Hal Tiga Puluh Enam

360 29 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!

"Ammar, aku sayang kamu" ucap seorang cewek pada Ammar.

Saat itu kelas Ammar jam kosong. Tidak hanya kelasnya, banyak juga. Dikarenakan guru sedang rapat. Sebenarnya situasi ini diharapkan semua siswa untuk membersihkan kelas mereka.

Lisa, panggil saja seperti itu. Ia menarik Ammar pada halaman pojok depan perpustakaan. Disana mereka duduk berdua. Sudah tidak asing, toh mereka berdua memang terlihat akrab selama ini. Ammar yang terkenal dengan kenakalannya pun tak bisa dipungkiri akan ketenarannya.

"Lo boleh sayang gue, tapi gue gak bisa Lis" ungkap Ammar. Ya, dirinya sudah SMA, bukan lagi tentang cinta monyet dengan mantan segudang.

"Apa alasannya?" Lisa menarik lengan Ammar agar dirinya dapat melihat ekspresinya.

"Gue udah nganggep lo sahabat gue Lis, gak lebih" kata Ammar banyak penekanan.

"Apa lo gak bisa nerima gue lebih dari sahabat? Gue sayang lo, apa lo sama sekali gak ada rasa sayang sama gue setelah lama kita bersahabat?" mata Lisa memerah.

"Lis dengerin gue" Ammar menggenggam tangan Lisa erat. Manik mata mereka berdua bertemu. Menurut Lisa, inilah titik yang membuat nyaman berada disisi Ammar.

"Gue emang sayang sama lo, tapi hanya sebagai sahabat, gak lebih. Bukan berarti gue gak ngehargain perasaan lo Lis. Kalo lo sayang gue hanya karena lo pengen pacaran, gue gak bisa. Lo tau kita beda Lis. Gue maunya langsung serius Lis, ini bukan lagi cinta monyet. Dan gue yakin keluarga kita saling gak setuju. Itu alasan gue Lis, keyakinan kita berbeda"

Ammar menjelaskan alasannya panjang lebar.

"Oh ya Lis, Minggu ini juga gue bakal pindah sekolah. Jadi lo jaga diri baik-baik ya selama gak ada gue" Lisa menumpahkan segala kesedihannya di depan Ammar. Sudah cintanya ditolak, Ammarpun harus meninggalkannya.

**

"Ka Ammar!! ish dipanggil dari tadi nglamun mulu!!" Ammarpun kembali pada dunia nyata.

"Eh iya apa sih Al?" tanyanya pada Alya yang duduk disampingnya.

Malam ini bintang terlihat bertebaran begitu banyak. Syukurnya awan tak ada yang menutupi keakraban mereka. Antara bintang, bulan, dan langit.

"Tau ah sebel gue. Brarto daritadi gue cerita lo gak dengerin?!" Alya nyolot begitu saja. Ini sudah hari kedua dirinya menginap di rumah Ammar, namun nampaknya tak di sambut baik.

"Ya maaf, gue tadii--"

"Lo kenapa, sini cerita sama gue" pinta Alya. Ammarpun menceritakan semua kejadian yang pernah dialaminya sebelum ia bertemu Alya kembali.

"Haha anjir bego lu!" Ammar nampak jengah. Karena ekspresi Alya tak sesuai ekpetasi Ammar yang akan mengasihinya.

"Sini nomornya mana gue minta!" Alya merebut begitu saja ponsel Ammar. Ammar tak mau berbuat banyak, biarkan kedua cewe itu saling mengenal.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang