Hal Satu

3K 87 4
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa tekan bintang dipojokan.

👇👇

"SELAMAT PAGI SEMUANYA!!" teriak Alya kala ia memasuki ruang kelasnya. Ia cukup gembira hari ini. Ralat, ia memang selalu gembira setiap hari.

"Diem!! Brisik. Masih pagi" tegur Aldo selaku ketua kelas X IPA 1. Ya, Alya memang terlalu cerdas sehingga dia masuk kelas prestasi.

"Siapa elu nyuruh nyuruh gue?! Hidup hidup gue!" protes Alya sembari meletakkan tasnya di kursi samping Via. Via adalah teman sebangkunya. Boleh dikatakan bahwa Alya, Via, Riska adalah satu sahabat. Mereka selalu bikin ulah setiap harinya.

"Calon pacarlu!!" sahut Aldo sembarangan. Isi kelas hanya menyuraki mereka berdua.

"Baru calon ini udah pamer. Ditolak Alya baru tau rasa lo!!" ketus Via disamping Alya. Alya hanya terkekeh. Pasalnya ia tak mau menjalin hubungan dengan cowo macam apa pun. Ya jika ia bisa mempertahankan prinsipnya.

"Woyy diem napa?!! Brisik!!" protes Riska yg tengah sibuk menyalin tugas seseorang. Suasana kelas menjadi normal. Mereka melalukan aktivitas masing masing.

Teng teng teng

Bel pun mulai berbunyi. Suasana hening masih terasa pada SMA PELITA HARAPAN. Ya, Alya memang termasuk murid rajin yg berangkat lima menit sebelum bel. Sangat rajin hingga menjadi kesayangan guru karna ulah yg dibuatnya.

Seorang pria paruh baya melangkahkan kakinya menuju kelas X IPA 1. Beliau adalah Pak Dodi guru matematika. Setelah sampai depan kelas, beliau langsung masuk dan duduk. Suasana tegang terasa didalam kelas itu. Padahal beliau adalah guru yg baik.

"Pagi anak anak" sapaan pagi khas Pak Dodi

"Pagi pak" jawab siswa serentak.

"PR kalian sudah dikerjakan?"

"Sudah Pak"

Namun, dideretan meja kedua sedang ada yg bingung tentang pertanyaan Pak Dodi tersebut.

"Emang ada PR?" tanya Alya pada Via

"Eeh ogeb. Gue kira lu udah ngerjain"

"Belom lah. Gue gak suka ya kalo ngerjain PR dirumah. Lagian lu kaga bilang dari tadi!" jawab Alya menyalahkan Via.

"Heh anak curut. PR itu pekerjaan rumah. Cerdas tapi kok oon" percakapan mereka tertangkap mata oleh Pak Dodi.

"Itu yg meja barisan kedua ada apa ribut ribut?" tanya Pak Dodi. Semua mata pun tertuju pada mereka.

"ALYA BELOM NGERJAIN PR PAK!" teriak Via dari sana. Teman temannya pun sudah menyangka bahwa jawabannya adalah itu. Itu sudah biasa bagi mereka melihat Alya sebagai bahan tontonan.

"Mampus gue!!" Alya menggerutuki diri sendiri.

"SIAPA LAGI YG BELUM MENGERJAKAN PR!?" tanya Pak Dodi tegas sembari memegang sebuah garisan kayu. Kelas pun jadi hening.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang