Hal Empat Puluh Satu

338 24 1
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!

🌟

Alya berjalan gontai menuruni anak tangga. Malam ini rasanya sangat sepi. Tak ada lagi yang teriak-teriak saling ngejek. Atau sekedar saling menyalahkan ketika kalah bermain PS. Nampaknya Alya merindukan abangnya.

"Mama mana pah?" Alya duduk di samping papanya yang sedang sibuk memangku laptop dengan beberapa berkas yang berserak di meja ruang keluarga itu.

"Mama lagi ke rumah tetangga sebelah." Ucap beliau tanpa memalingkan pandangan dari laptop.

"Lah? Ngapain malem-malem bertamu ke rumah orang" Alya memasukan kripik singkong ke dalam mulutnya.

"Biasa, ngobrolin arisan katanya"

"Hadeh!"

Alya memeluk toples berisi keripik singkong dan menikmati tayangan di televisi yang sedari tadi menemani papanya bekerja.

"Pah" Alya meletakkan amplop warna coklat di hadapan papanya.

"Apa dek?" Azlan menurunkan layar laptopnya untuk melihat apa yang barusan Alya letakkan.

"Hem, maafin Alya ya pah. Alya baru bisa gantiin uang papa setengahnya. Tapi Alya janji kok bakalan lunasin."

Azlan membuka amplop tersebut. Dan benar saja, isinya uang semua. Ia tersenyum mendengar penuturan anaknya itu. Sebetulnya ia sangat bangga karena Alya sudah memulai berbisnis.

"Makasih loh sayang" Azlan mengecup kening Alya.

"Yang seharusnya makasih Alya pah. Kan papah juga tokoh utama dibalik berdirinya Safeera Cafe" Alya merangkul papanya erat.

"Pah, eum kangen Bang Rio gak?" Alya melerai pelukannya.

"Kangen" Azlan kembali meneruskan pekerjaannya yang harus diselesaikan malam ini juga.

"Kalo gitu berarti Alya boleh dong ke Bandung. Alya bisa naik kereta kok pah"

"Gak!"

"Pah, Alya kangen banget sama Bang Rio" Alya berusaha untuk membujuk papanya agar diizinkan pergi ke Bandung. Ia sudah mempunyai rencana ini dari sebulan yang lalu.

"Alya! Sekali papa bilang gak ya gak!" Nampaknya Azlan memang tak memberikan izin. Bukan apa-apa, hanya saja Azlan tak ingin membiarkan putrinya pergi sendirian ke kota orang.

"Hem" Alya meninggalkan papanya dan beranjak menuju kamarnya.

*

Dilatar tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda, Rio melangkahkan kaki di sepanjang koridor kampusnya untuk menuju Gazebo. Hari ini dia sudah menyelesaikan semua kelas. Dan sekarang Rio berencana menyicil tugas yang diberikan dosen hari ini untuk minggu depan.

"Dah lama lo?" Sapa Rio pada cowo yang duduk di hadapannya sembari meletakkan beberapa buku dan catatan.

"Lumayan" Fajar, teman satu kelas Rio yang ternyata berasal dari satu kota yang sama pula.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang