Happy Reading
Jangan lupa tekan bintang dipojokan!!✨
"Pak bukain dong, aduh panas banget ini pak!!" sewot Alya ketika Pak Sarip telah pergi meninggalkannya sendiri di depan gerbang dan mengharuskan menghadapi satpam.
"Kamu itu telat terus!! Tuman!." Pak Satpam masih duduk di postnya tanpa memperdulikan ekspresi Alya yang mulai bete.
"Ah elah pak, baru juga berapa kali. Lagian seharusnya saya juga masih bisa masuk!!" sanggahnya tak kalah.
"Motivasimu apa mau masuk! Udah tau telat. Tunggu ketua osis atau guru piket datang!" satpam tersebut masih tau mau kalah telak dengan Alya.
Alya pun baru ingat akan kegunaan surat dispensasi tersebut. Untung saja ia membawanya. "Pak, sini deh. Baca ini!!" perintah Alya setelah mengeluarkan surat tersebut dari dalam tas.
"Apa?" tanya Pak satpam sembari merebut surat dari Alya. Dibacanya secara seksama. Dan akhirnya
"Oke, kamu boleh masuk. Tapi lain kali jangan telat ya!!" Alya pun langsung berlari ke dalam kawasan sekolahan setelah pak satpam membukakan gerbang untuknya.
Denta yang melihat hal itu pun langsung menghampiri Pak Satpam yang sedang menyeruput kopi setelah ia berurusan dengan Alya.
"Pak kenapa Alya dibolehin masuk! Kan belum ada perintah dari saya. Saya belum ngasih hukuman buat dia" jelas Denta panjang lebar dan tinggi.
"Eh anu-- Alya tadi udah nyerahin surat dispensasi yang bertandatangankan kepala sekolah. Jadi saya tidak bisa melarangnya" Denta hanya mengangguk paham dan langsung berbalik. Niatnya ingin mengejar Alya, namun Alya sudah tak terlihat sosoknya.
Waktu hari ini terasa cepat bagi Alya. Baru saja ia telat, sekarang sudah bel pulang. Entah hanya dirinya yang merasakan seperti itu, entah pula dengan yang lainnya.
Sekarang ia menyelusuri koridor, niatnya hendak bertemu Fikri, belum juga sampai kelasnya, mungkin jodoh. Mereka pun bertemu tak jauh dari kelas Fikri.
"Ka Fikri!" panggil Alya pada Fikri yang berjalan di depannya. Fikri pun menghentikan langkahnya dan berbalik menemui Alya yang sedang tersenyum. Hanya tampang datar yang ia berikan, ntahlah ia juga bingung.
"Ya?" jawab Fikri setelah jarak mereka memang sudah memungkinkan untuk mengobrol. "Ada acara gak kak?" lanjut Alya.
Fikri nampak berfikir lebih, "Eum-kayaknya enggak. Kenapa?" Fikri menatap Alya bingung.
"Hem, mau minta temenin bisa gak kak?"
"Ayok sama gue, kebetulan gue juga mau minta temenin lo beli kado buat nyokap" sambar Denta dari belakang. Fikri masih terdiam, sedangkan Alya?
"Dih paan banget dah ka, kan gue lagi tanya Ka Fikri. Lagian napa sih lo dateng kek jelangkung gitu" gerutu Alya tak suka.
"Ya udah, lo pergi sama Denta aja" ucap Fikri memutuskan. Ia tak ingin terjadi keributan hanya karena hal sepele.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheerful Girl [ENDING]
Teen Fiction[UDAH ENDING] PART-NYA BANYAK, TAROH AJA DI READING LIST KALIAN PROLOG Alya menghampiri keluarganya yang sudah duduk manis untuk melakukan makan malam. Disana ada mama, papa, serta kakak laki-lakinya. Makan malam sudah terlaksana. Alya pun memberan...