Hal Lima

887 55 9
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa tekan bintang dipojokan.

"Huft selesai juga" Alya keluar toilet dan mengusap peluh didahinya.

Alya telah selesai melakukan hukuman yang diberikan oleh Denta berupa membersihkan toilet wanita yang berada dibawah tangga. Sebenarnya Alya mendapat hukuman membersihkan seluruh toilet, tapi entah mengapa Denta hanya memberikan hukuman tersebut.

Alya pun berjalan di koridor menuju kantin. "Woy, mau kemana lu?"

Teriakan Denta mampu membuat Alya berhenti berjalan dan menghembuskan nafasnya kasar. "Ngantin". Jawab Alya kembali melangkahkan kakinya

Denta pun ikut menyamakan langkahnya. "Lo itu harus balik ke kelas, bukan malah ngantin"

"Udah deh ka, cerewet banget. Lagian kan gue dah nyelesaiin hukuman kaka. Mending kaka balik sana ke ruang osis. Gue belom sarapan"

"Gak. Gue mau ngawasin lo sampe lo kembali ke kelas" kekeuh Denta.

"Terserah kaka. Lagian gue bukan buronan yg mesti diawasi"

"Lo jadi buronan gue" ujar Denta tegas.

Mereka pun jalan dalam diam. Bukan diam, melainkan Alya bersenandung ria selama berjalan.

"Bu, nasi sama telor mata sapi sama sayurnya. Minumnya es teh ya" ucapan Alya pun memperoleh anggukan oleh ibu kantin.

Alya duduk disalah satu kursi. Denta pun duduk didepan Alya. "Kaka gak mesen makan?" ia hanya khawatir jika nanti Denta akan meminta jatah makannya.

"Gak. Gue udah sarapan. Lagian kenapa lo bisa telat terus belom sarapan?" tanya Denta berusaha mencari topik agar tak ada keheningan diantara mereka.

"Eumm--" Alya pun berlagak seperti berfikir keras

"Kenapa?" ulang Denta.

"Aacieeee,, kaka perhatian banget sih sama Alyaaaaa. Aaaa so sweet" oke, itu sungguh sangat memalukan.

"Nyesel gue tanya kaya gitu" gerutu Denta kemudian membuka ponselnya.

Akhirnya pesanan Alya pun datang. Dan Alya langsung memakannya tanpa memikirkan Denta yang sedari tadi memandanginya tanpa henti.

"Lo itu lucu. Aneh, limited edition. Tapi sayang" batin Denta berhenti, memikirkan apa kata selanjutnya yang akan ia sampaikan.

"Tapi sayang, gue belom sayang" Denta pun berfikir lagi

"Eh maksud gue, tapi sayang gue gak boleh sayang sama curut kaya elu Alya" Denta pun menggeleng gelengkan kepalanya. Berusaha memukul kepalanya agar pikiran tentang Alya menghilang.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang