"Kau tidak bisa-kan? Hatimu masih teruntuk aku, Sya. Tidak ada gunanya juga kau membohongiku karena aku masih bisa melihat dengan jelas bahwa kau mencintaiku bahkan saat kau berusaha mengelak dan mengatakan bahwa kau mencintai orang lain." sanggahnya.
"Aku memang sudah tidak memiliki perasaan lagi kepada dirimu, Diego. Itulah kenyataan yang harus kau terima. Kau dan aku tidak ditakdirkan bersama dan aku punya jalanku sendiri begitupun dengan dirimu. Maka dari itu, lebih baik sekarang lupakan aku. Karena itulah yang telah aku lakukan saat ini." ucapku.
"Ma. Aku ngantuk." potong Alex sambil mengusap-ngusap matanya.
"Iya, sabar ya nak. Sebentar lagi mama bakal menemanimu tidur, okay?" kataku.
"Setelah itu besok kita bisa ketemu dengan Papa-kan, Ma?" tanyanya polos.
"Iya, iya. Pokoknya kamu harus sehat dulu." ujarku mengajaknya kompromi.
"Okay, Ma." katanya sambil kembali tertidur di pelukanku.
"Papa? Bukankah setiap harinya dia sudah bertemu dengan ayahnya? Dia anak William, kan?" tanya Diego bingung.
"Kurasa kau tidak perlu tahu siapa ayahnya, mau itu William ataupun bukan, tidak ada urusannya juga dengan dirimu. Jadi aku minta kau pergi dari sini sekarang karena kehadiranmu sedari awal memang tak diundang!" ucapku sadis.
"Apa sekarang kau telah berubah menjadi seseorang yang begitu murahan, Sya? Tidur dengan banyak lelaki hingga kau hamil dan tidak tahu siapa ayahnya. Yang benar saja kamu, Sya. Aku tidak menyangka orang yang selama ini aku cintai adalah wanita yang tidak lebih bermartabat daripada seorang pelacur." cibir Diego.
Apa? Pelacur? Sebegitu rendahnya aku dimatanya sampai dirinya bisa mengataiku seperti itu? Tidakkah dia ingat bahwa sebelum kita resmi berpisah dulu, aku telah menyerahkan seluruhnya untuk dirinya.
Bahkan sesuatu hal yang ingin aku jaga untuk suami dulu, rela kuberikan kepadanya dengan sukarela karena diriku berpikir bahwa dialah yang akan menjadi pendampingku selamanya. Bodoh memang, tapi itulah yang sebenarnya terjadi dan sampai sekarang aku menyesal telah melakukan itu.
Namun disisi lain, aku juga bersyukur karena dirinya yang sudah mendonorkan sperma untukku, aku jadinya bisa mendapatkan seorang anak yang menjadi penyemangatku setiap harinya.
"Terserah Diego! Mau kau anggap aku pelacur atau wanita jalang sekalipun aku tidak peduli. Yang penting bagiku adalah kau tak lagi menganggu kehidupanku karena aku sudah bukan lagi sekertarismu. Tenang saja, dendanya nanti akan aku cicil secara bertahap." teriakku.
"Setelah ada masalah, kau l memilih untuk kabur lagi? Apa memang kau semudah itu lari dari masalah, Sya? Kau ingin kembali mengandalkan lelaki yang sudah jelas-jelas mengkhianatimu daripada aku yang rela memberikannya semuanya pada dirimu. Kau pastinya akan memohon-mohon pada Wiliam agar dirinya mau membayarkan denda ini, kan? Bayaran apa lagi yang akan kau berikan? Tubuhmu atau apa? Anak untuk dirinya?" tanya Diego merendahkan.
"Maaf untuk mengatakan ini ya, Mr. Alvito. Tapi aku, tidak pernah meminta pengasihanan dari siapapun termasuk dirimu. Aku juga tidak butuh uang lelaki kaya agar aku bisa terbebas dari masalah yang aku perbuat. Karena aku adalah wanita independent yang bisa membiayai seluruh pengeluaranku sendiri tanpa perlu mengemis-ngemis pada lelaki sombong seperti anda."
"Bukankah sekarang anda sudah jijik dengan saya? Sehingga sudah pastinya anda tidak menginginkan saya lagi, kan? Baguslah kalau begitu, anda boleh pergi dari hadapan saya, tidak? Sudah tidak ada hal lagi yang perlu kita bicarakan dan anda bisa mengurusi urusan anda sendiri." ucapku.
"Yakin? Apa kau tidak mau aku membantumu? Aku rela melunasi denda itu asalkan kau mau memberikanku seorang anak? Bagaimana? Win-Win solution-kan?" tanya Diego.
"Kau pikir dengan tawaran itu, maka aku dengan rela menjual tubuhku untuk dirimu? Jangan bercanda disini! Karena aku lebih memilih mati daripada harus kembali dengan dirimu." kataku marah dengan sikapnya yang langsung merendahkanku padahal dirinya tidak tahu bahwa anak yang ada dalam pelukanku ini adalah anaknya.
"Kenapa? Toh kau sudah menjual tubuhmu pada Willliam? Maka dengan menjual tubuhmu pada diriku tentu tidak menjadi hal yang susah untukmu, kan?" tanyanya sarkas yang langsung membuatku tidak lagi bisa meredam amarahku dan langsung menamparnya dengan keras.
"Ingat baik-baik ya, Mr. Alvito! Saya bukan pelacur atau mainan untuk kalian para lelaki kalangan atas dan tidak sepantasnya anda menilai saya tanpa mengetahui kebenarannya. Karena pada kenyataannya, anda tidak bersama dengan saya selama beberapa tahun, bukan?" tanyaku sarkas
"Anda tidak pernah mengetahui kesulitan yang saya hadapi, cemoohan yang saya dapat dari orang-orang diluar sana. Dan yang paling menyakitkan adalah orang-orang seperti kalian yang memandang saya dengan sebelah mata. Jadi sebelum anda berbicara, lebih baik anda pikir dulu sebelum saya jahit mulut anda dengan benang! Kau itu....." marahku.
"Papa? Papa menemui Alex lebih awal karena Papa tahu Alex sedang sakit?" potong Alex dengan polosnya saat melihat wajah Diego yang berada didepannya.
Darimana anak ini bisa tahu muka ayah kandungnya? Selama ini aku hanya memberitahu pada dirinya bahwa ayahnya sedang pergi bekerja dan tidak bisa menemuinya, tapi aku tak pernah memberitahukannya seperti apa wajah ayahnya. Karena aku sendiri tahu, entah baru kapan aku bisa mempertemukan mereka berdua.
Jadi selama ini, aku selalu memberikan hadiah untuk dirinya mengatasnamakan Papanya. Menuliskan surat untuk dirinya bahwa Papanya sangat merindukan dan ingin segera bertemu dengannya. Berharap semua itu bisa setidaknya menghilangkan rasa rindunya pada sosok ayah.
Tetapi kenapa anak ini malah memanggil Diego, Papanya? Darimana dia tahu? Dan kenapa dia harus berbicara seperti itu di depan Diego? Bagaimana bila Diego mengetahui yang sebenarnya dan mengambil Alex dariku? Atau dirinya yang menolak keberadaan Alex karena dirinya yang tak mencintai ibunya? Pastinya hati anak ini akan terluka parah seperti diriku dulu. "Mengapa semuanya harus menjadi serumit ini?" tanyaku dalam hati.
"Papa? Aku? What the fuck is happening here!" sahut Diego yang membuatku menutup mata sambil menghela nafas karena tak lagi bisa menutupi rahasia ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/239096232-288-k53803.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound to Ex
Storie d'amore"Ditempat inilah aku menginginkan suatu permulaan hidup yang baru. Tanpa adanya masa lalu yang terus menghantuiku setiap malamnya. Namun sayangnya takdir menghendaki kita untuk kembali bersama. Disaat aku berusaha untuk pergi menghindar, aku malah d...