Hal Sembilan Belas

488 32 1
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa tekan bintang dipojokan!!

Pagi ini Alya lagi lagi harus telat. Dirinya bangun jam setengah tujuh pagi. Itu tentu saja membuatnya mau tak mau harus memilih antara naik ojol atau diantar. Papa dan abangnya pas sudah berangkat.

"Fix hari ini gue telat lagi. Nanti kalo diabsen lo bilang ya sama tuh guru mapel pertama kalo gue ada urusan penting banget" ucapnya dalam telfon sembari menuruni anak tangga.

"Lah lo kenapa bisa telat curut?!! Nanti kalo ditanya kepentingannya itu apa? Lo bikin repot gue aja deh" jawab Via yang sudah berada disekolahan.

"Gue telat bangun. Tadi malem abis ngejar nonton. Ya ilah, tinggal lo bilang apa kek, nyabutin rumput atau ngasih makan kucing peliharaan juga gapapa dah. Gitu aja ribet, ntar gue kasih lebih deh buat lo"

"Oke curutkuu. Love you more"

Tut tut

Alya pun mematikan sambungan telefonnya dengan Via. Niatnya pagi ini ia akan berangkat lebih awal biar bisa ketemu Fikri, eh sialnya malahan dia terlambat. Alya celingukan mencari sesuatu disana.

Ia rasa kemarin ia meletakan sepatunya di rak sepatu bawah tangga deh, tapi kok tak ada. Yang ada hanya sepatu yang biasa buat main. Tak mungkin jika ia menggunakan sepatu itu, bisa bisa disita, terus kena marah papah.

"Nih sepatu kemana lagi! Perasaan gue kemarin taroh disini deh" ia masih mencarinya sampai menurunkan semua barang yang ada di rak sepatu tersebut.

"Kok gak ada sih. Apa Bang Rio yang pake sepatu gue? Ya masa sih, sepatu gue kan model cewek banget" akhirnya Alya memutuskan untuk lari kembali ke kamarnya.

Ia sudah menggeledah semua sudut di kamarnya, sampai sampai isi lemari pun ia obrak abrik. Ia pun kembali turun dan mengecek barang kali sekarang sudah ada di rak sepatu.

"MAMA, SEPATU ALYA MANA SIH?" nampaknya ia sudah pasrah.

"Apa sih dek?"

"Mama liat sepatu Alya gak? Kemarin Alya ingetnya naroh disini. Masa sekarang gak ada sih." gerutunya mencari ke kolong meja makan.

Mamanya pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Alya. "Nih apaan?" tangan kanan mama menenteng sepasang sepatu yang ia temukan di bawah meja ruang keluarga tadi malam.

"Akhirnya" Alya tanpa basa basi merebut dan langsung memakainya.

"Ini baru peringatan ya dek! Awas aja kalo kamu gini lagi. Mama bakal hukum kamu nyabutin rumput halaman belakang. Teledor banget sih" marah Mamanya yang sedang meracikan sarapan untuk Alya.

"Iya iya Mamaku sayang"

"Ini sarapan dulu" beliau sudah menyiapkan setangkap roti tawar dengan selai kacangnya.

"Gak ah mah, Alya sarapan di kantin aja. Takut telat" Alya masih sibuk dengan tali sepatunya.

"Astagfirullah Alya! Sekarang udah tengah delapan. Percuma kalau kamu takut telat!"

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang