Happy Reading
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!!✨
Hari ini kegiatan belajar mengajar dijalankan seperti biasanya. Kelas Alya sedang kedapatan jadwal pelajaran matematika, siapa lagi gurunya kalo bukan Pak Dodi.
Setelah pergantian jam pelajaran, Alya memilih duduk pada bangku paling belakang. Itupun Alya memaksa salah satu temannya untuk pindah ke tempatnya. Alya sedang malas saja pelajaran matematika.
"Silahkan dicatat dulu" Pak Dodi duduk pada kursi setelah beliau menjelaskan dan mencatatkan beberapa materi di papan tulis.
Alya sembunyi-sembunyi membuka ponselnya. Bukannya mencatat pelajaran, ia malahan membuka aplikasi instagram dan memulai live. Gila memang, siapa yang akan menontonnya.
Puluhan penonton sudah ia kumpulkan, namun ada satu yang mengganjal
He_is_Dody ketauan kamu! Bukannya nyatet malahan live IG.
Satu komentar dari salah satu penontonnya. Spontan Alya menatap Pak Dodi yang menatapnya tajam seperti ingin menerkamnya.
"ALYA MAJU! HP NYA TINGGAL!!" otomatis semua anak kelas Alya menatap Alya was-was. Mereka tak tahu hal apa lagi yang diperbuat oleh Alya.
"Kamu ngapain live IG?!!bukannya nyatet! Brarti dari tadi kamu gak memperhatikan saya?!" tanya Pak Dodi. Semua anak berbisik. Apalagi kedua sahabatnya yang hanya geleng-geleng kepala.
Alya tak mau kalah, "lah terus bapak ngapain nonton live IG saya?kepo ya"
"Ada notifikasi. Kan saya sudah follow kamu, tapi gak di folback" pernyataan Pak Dodi membuat tawa seluruh isi kelas.
"Ooo belum ya pak, saya lupa. Nanti deh saya folback janji. Saya boleh duduk lagi kan pak?" Alya hendak saja menuju kursinya.
"Et et et, siapa yang nyuruh kamu duduk? Berdiri sambil hormat ditiang bendera! Sampai pelajaran saya selesai!" Alya berdecak sebal. Sedangkan teman kelasnya sudah kembali disibukkan oleh aktivitas mereka mencatat materi.
"Untuk Bapak Dodi yang tercinta. Mapel peganganmu adalah matematika. Mapel itu yang membuat saya pusing seketika. Tak hanya itu, saya ingin menanyakan suatu hal. Apakah bapak tidak bosan menghukum saya? Apakah tidak ada hukuman lain selain diri di bawah tiang bendera. Saya memang cinta Indonesia, rasa nasionalisme saya tinggi sampai hormat hampir setiap hari."
Alya berpidato, entahlah apa nama yang tepat. Semua teman kelas Alya tertawa cekikikan mendengar Alya yang malahan bergurau dengan guru paling sangar.
"TIDAK! SANA KAMU BERDIRI SEKARANG!" Alya pasrah, ternyata pujiannya untuk Pak Dodi tak mampu meluluhkan hati beliau.
"Aku, kamu, dan matematika. Aku berusaha memahamimu, kau berusaha tak paham padaku, apalagi matematika tak mau dipahami dan tak ingin dimengerti"
Puisi Alya mampu membuat geleng geleng Pak Dodi. Beliau tak habis pikir mempunyai murid macam Alya.*
Hampir setengah jam Alya mencoba menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Mengapa siang ini terasa begitu sangat panas. Sedangkan jam pergantian pelajaran masih setengaj jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheerful Girl [ENDING]
Teen Fiction[UDAH ENDING] PART-NYA BANYAK, TAROH AJA DI READING LIST KALIAN PROLOG Alya menghampiri keluarganya yang sudah duduk manis untuk melakukan makan malam. Disana ada mama, papa, serta kakak laki-lakinya. Makan malam sudah terlaksana. Alya pun memberan...