Hal Enam Belas

543 42 3
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tekan bintang dipojokan!

Alya menyusuri setapak bertaman untuk menuju pintu utama setelah gerbang rumahnya. Lagi lagi Denta tak mau untuk diajak mampir terlebih dahulu ke rumahnya.

"Assalamu'alaikum" Alya melangkahkan kaki mendekati Rio yang sedang duduk dan menikmati tontonannya di ruang keluarga.

"Waalaikumsalam. Darimana lo baru pulang?" tanya Rio setelah Alya meletakan tubuhnya di sampingnya.

Alya menyuruput minumanan yang ada di meja. Milik siapa lagi kalo bukan milik Rio. Setelah minum, disandarkan kepalanya pada bahu Rio, rasanya ia capek hari ini. "Abis nemenin Ka Denta"

Rio hanya menjawab perkataan Alya dengan anggukan, dan dibiarkannya kepala Alya untuk tetap bersandar dibahunya. Rio kembali fokus menatap televisi tersebut. Sedangkan Alya perlahan memejamkan matanya untuk merasakan betapa nyamannya ia berada di pundak abangnya.

"Bang" panggil Alya yang masih belum juga membuka matanya.

"Hem" deham Rio masih fokus pada tontonannya.

"Apa Alya salah kalo Alya suka Ka Fikri?" pertanyaannya yang membuat Rio spontan meliriknya yang masih memejamkan mata. "Lo ngigo?"

Alya membuka matanya dan mendapati Rio yang masih menatapnya. "Iya Alya tau pasti kalian gak bakalan percaya. Setelah sekian lama Alya menutup hati, gak tau kenapa Alya tertarik sama Ka Fikri. Apa Alya salah kalo Alya mau membuka hati?" Alya kemudian memejamkan matanya kembali dan mulai menghayati apa yang barusan ia katakan.

"Dek, gue tau lo dari lo lahir. Dan gue tau kalo lo juga gak pernah gini sebelumnya. Lo emang akrab sama semua cowo, tapi lo cuma nganggap mereka temen. Apa lo udah yakin sama perkataan lo barusan? Apa lo juga cuma nganggap Denta sebatas temen?" pertanyaan Rio kembali membuat Alya membuka matanya dan menatap Rio. Tak langsung ia menjawab, sepertinya ia sedang berfikir.

"Ka Denta?" tanyanya lirih. Alya hanya menganggap Denta sebatas teman dan kaka kelas tidak lebih dari itu.

"Iya Denta. Apa lo gak pernah mikir setelah apa yang lo lakukan ke Denta selama ini? Bisa aja dia baper" Rio menyuapkan sepotong kue setelah ia menjelaskan pada Alya.

Alya nampak berfikir dan menerawang jauh apa yang pernah ia lakukan pada Denta. Menurutnya itu adalah hal yang wajar wajar saja yang sering ia lakukan. "Terus Alya harus gimana dong bang. Nanti malem Alya diajak keluar sama Ka Fikri"

Rio sedikit kaget mendengarnya, karena ini adalah rekor pertama dirinya mengetahui Fikri mengajak jalan cewek setelah lama mereka berteman. "Seriusan lo?" Alya hanya menjawabnya dengan anggukan.

"iih bang, terus Alya harus gimana nyikapin Ka Denta?!" nadanya sedikit kesal.

"Gampang, lo tinggal pilih antara mengejar atau dikejar" Alya menyriyitkan dahinya pertanda tak paham.

"Bodoamat dah" rupanya ia sudah muak membahas semuanya dengan Rio. Rasanya tubuhnya semakin capek. Namun, "oh ya bang, inget Ka Ammar gak?" Rio nampak mengingat setelah Alya menanyakan itu.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang