Hal Empat

887 57 5
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa tekan bintang dipojokan

Kini Alya menuruni tangga untuk makan malam bersama keluarganya. Semenjak pulang sekolah, ia hanya beraktivitas didalam kamar. Banyak aktivitas yang ia lakukan, seperti tidur, mandi, main ponsel, bermimpi, dan mengacak acak tempat tidurnya.

Dimeja makan berbentuk oval itu telah ada tiga orang yang sangat Alya sayangi keberadaannya. Siapa lagi kalo bukan mama, papa, dan juga Bang Rio. Mereka adalah harta paling berharga untuk Alya.

Alya pun duduk disamping mamanya dan berhadapan langsung dengan Rio yang menatapnya tak suka. Namun dirinya hanya nyengir menunjukan deretan giginya yang putih.

Mamanya pun segera mengambilkan nasi dan lauk pauknya ke piring Alya. Selama makan, memang tak ada yang boleh berbicara. Itu sudah peraturan dari keluarga Alya. Tak sampai setengah jam, mereka pun selesai makan. Namun tidak kembali pada kegiatan masing masing. Mereka masih setia duduk disana.

"Ma" panggil Alya ketika mamanya baru menyelesaikan minumnya. Tak hanya mamanya yang menoleh, papanya dan Bang Rio pun ikut menoleh.

"Apa sayang?" sahut mamanya selembut mungkin.

"Alya nunggak kas dua minggu ma!" ketus Rio sebelum Alya melanjutkan bicaranya

"Hah? Nunggak kas kamu dek? Emang uang kamu kemana" ucap mamanya yang sedikit tak percaya pada Alya.

"Euumm-" Alya nampak berfikir alasan yang pasti untuk menjawab pertanyaan dari mamanya.

"Udah gak papa. Mungkin uang Alya kepake buat keperluan lainnya. Nanti papa tambah lagi uang harian kamu"

"Aaaa makasih papa!! Makin sayang Alya sama papa" ucap Alya dengan gembiranya.

"Belain aja terus pa. Jelas jelas Alya salah. Masih aja dibelain" gerutu Rio ntah karna cemburu ntah apa.

"Abang!. Kamu kan gak tau pastinya" ucap mamanya menengahi.

"Gak gitu Bang, papa bukannya belain Alya. Ya udah, uang harian kamu juga papa tambah kok" ucapannya direspon senyum kemenangan milik Rio.

"Sirik aja lo bang!!" ketus Alya.

"Apa? Lo gak trima?!" ketus Rio pula.

"Lo kali yang gak trima. Lagian buat apa uang harian lo ditambah?! Lo aja kalo pulang pergi sering ninggalin gue!!"

"Buat bayar uang kas lo!! Lagian suruh siapa telat pulangnya! " Rio tak mau kalah beradu argumen.

"Udah sih, anak mama kok jadi berantem. Adek tadi mau bilang apa sayang? " ucap mamanya sembari mengelus rambut Alya.

"Eumm itu ma. Alya disuruh ikut olimpiade Fisika sama Bu Sinta. Terus Alya udah dikasih soal soal latihannya. Kata Bu Sinta, nanti Bu Sinta kirim kunci jawabannya ke mama buat jadi korektor"

"Bagus dong. Habis ini kamu langsung ngerjainnya" ucap mama sembari mengelus lembut kepala Alya.

Terpancar kebanggaan dari mata Rio, namun ia tak mau menunjukannya di depan Alya.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang