Hal Dua Puluh Enam

405 29 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tekan bintang di pojokan

Siswa dan siswi berlalu lalang disepanjang koridor depan perpustakaan. Mereka tak ada niat untuk melepas sepatu dan memasuki pintu kaca itu. Mereka lebih tertarik untuk duduk di bangku panjang dan menyantap makanan yang mereka beli.

Tak sedikit pula yang ada di perpustakaan. Nyatanya setiap kursi dan karpet yang ada di dalamnya sudah dipenuhi oleh siswa yang memang berniat untuk membaca atau hanya sekedar numpang wifi dan ngadem dibawah AC.

Alya yang menjadi bukti nyata dimana setiap orang yang datang ke perpustakaan belum tentu berniat untuk membaca. Dia memilih datang ke perpustakaan dan menolak ajakan sahabatnya menuju kantin dengan alasan untuk menemui Fikri. Itupun jika Fikri berkunjung ke perpustakaan.

Setelah kejadian boncengan dengan Zharif waktu itu, Fikri sama sekali tak membalas pesan Alya. Bahkan tak mengangkat telfon Alya. Fikri selalu menghindar jika bertemu dengan Alya.

"Heh, wifi lo lemot kaga?" Alya bertanya pada siswa lelaki yang terlihat rajin disebelahnya. Yang ditanya hanya menunjukan layar ponselnya yang sedang menonton salah satu tayangan di youtube.

"Anjir, makannya lemot. Lo numpang wifi kaga tanggung-tanggung. Gue aja cuma buat chatingan" yang diajak ngomong sama sekali tak memperdulikan Alya.

Alya mengedarkan pandangannya menelisik setiap sudut bahkan setiap wajah yang ada di dalam perpustakaan ini. Ia tak menemukan sosok Fikri saat ini. Namun ia menemukan sosok yang sedang melambaikan tangan tak jauh darinya.

"Tumben lo ke perpus" Denta meletakkan buku yang akan dia pinjam di meja depan Alya dan duduk di sebelahnya.

"Biasa, numpang wifi" jawab Alya santai cengengesan.

"Biasanya kalo jam jam segini lo paling lagi kencan bareng Fikri di taman" sindir Denta yang tak mengalihkan pandangan dari buku yang ia baca.

Alya hanya melirik Denta sekilas dan menarik sudut bibirnya, "Dia marah". Dua kata yang Alya lontarkan mampu membuat Denta mengalihkan pandangannya. "Emang lo abis bikin kesalahan apa sampe dia marah?"

"Kemarin gue jalan sama Ka Zharif. Gue udah boong, eh kepergok dia." Denta memasang muka meremehkan. "Bodoh!"

Kali ini Denta benar-benar menutup bukunya dan menatap lekat Alya. Begitupun Alya yang tak sengaja menangkap manik mata Denta. Beberapa detik mereka saling menggali perasaan dari adanya kontak mata.

"Kalo nanti sore jalan sama gue, Fikri marah gak?" tanya Denta setelah memutus kontak dengan Alya.

Alya nampak berfikir, mungkin Fikri tak akan marah. Toh sekarang memang sedang marah. Maka dari itu jika Fikri marah biar sekalian saja marah. "Kayaknya sih enggak. Mang mau kemana kak?"

"Nanti gue susul ke rumah lo deh. Nyante aja gitu, refreshing"

"Siap deh"

*
Rio menghampiri Fikri yang sedang membaca buku di bangaku sudut taman itu. Tanpa basa basi Rio langsung saja duduk dihadapannya.

"Masih marah sama Alya?" Rio sudah tahu semua permasalahannya. Kemarin Alya sudah curhat panjang lebar pada dirinya.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang