Hal Tujuh

768 49 3
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa tekan bintang dipojokan.

Hari begitu cepatnya berganti. Sang surya dengan tekun terbit dan tenggelam setiap harinya. Tak terasa, tinggal hari ini hari terakhir bagi peserta olimpiade untuk bisa mengerjakan latihan latihan. Sedangkan hari esok adalah lombanya.

Selama empat hari kemarin, Alya beberapa kali telat masuk. Dan hukuman masih berlaku baginya karena ia belum memenangkan lomba. Berbagai hukuman telah Denta berikan untuk Alya. Selama empat hari itupun Alya tak benar benar belajar di ruang olimpiade. Waktunya hanya dihabiskan untuk memandang Fikri dan mencari perhatian Fikri yang lagi lagi hasilnya hanyalah nihil.

Pagi ini, seperti biasa Denta melakukan tugasnya untuk berkeliling halaman sekolah guna mencari pelanggar aturan. Dirinya melangkah menuju gerbang sekolah yang sudah tertutup dikarenakan bel masuk sudah berbunyi lima menit lalu.

"Gak ada yang telat pak?" tanyanya pada satpam yang tengah duduk di post satpam. Ia heran, karena pagi ini ia tak menemukan satu murid pun yang telat. Biasanya ada walaupun satu, siapa lagi kalau bukan Alya.

"Nggak ada den" sahut Pak satpam. Denta hanya mengangguk dan berjalan balik menuju ruang osisnya. Rasanya ia ada yang aneh dalam hatinya.

"Kemana si curut, dia gak masuk apa gak telat? Kok gue khawatir gini sih" gumamnya dalam hati sambil berjalan.

Ia pun dengan santai dan sengajanya melalui depan kelas Alya, untuk gurunya belum ada. Suasana kelas X IPA 1 sangat ramai pagi ini. Mungkin ini caranya agar bisa juga melihat ada Alya atau tidak.

Suasana mendadak hening ketika Denta memasuki kelas tersebut. "Assalamu'alaikum wr.wb" salamnya sebelum ia memulai untuk berkata.

"Waalaikumsalam wr.wb" jawab siswa yang berada disana.

"Sebelumnya kaka minta maaf masuk ke kelas kalian mendadak. Tadi kaka lewat sini kelasnya ramai. Pelajaran siapa sekarang?"

"Bu Desi ka, Bahasa Indonesia" jawab semua yang berada di kelas.

"Setidaknya kalau gurunya belum masuk, kalian belajar sendiri jangan ribut. Kalian bisa mengganggu kelas yang lainnya." Denta menegur sambil lenelisik setiap sudut dan tidak ditemukan Alya.

"Yang bikin kita ribut tuh Riska ka!!" Aldo pun mendelik ke arah Riska. Denta pun mengikuti arah yang dimaksud oleh semua siswa.

"Apa apaan lo nyalahin gue!! Tinggal bayar kas apa susahnya sih!!" Riska tak kalah sewotnya.

"Sudah sudah. Jangan ribut. Kalian sudah besar, seharusnya kalian bisa membagi waktu, kalau mau nagih kas setidaknya nanti jam istirahat atau sebelum bel masuk" Denta berusaha menengahi perdebatan tersebut.

"Ketua kelas kok nunggak kas!! Gak malu lo sama anggotanya!" suasana semakin memanas. "Gak usah bawa jabatan! Lo bendahara juga belom tentu bayar kas tepat waktu!" sahut Aldo yang sudah emosi.

Seluruh siswa saling beradu pendapat. Denta yang tadinya diam sekarang harus mengambil tindakan. "DIAM!!" nada suara Denta meninggi, ternyata emosinya juga itu terpancing.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang