Hal Empat Puluh

368 25 0
                                    

Happy reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!!

🌟

"Oke, sekarang Lo temuin Mas Edo di dapur. Lo minta seragam, abis itu Lo jadi pelayan gantiin Mba Ita!" Yang disuruh hanya fokus dengan gamenya.

"Anjir balikin!" Alya mengambil ponsel Ammar dari genggamannya.

"Lo lakuin apa kata gue apa gue buang nih hp Lo?" Ancam Alya. Dirinya memang sengaja mengerjai Ammar.

"Resek Lo. Tau gini gue gak kesini" Ammar berjalan dengan gontai menuju dapur. Alya menang,dirinya berada di balik meja kasir.

"Ada yang bisa dibantu kak?" Tanya seorang perempuan yang tak lain pelayan cafe tersebut ketika melihat Ammar menuju dapur. Mungkin dirinya belum pernah melihat Ammar yang sering berkunjung.

"Suruh nyari Mas Edo. Minta seragam"

"Oo pelayan baru ya kak?sebentar ya saya ambilkan" Ammar memutar bola matanya jengah. Perempuan tersebut kembali dengan membawa kaos,celemek,serta topi ciri khas cafe Alya.

"Silahkan" Ammar langsung menuju toilet untuk mengganti pakaiannya.

Suasana cafe hari ini lumayan ramai. Faktor weekend dan yang pasti karena ini hari Minggu. Beberapa pengunjung lebih banyak yang datang bersama teman-temannya.

"Selamat siang kak, silahkan dipilih menunya" ramah seorang pelayan disamping Alya yang sedang menyapa perempuan sebaya Alya dengan rambut coklat di gerai .

"Cappuccino latte nya satu"

"Oke kak,silahkan ditunggu" perempuan tersebut pergi menuju meja dekat jendela setelah melantunkan pesanannya.

"Huuu gantengnya bebebkuu" Ammar masih memasang muka masam kala dirinya menghampiri Alya.

"Senyum dong" ucap Alya memperagakan bagaimana cara tersenyum.

"Terus gue harus ngapain?"

"Nih Lo anterin cappucino latte buat cewe yang duduk disono tuh" Alya menunjuk perempuan yang ia maksud. "Cantik,bisa buat Lo kenalan."

Ammar yang tak terbiasa dengan nampan yang berisi satu cangkir pun nampak begitu canggung dilihat dengan jalan perlahan menuju meja yang dimaksud.

"Permisi kak,silahkan dinikmati" Ammar terpaku kala melihat perempuan tersebut. Gerakannya bagaikan slow motion. Mata cantik tanpa softlens pun mampu membuat Ammar terhipnotis.

Beberapa detik Ammar mencoba menyeimbangkan perhatiannya. Menelisik dalam manik mata tersebut.

"Mas,mas!" Perempuan tersebut melambaikan tangannya di depan wajah Ammar. Mengharap ia sadar dari dunianya.

"Eehh, iya. Maaf,ada yang bisa saya bantu lagi?" Ucap Ammar canggung dan salah tingkah. Perempuan tersebut hanya menggeleng dan tersenyum. Ammar pun tersenyum dan melarikan diri memendam jauh dari hadapan.

"Beb,gila cantik banget sumpah" lapor Ammar pada Alya yang sedari tadi mengamati gerak-geriknya.

"Bego. Gak gitu juga kali pertama kali ketemu cewe! Bikin malu, ketauan banget kelamaan jomblonya" Alya menertawakan sahabatnya.

"Gak apalah gue bego, yang penting bisa natap tuh mata. Gila cantik banget matanya"

"Buru geh Lo minta kontaknya. Lo harus bisa dapetin!" Alya mendorong tubuh Ammar untuk kembali menemui perempuan yang telah membuat Ammar terbang.

"Hem" Ammar berdeham gerigi saat ia sudah berdiri sempurna dihadapan perempuan tersebut.

"Iya ada apa mas?" Ia mengalihkan pandangannya dari laptop untuk mengetahui siapa yang ada dihadapannya.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang