Hal Tiga Puluh

391 27 1
                                    

Happy Reading
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!!

Siang ini cuacanya sangat panas. Bahkan bisa untuk menggoreng telur di trotoar mungkin. Banyak rezeki untuk penjual es. Uuh nikmat memang.

SMA PELITA HARAPAN pulang lebih awal ketimbang biasanya. Ini tentu moment yang sangat menyenangkan untuk Alya tentunya. Apalagi dalam hitungan hari kelas 12 akan mengadakan ujian, sungguh nikmat sekali.

Semua siswa berhamburan menggendong tas mereka masing masing. Ada yang langsung pulang, ada pula yang masih ngobrol cantik di depan kelas.

Alya melangkahkan kakinya untuk pulang,
"Pulang sama siapa?" Denta mengharuskan Alya mengakhiri langkahnya.

"Hay ka Denta, rasanya udah lama gak ketemu ya, padahal baru kemarin" ucap Alya cecengesan yang membuat Denta mengalihkan pandangannya.

"Gombal aja kamu! Nanti kalo baper gimana?" Alya bingung karena ada yang aneh dari perkataan Denta.

"Kamu? Ooo, Alya gak gombal kok"

"Pulang sama Bang Rio?" tanya kembali Denta. Alya menggeleng dan tersenyum.

"Terus sama siapa? Fikri?" Denta kembali bertanya. Raut wajah Alya berubah kala mendengar nama Fikri. Sudah seminggu lebih ia tidak mendengar kabar tentang Fikri.

"Bukan ka, Alya mau pulang naik taksi"

"Gue anter ya?" Alya menatap Denta bingung. Apakah ia tidak disibukan dengan beberapa rapat sedangkan dirinya bernotabene sebagai ketua osis.

"iih, gak perlu repot repot. Pastikan Ka Denta juga ada rapat! Jangan lari dari tanggung jawab dong ka!" Alya nyolot begitu saja. Ya walaupun dirinya tak pernah berkecimpung di dunia osis, setidaknya dirinya tahu.

"Dih, abis makan apaan dah kok jadi bijak. Lagian jangan sok tau. Gue udah selesai rapat, baru aja"

"Halah boong" Denta berdecak kesal. "Gue gak boong, suwer" Gaya Denta dengan mengacungkan kedua jarinya.

"Gue anter ya?" Alya mengangguk. "Bentar gue mau ke kelas, lo tunggu di halte depan sekolah ya" Denta langsung berlari menuju kelasnya untuk mengambil barangnya.

Alya menyusuri koridor untuk menuju halte depan sekolahnya. Mau tak mau juga ia harus melewati kelas Fikri. Dalam hati Alya masih mengharap Fikri belum pulang. Ya walaupun ia tak tahu.

"Ka Fikri" panggil Alya pada Fikri ketika Fikri keluar kelas dan memilih untuk berbalik arah karna melihat Alya.

"Ka!" Alya berlari dan menjejeri Fikri untuk menyapa. Fikri tak berniat untuk menghentikan langkahnya. Hatinya sudah sedikit sakit.

"Ka Fikri!!" Alya mencekal tangan Fikri agar Fikri menghentikan langkahnya.

Fikri berhenti tanpa memandang Alya. "Ka!" seru Alya sekali lagi yang mau tak mau Fikri harus menatap Alya. Tatapan Fikri kali ini dingin seperti pertama mereka bertemu. Tak ada lagi kehangatan pada manik mata Fikri.

Cheerful Girl [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang