Hal Tiga Puluh Sembilan

345 21 0
                                    

Happy reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!!

🌟

Hari ini hari Minggu,namun Fikri masih berkutat dengan lembaran soal yang berserakan di meja ruang keluarganya. Nampak jelas beberapa buku pelajaran nan tebal pun ikut meramaikan meja tersebut.

"Fikri, makan dulu. Kamu juga belum sarapan"

Suara seorang wanita menggema terdengar hingga ke ruang keluarga. Mau tak mau Fikri harus membereskan pekerjaannya dan segera menuju meja makan. Nampak jelas seorang wanita bergamis moccha dengan kerudung berwarna coklat di sana.

"Iya Bun" ucap Fikri sembari duduk dan menerima nasi serta lauk pauk yang telah diambilkan oleh bundanya.

"Kamu ini, Hari Minggu bukannya buat refreshing masih aja berkutat sama soal. Kasihan otak kamu. Bunda tau kok,tapi kamu gak boleh nyiksa diri"

Fikri berhenti makan dan mengiyakan semua perkataan bundanya.

"Iya Bun,nanti juga Fikri main kok. Ayah mana Bun?" Tanya Fikri setelah mencari-cari sosok ayahnya yang belum terlihat.

"Ayahmu tadi jogging ,dari pagi tapi belum pulang. Palingan juga mampir ke rumah pakde"

Fikri hanya membalas pernyataan bundanya dengan anggukan kepala.

"Kamu yakin mau kuliah di Jogja?kenapa kamu gak milih di sekitaran sini aja?kan biar gak jauh-jauh. Apa kamu gak milih ngikutin Rio ke Bandung. Bandung kan juga deket,biar Bunda enak kalo mau lihat kamu."

Fikri meletakkan sendoknya. Perlahan ia mencerna semua perkataan bundanya. Apakah bundanya tak merestui dirinya kuliah di Jogja? Namun impiannya memang Jogja.

"Insyaallah Fikri yakin Bun. Bunda doain Fikri yah. Tenang Bun, Fikri pasti bakalan balik sebulan sekali kok. Fikri janji" dirinya hanya bisa mencoba meyakinkan bundanya.

"Ya sudah gak apa. Pasti bunda doain kok. Bunda mau ke minimarket depan. Kamu mau nitip?"  Fikri menggeleng, saat itu pula bundanya mulai meninggalkan rumah.

Fikri meraih ponsel yang terletak di sampingnya. Ia berniat menghubungi Alya untuk diajaknya jalan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" suara Alya terdengar jelas dari sebrang sana.

"Sibuk gak? Bisa nemenin gue jalan?" Ucap Fikri to the point

"Kalo sekarang Alya lagi ada urusan kak. Kalo Kaka mau bisa kok nanti sore"

"Ok oke, nanti sore gue jemput"

"Oke ka"

~~Cheerful Girl~~

Alya, dari tadi pagi dirinya hanya duduk dibalik meja kasir. Mengamati para pengunjung cafe yang sedang ramai. Hari ini Hari Minggu,dan Alya hanya ingin menghabiskan waktunya di cafe miliknya sendiri.

"Apa gue telfon Ka Ammar aja ya, lumayan kan bisa buat temen" Alya mengambil ponsel dan segera menelfon Ammar.

"Kenapa beb?" Panggilan sayang untuk Alya pun kembali berubah.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang