"Jadi kau menginginkan aku untuk melakukan hal tak senonoh pada dirimu lagi?" tanyanya dengan raut wajah nakal sambil mendekatkan jarak diantara kita.
"Bukan itu maksudku." jawabku kelabakan.
"Terus apa maksud dari ucapanmu tadi? Aku-sih tangkapnya kau ingin aku mengombalimu kembali. Bukan begitu?" tanyanya sarkas sambil menaruh tangannya dipinggangku dan menarikku kearahnya sehingga kening kami saling bersentuhan.
"Iya... Hanya saja..." ucapku gugup.
"Kau gugup aku memperlakukanmu seperti ini? Bagaimana jika aku melakukan lebih dari pada ini?" bisiknya sambil meletakkan kepalanya di samping telingaku dan mencium sekilas leherku yang sontak membuat seluruh bulu-buluku merasa merinding.
"Diego, jangan lakukan ini sekarang. Masih ada Darren bersama dengan kita." sanggahku sambil berusaha mendorongnya menjauh namun hasilnya gagal.
"Memangnya kau berpikir aku akan berbuat apa dengan dirimu disini? Apa kau berpikir bahwa aku akan menyetubuhimu sekarang juga?" tanyanya nakal yang langsung berhasil menyebabkan diriku tersipu malu dan merona.
"Aku....Tidak...." ujarku terbata-bata.
"Kau tidak berpikir seperti itu? Berarti kau juga tidak bisa menebak apa yang akan aku lakukan selanjutnya, kan?" tanyanya lagi sambil sedikit menjilat ceruk leherku.
"Jangan bersikap tidak pantas pada diriku didalam mobil ini, Diego. Itu bukanlah..." sanggahku yang kembali dipotong oleh Diego.
"Jadi kau bersedia untuk melakukannya saat kita berada di rumah?" balas Diego.
"Tentu saja tidak!" sahutku.
"Maka dari itu, biarkan aku melakukan disini biar semua orang bisa melihat perbuatan kita, Sya. Mungkin dengan begitu kita besok muncul di trending topic sehingga semua orang tahu bahwa kau hanyalah milikku seorang." tukas Diego sambil mulai untuk membuka kancingku satu demi satu.
"Aku tidak memberikanmu izin untuk melakukannya, Diego! Diego! Diego!" sahutku berusaha mencegahnya melakukan hal yang lebih.
"Hahaha.... Sekarang aku benar-benar yakin kau sudah tidak polos lagi, Sya." ledeknya sambil kembali duduk ditempatnya dan tersenyum mesum kearahku.
"Aku bertumbuh seiring berjalannya waktu, okay?!" belaku.
"Kau boleh bertumbuh secara fisik, tapi dimataku kau tetaplah Ulyssa lucu dan polos yang mudah sekali aku goda." candanya yang lantas mendapat pukulan keras dari diriku pada dadanya.
"Jahat! Kejam! Keji!" ejekku sambil merajuk dan memayunkan bibirku, lalu mengancing kembali bajuku yang sempat dibuka oleh Diego.
"Kau sepertinya sungguh ingin memancingku untuk berbuat lebih, Sya! Tapi kau tenang saja, aku tidak akan berbuat macam-macam dengan dirimu sampai kau resmi menjadi milikku, Sya. Itulah janjiku pada dirimu." tegas Diego yang membuat hatiku langsung berbunga-bunga. Dia memang lelaki yang terbaik untuk diriku. Dia selalu mengerti posisiku, tidak salah sangka dengan diriku dan mampu untuk membuatku merasa nyaman.
Dia juga tidak memaksa kehendaknya meski aku juga tahu bila dia mau, dia bisa melakukan itu. Tentu saja aku tidak punya kekuatan yang cukup untuk melawannya. Tapi dia tetap mau menerima keputusanku dan menunggu sampai hari dimana namanya akan terpasang disamping namaku. Saat itu juga aku tahu bahwa aku akan habis dimakan olehnya.
Tentu saja hasrat yang tidak tersalurkan selama 8 tahun lebih akan membuahkan hasil dimana badanku dibuat remuk oleh Diego. Namun tak masalah asalkan dia mau bersabar dan tidak memaksa untuk melakukan hal itu diluar pernikahan untuk kedua kalinya. Saat aku telah resmi menjadi istrinya, aku dengan sukarela memberikannya seluruh diriku lagi. Lagipula jauh dalam diriku, akupun ingin melakukannya, namun aku sadar semua itu ada waktunya. Dan sekarang bukanlah waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound to Ex
Romantik"Ditempat inilah aku menginginkan suatu permulaan hidup yang baru. Tanpa adanya masa lalu yang terus menghantuiku setiap malamnya. Namun sayangnya takdir menghendaki kita untuk kembali bersama. Disaat aku berusaha untuk pergi menghindar, aku malah d...