Hal Dua Puluh Empat

423 32 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!

Zharif melangkahkan kakinya menyusuri koridor guna mencari tangga menuju rooftop sekolahnya. Ia harus menaiki tiga kali tangga supaya sampai di atas. Di rooftop tersebut tersuguhkan pemandangan indah kota ini. Rooftop mungkin dialihfungsikan sebagai gudang barang yang terbuka. Karena disini banyak sekali meja kursi yang terbengkalai.

Zharif mengedarkan pandangannya. Tak sengaja ia menangkap sosok seorang siswi yang tak asing baginya sedang duduk disalah satu kursi dan melamun. Tanpa berfikir panjang ia langsung duduk disamping gadis tersebut dalam diam.

Alya kaget, ia tersentak kala ada seseorang yang duduk disampingnya. Pikirnya hanya dialah satu satunya murid yang mengetahui tempat ini.

"Elah, lo lagi kak. Dateng tuh salam kek!. Assalamu'alaikum " cerocos Alya tanpa memperhatikan orang yang sedang diajaknya bicara.

"Hem" Zharif menaikkan satu kakinya ada kursi dan membuka lolipop yang sudah ia beli tadi di kantin.

Alya berdecak sebal, "Bukannya jawab!". "Nih, bawel lo!" Alya menerima satu lolipop  yang masih terbungkus. "Ngapain lo disini?" Zharif bertanya tanpa melihat Alya.

"Kelas gue lagi kosong, males aja gitu di kelas, berisik. Kalo disini kan gue bisa menikmati hidup."tutur Alya sembari memasukkan lolipop dalam mulutnya.

"Oh" sungguh kata yang tak pantas untuk diucapkan.

"Kalo lo sendiri kak?" Alya balik bertanya dengan menatap Zharif yang sedang menatap lurus pada gedung yang menjulang tinggi tepat di sebrang mereka.

"Gue? Kelas gue lagi pelajaran agama. Males aja gitu, yaudah gue izin ke kantin." Alya mendelik setelah mendapatkan jawaban dari Alya. Ia tak habis pikir pada makhluk yang satu ini. "Wah parah lo!"

Mereka terdiam beberapa saat. Mungkin sedang menghayati hidup mereka masing-masing. Seharusnya disini sunyi, tapi berhubung di bawah sebrang mereka adalah jalan raya pada kendaraan, jadi bising. Sesekali Alya bersenandung untuk mencairkan suasana.

"Kak, gue mau nanya boleh?" Alya mencoba mencairkan suasana diantara mereka. Lagi-lagi Zharif hanya menjawab pertanyaan Alya sebatas dehaman saja. "Kenapa sih lo suka banget ngelanggar aturan?" Alya menatap Zharif yang masih santai mengulum lolipopnya. "Karena gue pengen" jawabnya enteng.

"Ish bukan itu maksud gue!" Alya kesal atas jawaban Zharif. "Iya, iya. Gue dari dulu pindah pindah sekolah. SD gue pindah tiga kali. SMP hampir setiap tahun. Dan SMA gue udah pindah dua kali sekolah. Dari semua sekolah yang pernah gue masukin, peraturannya sama. Jadi menurut gue buat apa harus ditaati. Gue muak kalo baca atau denger peraturan sekolah." Alya melongo mendengar penjelasan Zharif.

"Lah kenapa pindah? Lo pasti di DO ya karena terlalu bandel?" tebak Alya sembari membenarkan tali sepatunya yang lepas.

"Anjir, gini gini juga otak gue gak jalan ditempat. Bokap gue kerjanya nomaden, tergantung atasannya. Jadi mau gak mau gue sama nyokap hari ikut. 

~~Cheerful Girl~~

"Curut kemana nih? Kerjanya ngilang-ngilang mulu dah kaya kepastian dari doi" Riska bertanya pada Via yang masih fokus pada hapenya.

Via sama sekali tak menjawab pertanyaan Riska. "Elvia, monyet emang lu!" Riska kesal karena ia dikacangi oleh Via.

"Assalamu'alaikum everybody!!" Alya masuk kelas dengan gembiranya. Eh, ralat dia emang selalu gembira. Tanpa basa basi Alya langsung duduk dihadapan kedua sahabatnya. "Dari mana lo?" tanya Riska mengintrogasi.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang