BAB 3- Yang Tersisa Dariku

1.3K 46 0
                                    

Selama 3 bulan ini aku terjebak di rumah sakit ini. Menerima berbagai pengobatan, operasi bahkan terapi, berharap bahwa itu sedikit bekerja untuk menyembuhkan kakiku yang sudah lumpuh ini. Lambat laun, aku mulai pupus harapan untuk bisa berjalan lagi. 

Ditambah dengan diriku yang mengetahui bahwa Ulyssa sudah tak lagi mencintaiku semakin membuatku patah semangat. 8 tahun 4 bulan dan 23 hari, itulah hari-hari yang kuhabiskan tanpa dirinya disampingku. Dan selama itu pula aku hidup dalam kenangan kita berdua.

Hidup dalam bayang-bayang dirinya yang terus berada disampingku, menemaniku untuk melewati satu hari hidupku lagi. Walau semua itu memang hanyalah mimpi dan keinginanku yang terpendam. Dialah penyemangat hidupku. Dialah yang membuatku bisa sampai ketahap ini. Dia juga yang selalu menguatkanku untuk menghadapi semua rintangan yang terus saja menghadang diriku.

Namun, saat aku tahu dirinya tak lagi mengharapkan diriku, bahkan mungkin sekarang dirinya telah membenciku, membuatku langsung kehilangan arah dan tujuan. Semangat yang dulu terus kukobarkan, kini kian meredup sedikit demi sedikit dan aku tak lagi menemukan hal yang membuatku ingin terus bertahan hidup.

Aku ingin selalu bersamanya, memiliki keluarga dengan dirinya. Kalau pada akhirnya mimpi itu juga tidak akan terwujud, lalu apa gunanya mempunyai kaki untuk berjalan? Toh tidak ada juga seseorang yang bisa aku ajak jalan bersama menikmati pemandangan sunset ditepi pantai. Jika memang ini adalah hukuman yang diberikan Tuhan atas perbuatanku yang dulu, maka aku akan menerimanya dengan lapang dada.

"Apa yang membuatmu belakangan ini terus merenung, Diego? Kau seperti orang yang habis ditinggal mati pacarnya. Come on, bro. Aku tahu kau ingin menyerah, tapi ingatlah masih ada kita, temanmu yang akan selalu berada disamping dan menemanimu." ucap Ji Min.

"Bagaimana bisa aku tersenyum bahagia bila wanita yang kuinginkan lebih memilih orang lain daripada untuk bersamaku? Selama ini, dialah yang membuatku terus berusaha keras, pontang-panting kesana kemari, bekerja banting tulang, agar aku bisa menunjukkan bahwa aku juga lelaki yang pantas untuk dirinya. Aku bisa membahagiakannya tanpa perlu memusingkan besok kita akan makan apa ataupun bagaimana kita harus membayar semua tagihan yang menunggak." lirihku.

"Ya ampun, Diego. Aku tak pernah menyangka ada wanita yang bisa membuatmu sampai sebucin ini dengan dirinya. Dimana orang yang selama ini menganggap wanita itu hanyalah objek yang bisa ditukarkan kesana kemari demi keuntungan pria?"

"Yang selalu mempermainkan perasaan perempuan dan menganggap rasa cinta itu tidak ada. Ayolah, Diego. Masih banyak wanita yang rela bertekuk lutut dihadapkan demi untuk bisa mendapatkan hatimu. Wanita tidak hanya satu, okay? Kalau memang kau sebegitu menginginkan dirinya, rebut saja dia dari pacarnya. Lagipula aku yakin mereka belum menikah." sanggahnya.

"Aku bukanlah Diego yang dulu lagi, Ji Min. Aku telah berubah dan sekarang aku sadar bahwa cinta itu memang ada. Aku tidak pernah sadar aku telah menyia-nyiakan seseorang yang begitu berarti dalam hidupku. Dan kakiku yang lumpuh ini adalah bukti dari hukuman yang diberikan Tuhan karena perbuatanku yang dulu selalu menyakiti hatinya." racauku.

"Sudahlah Diego jangan terlalu dramatis beginilah. Lagipula perempuan mana yang bisa menolakmu? Kau itu lelaki yang sempurna. Ya walaupun sekarang kau lumpuh, tapi aku yakin pasti masih ada gadis yang mau untuk menjadi istrimu. Kalau kau mau, aku sekarang bisa langsung mencarikanmu perempuan." ucap Tae Hyung.

"Kau pikir semua wanita itu barang, Tae Hyung? Sumpah aku tidak mengerti mengapa pemikiranmu dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah? Kau itu harusnya mencontoh Diego. Seorang playboy papan atas yang kini dirinya telah berubah menjadi bucin wanita." tolak Ji Min.

"Aku tidak sedang menjadi budak cinta, okay? Hanya saja..... Sudahlah. Biarpun aku cerita, kalian juga tidak akan pernah mengerti. Kalian-kan selama ini selalu jomblo dan tidak laku." sindirku.

Bound to ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang