Happy Reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!✨
"BANG!!!"
Alya memasuki kamar Rio yang terbuka dan langsung loncat di kasur yang jelas jelas Rio sedang mengerjakan tugas disana.
"Bangke lo!" Rio tak paham lagi Alya jni sebenarnya adek siapa.
"MAMA, ABANG NGATAIN ALYA BANGKE" Alya berteriak dengan kerasnya.
"ABANG!! JANGAN MACEM MACEM NGOMONGNYA!!" sahut Mama yang sedang berada di ruang tengah bersama suaminya.
Rio menatap Alya sengit, ingin rasanya ua menghanyutkan anak yang satu ini, "Anjir lo. Sono pergi jauh jauh, gue lagi sibuk!" usir Rio yang kembali fokus pada tugasnya.
"Ah elah, sok sibuk banget dah" Alya membuka ponsel Rio yang tergeletak begitu saja tanpa sepengetahuan Alya.
"Abang! Ini foto siapa yang jadi wallpaper hape? Ini bukannya--"
"Gak sopan!" Rio langsung merebut ponselnya dan menjauhkannya dari tangan usil macam Alya.
"Sante napa elah." Rio masih tetap fokus pada pulpen dan buku tulisnya. Sedangkan Alya mengambil bantal dan guling lalu tiduran disamping Rio.
"Kalo mau tidur mending sono balik ke kamar. Gue gak buka kost putri!!"
Alya mendengus, sebegitu pelitkah Rio pada dirinya. Padahal ia hanya numpang rebahan santai saja sejenak. Toh siapa mau juga tidur sama abangnya!
"Bang gue mau curhat" Alya menatap langit langit kamar Rio dan memeluk gulingnya erat. Sedangkan Rio hanya membalas ucapan Alya dengan sebuah dehaman.
"Tadi sore kan gue jalan sama Ka Denta ya bang, lah gue pergi ke taman di komplek sebelah. Disitu enak bang suasananya, gak kaya di taman sini. Terus gue dikasih earphone sama Ka Denta, udah disetel lagu. Eh endingnya Ka Denta nambak Alya bang. Berarti dugaan abang selama ini bener. Ka Denta nyaman sama Alya."
Rio menghentikan aktivitasnya. Dia kira Alya hanya curhat hal tak penting. Ia menatap Alya penuh tanya, "Terus? "
"Alya dikasih waktu seminggu buat jawab permintaan Ka Denta. Menurut abang gimana?"
Rio mengacak rambutnya frustasi. Seakan akan dirinyalah yang sedang berada diposisi Alya sekarang. Ia tak habis pikir dengan Alya yang masih dengan santainya menghadapi masalah perasaan.
"Gila!! Bego!!" Rio mengutuk Alya begitu saja. Alya berancang ancang ingin melaporkan perkataan Rio kepada mamanya, namun dengan sigap Rio membengkam mulutnya.
"Huek, asin tangan lo bang" Alya belagak membersihkan lidahnya yang menyentuh tangan Rio. Begitupun dengan Rio yang mengelap tangannya pada sprei.
"Sekarang gue tanya ya ALYA SAFIRA LARASATI adek gue yang laknat. Hati lo buat siapa?!!" Rio bertanya dengan menekankan nama adeknya. Ia sudah terlanjur marah.
Alya hanya diam, ia sadar bahwa Rio tengah marah padanya. Pasalnya ia jarang sekali serius dengan abangnya seperti ini. Tapi ia masih belum sadar alasan Rio marah pada dirinya itu karena apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheerful Girl [ENDING]
Ficção Adolescente[UDAH ENDING] PART-NYA BANYAK, TAROH AJA DI READING LIST KALIAN PROLOG Alya menghampiri keluarganya yang sudah duduk manis untuk melakukan makan malam. Disana ada mama, papa, serta kakak laki-lakinya. Makan malam sudah terlaksana. Alya pun memberan...