya. Gue beruntung dapet temen kaya lo" Fikri menepuk pundak Putra.

Mereka bertiga sengaja berkumpul di salah satu cafe dekat kampus mereka untuk mengerjakan beberapa tugas. Walaupun mereka sudah memasuki pengerjaan skripsi, tapi mereka masih dihadapkan dengan tugas.

Fikri menatap laptopnya lekat. Ia sedang membaca referensi dari beberapa jurnal yang sudah ia kumpulkan dari kemarin. Namun pandangannya beralih kala satu notifikasi muncul dari emailnya. Tanpa pikir panjang ia meninggalkan laman jurnal dan melihat email tersebut.

"Alyasafeera?" Ucapnya lirih masih bisa didengar oleh Putra yang duduk di sampingnya.

Terimakasih. Adalah subjek yang Alya tuliskan pada email tersebut.

"Makasih ya Ka, semoga Ka Fikri bahagia selalu. Alya udah berangkat ke Amerika"

Tulis Alya pada email tersebut. Sebenarnya Alya mengirimkan dokumen kenang-kenangan bagi Fikri. Fikri pun membuka dokumen tersebut.

"Oh ya Fik, menurut lo ini bagus gak sih buat referensi tugas gue?" Tanya Rahma dengan memperlihatkan laptopnya pada Fikri yang masih lekat menatap layar laptopnya sendiri.

"Hust" Kode Putra pada Rahma dengan meletakkan telunjuknya di bibir agar Rahma tidak berisik. Putra tahu ini akan menjadi masalah lagi bagi Fikri.

"Fikri lagi fokus. Mending lo tanya gue aja" Putra dengan sigap mengambil laptop Rahma dan membaca jurnal tersebut.

Fikri membuka dokumen yang Alya kirimkan. Halaman pertama hanya berisi tulisan Kenangan. Lalu ia melanjutkan halaman kedua.

Dari Alya,

Ka Fikri, makasih ya.
Makasih buat semua pelajaran yang bisa Alya ambil selama bareng kaka
Maafin Alya yang udah ganggu kehidupan Ka Fikri

Ka,
Alya sayang kaka
Tapi, untuk sekarang dan seterusnya
Alya belajar untuk ngikhlasin kaka
Alya bahagia kalau kaka bahagia

Kadang Alya berpikir kalau Alya udah jadi versi terbaik dari diri Alya saat bersama kaka
Tapi ternyata, Alya yang terlalu percaya diri
Nyatanya Alya bukan yang terbaik buat kaka

Ka Fikri,
Jangan jadiin Alya beban pikiran kaka ya
Kaka fokus ngerjain skripsinya

Kata Ka Chaca,
Sejauh apapun kita terpisah
Seikhlas apapun kita saling melepas
Percaya,
Yang memegang kendali semesta bukan kita
Kalau kita ditakdirkan untuk bersama,
Kita akan dipertemukan kembali dengan rasa yang sama pula

Sekali lagi terimakasih ya ka,

Kemarin Jogja sangat berkesan buat Alya
Ternyata hidup di Jogja enak ya
Makannya kaka betah di Jogja
Apalagi kalo malem, terus jalan bareng doi di sepanjang jalan
Itu enak banget sih

Ternyata Jogja lebih nyaman ketimbang Amerika
Kalau ada kesempatan, Alya pasti bakal balik lagi ke Jogja

Besok ajak Alya keliling Jogja ya kak

Alya bahagia di Amerika
Dan kaka juga harus bahagia di Jogja

Salam manis yang paling manis,
Alya Safira Larasati

Fikri hanya bisa memijat keningnya pelan. Rasa pening di kepalanya mulai muncul. Jantungnya berdebar cepat, dan hatinya tentu merasa teriris.

Fikri kembali melanjutkan pada halaman berikutnya.

"SMA PELITA HARAPAN PUNYA CERITA"

Itulah judul yang Alya berikan pada beberapa foto dibawahnya.

"Ini, waktu Alya awal kenal kaka. Alya udah mulai tertarik sama kaka. Soalnya kaka orangnya cuek, jadi Alya pengen deket sama kaka" Fikri menarik sedikit sudut bibirnya kala melihat foto dirinya yang sedang membaca buku untuk persiapan olimpiade.

Tidak hanya itu, masih banyak koleksi foto Fikri seperti saat Fikri membaca di perpustakaan atau bahkan saat Fikri sedang memakai helm pun Alya punya.

Fikri melanjutkan halaman selanjutnya. Dengan judul "Balkon Rumah"

Fikri melihat beberpa foto selfi dengan Alya saat dirinya main ke rumah Alya. Adapula foto dirinya yang sedang berbincang dengan Rio di balkon rumah Alya.

"Alya itu paling seneng kalo Ka Fikri dateng ke rumah, terus kita duduk di balkon. Alya seneng banget kalo kita ngomongin teori alam semesta. Kalo Alya lagi kangen Ka Fikri, paling Alya duduk di balkon apartemen Alya. Sayang, bintang di Amerika keliatan jauh banget gak kaya di Indonesia"

Pada halaman berikutnya, "Pasar Malem"
Ada beberapa foto dirinya bersama Alya ketika bermain di pasar malem.

"Ka Fikri tau gak? Berkat kaka Alya jadi tau suasana pasar malem. Ternyata main ke pasar malem asik juga ya"

Fikri kembali memijit pelipis kepalanya. Segala rasa bersalah mulai bermunculan.

"JOGJA DAN KENANGAN" judul yang terpampang setelah Fikri menekan tombol lanjut.

Disana ada foto Alya yang tersenyum lebar dengan background titik nol kilometer dengan beberapa mahasiswa yang sedang berfoto. Mahasiswa itu tentu saja dirinya.

"Liat ka, ini buktinya kalo Alya tuh bahagia liat Ka Fikri bahagia. Nyatanya Alya masih bisa senyum kan?" Tulis Alya di bawah foto itu.

Lalu Fikri menemukan satu foto lagi. Foto dimana Alya sedang bermain hujan, dengan background dirinya pula. Fikri tak habis pikir bahwa Alya akan memberinya kenang-kenangan seperti ini.

"Waktu itu yang ada di pikiran Alya cuma satu. Enak yah jadi mahasiswa Jogja. Bisa menikmati Jogja kapanpun apalagi bareng pasangan mereka. Itu aja yang ada di pikiran Alya. Alya gak nyesel pernah ke Jogja, Alya juga gak marah liat Ka Fikri sama cewe lain. Dari situ Alya sadar, kalo yang setia tetep kalah sama yang selalu ada"

Fikri mengepalkan tangannya. Ia bodoh, memang bodoh!

Di halaman terakhir ada foto Alya sedang membawa koper di bandara. Ah nampaknya ini foto terakhir Alya sebelum ia kembali ke Amerika.

"Ka, Alya gak marah sama kaka. Alya juga gak nyesel pernah kenal kaka. Pilihan kaka, pasti yang terbaik buat diri kaka. Gak papa kok, Alya baik-baik aja. Terimakasih atas segalanya ya ka. Alya emang udah gak berharap lagi sama kaka, tapi kalau kita memang jodoh, Alya yakin kaka bisa buat Alya berharap lagi sama kaka. Ka, ikhlasin Alya pergi ya, Alya bahagia kok"

Fikri langsung saja meninggalkan Putra dan Rahma menuju toilet tanpa mematikan laptopnya.

Galaksi Bimasakti
24 Desember 2020
Thanks for readers
Next part!

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang