Happy Reading
Jangan lupa tekan bintang di pojokan!🌟
Perbedaan waktu sebelas jam yang mengharuskan Alya pandai-pandai mengatur waktu untuk menghubungi pujaan hatinya. Alya sudah berkemas, butuh tiga koper besar untuknya kembali ke pangkuan tanah air.
Alya akan kembali tinggal di Indonesia setelah empat tahun berkelana mencari ilmu di negeri orang. Besok pagi adalah jadwal keberangkatannya.
"Alya baru selesai nih"
Alya menatap Fikri via video call. Saat ini di Amerika sedang tengah malam, Alya sudah bersiap di dalam selimut sembari memandangi Fikri yang nampaknya sedang sibuk dengan laptopnya.
"Eh iya sayang, kamu berangkat pagi kan? Kayaknya aku gak bisa jemput deh, kerjaanku lagi banyak banget" Bahkan Fikri tak menoleh pada Alya.
"Sibuk banget yah?" Terdengar jelas nada kecewa Alya.
"Yaudah gak papa kok, biar nanti Alya dijemput sama Bang Rio"
"Maaf banget ya, bukannya aku gak mau jemput, tapi kerjaanku--"
"Gak papa sayang" Potong Alya sembari tersenyum.
"Yaudah kamu mending tidur deh. Besok bangun pagi, jangan lupa tahajud nya. Besok kalo mau berangkat kabarin aku ya!" Alya tersenyum hanya karna mendengar perhatian kecil dari Fikri.
"Iya sayang, kamu juga semangat ya kerjanya!"
"Pasti dong. Good Night, love you. Assalamu'alaikum"
"Love you more, waalaikumsalam" Fikri langsung mematikan sambungan video call tersebut.
Alya menarik selimut setinggi leher. Perasaannya saat ini campur aduk. Antara senang, bahagia, sedih, kecewa, dan curiga. Namun Alya kembali menepis semua prasangkanya, toh ia dan Fikri sudah bukan lagi remaja labil dengan segudang drama percintaan.
"Ah gue gak boleh suudzon, mungkin Ka Fikri emang lagi sibuk"
~~Cheerful Girl~~
Fikri segera bergegas pergi untuk bertemu dengan kedua orang yang sudah menjadi temannya. Ia harus segera menuju cafe milik Alya. Kuda besinya pun melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Tak sampai sepuluh menit, dirinya sudah menginjakkan kaki di tempat yang ia tuju dan langsung menuju private room.
"Lo bisa sante kaga? Salm dulu kek!" Ketus Denta yang duduk bersebelahan dengan Ammar. Ya, Fikri telat.
"Assalamu'alaikum" Salam Fikri sembari duduk di hadapan kedua orang tersebut.
"Jadi gimana nih! Ah anjing kalah!" Ammar melemparkan ponselnya begitu saja kalau ia sudah dikalahkan oleh musuh dalam game onlinenya.
"Mulut lo lama-lam gue sumpel pake kaos kaki. Muak gue dari tadi lo nyebut nama si anjing ama babi mulu!" Terlihat jelas raut kemurkaan di wajah Denta.
"Mulut-mulut gue" Tanpa dosa Ammar menyeruput kopi panas yang keburu dingin karena dipesan sedari tadi.
"Bacot kalian!" Fikri dengan santai mengatakan itu sembari mengetik sesuatu di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheerful Girl [ENDING]
Teen Fiction[UDAH ENDING] PART-NYA BANYAK, TAROH AJA DI READING LIST KALIAN PROLOG Alya menghampiri keluarganya yang sudah duduk manis untuk melakukan makan malam. Disana ada mama, papa, serta kakak laki-lakinya. Makan malam sudah terlaksana. Alya pun memberan...