Maaf guys, aku tidak update cukup lama. Belakangan tugasku yang begitu banyak membuat aku kesusahan untuk mencari waktu untuk bisa update.
Happy reading guys
Jangan Lupa comment and like ya!
-------
Ulyssa's POV
"Sekarang kau malah memerintahku untuk bersikap seolah-olah kita adalah pasangan yang paling bahagia di dunia ini? Are you fucking kidding me? Kau saja tidak bisa berubah hanya dalam semalam, apalagi dengan diriku, Diego? Kau pikir hatiku yang sudah rusak 8 tahun lalu bisa langsung baik hanya dengan ucapan manismu yang memintaku kembali? Itu takkan pernah mampu untuk kulakukan, Diego." geramku.
"Just try, Sya. Bagaimana cara kau bisa tahu kalau kau tidak pernah mencobanya? Just do it for Alex. Dia itu tidak salah apa-apa, Sya. Apa kau siap untuk mengorbankan dirinya hanya demi sebuah perasaan. Perasaan yang sebenarnya tidak pernah bertepuk sebelah tangan, namun selalu kau anggap begitu? Kenapa kau tidak mau mengerti bahwa aku juga mencintaimu, Sya? Aku mencintaimu lebih besar daripada dirimu mencintaiku. Aku siap untuk mengorbankan segalanya untukmu, Sya." tekadnya.
"Lalu bisakah kau memberitahukan caranya untuk aku menekan semua perasaan yang aku miliki padahal setiap kalinya memandangi dirimu, rasa itu seperti ingin langsung aku keluarkan? Perasaan sedih, marah, dengki, kecewa hingga rasa sakit, semua itu bercampur jadi satu, Diego. Itulah yang akhirnya menghalangiku untuk memberikanmu kesempatan. Aku tahu aku masih mencintaimu, Diego. Kau juga pastinya tahu akan hal itu. Tapi untuk sebuah kesempatan, aku rasa kau belum cukup pantas untuk mendapatkannya. " pintaku.
"Sya, dengar aku. Hubungan yang kita bangun 8 tahun yang lalu bukanlah hubungan cinta monyet yang hanya bertahan untuk sementara waktu. Hubungan kita itu jauh lebih berarti dari sekedar hubungan yang didasarkan untuk senang-senang saja. Kau dan aku juga cukup akan hal itu. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk membuatmu percaya lagi kepada diriku, aku juga takkan bisa mengerti apa yang harus aku lakukan untuk mengubah perasaanmu padaku."
"Apa kau benar-benar serius tidak pernah menganggap hubungan kita hanya untuk kesenanganmu saja? Sekalipun tidak pernah?" tanyaku memastikan.
"Sya, aku selalu menganggapmu sebagai pujaan hatiku. Dan melihatmu sekarang seperti ini sangat menyakiti hatiku. Karena kau sama sekali tidak bisa mempercayaiku. Namun dalam hatiku, aku selalu berharap bisa menjadi penyebab kau kembali seperti Ulyssa yang dulu. Yang memandangku dengan tatapan cinta dan takjub, bukan tatapan dingin penuh kebencian seperti ini."
"Karena kau dan Alex adalah 2 hal yang paling berarti bagiku sekarang. Aku tidak mau lagi untuk kehilangan kalian. Dan aku serius saat mengatakan bahwa aku akan menikahimu. Kau tahu-kan pendirianku selama ini? Bahwa aku hanya akan menikah satu kali saja. Itulah yang akan menunjukan keseriusanku pada dirimu." tekad Diego yang membuatku merasa terenyuh.
"Apa kau bisa berjanji tidak akan ada perempuan lain dalam hidupmu selain aku? Apa kau yakin kau akan selalu setia dan menerimaku apa adanya? Biarpun nantinya aku gendut ataupun sudah tidak cantik lagi? Seperti kata orang-orang, kita tidak akan pernah tahu siapa atau dimana Tuhan mempertemukan kita dengan jodoh kita, bagaimana bila nanti pada saat aku bersedia untuk memberikanmu kesempatan, saat itu pula aku jatuh cinta pada laki-laki lain? Bisakah kau melepaskanku demi kebahagiaanku sendiri?" tanyaku memastikan.
"Aku berjanji hanya kaulah seorang yang akan menjadi wanitaku saat kau memberikanku kesempatan, Sya. Aku akan mencurahkan semua perhatian dan rasa cinta pada kalian berdua. Kau dan Alex. Jika memang di dalam perjalanan ini, akhirnya kau menemukan seseorang yang lebih pantas, maka aku akan dengan senang hati menyerahkanmu pada dirinya, Sya."
"Karena kebahagiaanmu akan selalu prioritasku. Dan aku tidak bisa memaksamu terus berada disisiku bila yang kau rasakan hanyalah kesedihan. Aku adalah pria yang tidak bisa melihat wanitanya menangis, okay?" lontarnya sambil tertawa garing.
"Sama sepertimu yang sudah berjanji bahwa hanya akulah yang akan mengisi hatimu. Begitupun dengan diriku, aku berjanji hatiku selamanya akan diisi olehmu saja. Dulu, sekarang dan selamanya. Aku begitu mencintaimu untuk bisa jatuh cinta dengan pria lain. Tentu aku tidak bilang, bahwa kaulah satu-satunya pria yang sempurna di muka bumi ini. Tapi hanya kaulah yang akan selamanya menjadi pusat duniaku. Dimana mata, pikiran, dan hatiku akan terus tertuju pada dirimu, Diego." ucapku sedikit malu.
"Jadi maksudmu?" tanyanya tidak mengerti.
"Maksudku adalah aku akan mencoba untuk membuka hatiku pada dirimu. Berusaha untuk memperbaiki setiap luka yang tertoreh dengan kenangan manis yang akan kita buat setelah ini. Aku tahu aku tidak bisa terus terobsesi dengan perasaan sakit yang kurasakan sehingga aku selalu menarik diri darimu. Kaulah yang membuka mataku dan membuatku sadar, Diego. Kesungguhan hatimulah yang akhirnya memberikanku satu alasan lagi untuk kembali bersama dengan dirimu."
"Mungkin aku akan susah untuk bisa percaya lagi dengan dirimu. Tapi aku ingin belajar untuk kembali bahagia bersama denganmu tanpa ada perasaan sedih ataupun dengki saat aku menatap matamu, Diego. I love you and I want to try again with you." putusku.
"You're not kidding me, right?" tanyanya sambil tersenyum.
"Jika aku bercanda sekarang, maka aku rela untuk memenuhi semua keinginanmu, Diego. Bahkan dengan menikahimu sekarang." jawabku sambil tersenyum juga.
"Thank you, Sya. I love you." ucap Diego sambil mendekatkan jarak di antara kita.
"Tetap saja, kau masih ada tugas untuk mengembalikan kepercayaanku pada dirimu. Dan itu bukanlah tugas yang mudah." ujarku mengingatkan.
"I know, tetapi yang terutama bagiku sekarang adalah kau yang sudah kembali ke dalam pelukanku. Dan kita punya anak yang sangat tampan yang harus dibahagiakan juga." katanya.
"Kau tahu aku tidak pernah menyangka bahwa untuk menyakinkan seseorang perlu usaha sebegini banyaknya. Pikirku kau pasti dengan mudah bisa kembali memberikanku kesempatan. Ternyata, benar kata orang, mudah untuk mengatakan tapi susah untuk membuktikannya." timpal Diego.
"Dan sekarang kau jadinya menyesal? Kau tidak lagi ingin untuk mendapatkan kepercayaanku kembali?" tanyaku dengan nada bercanda.
"Tentu saja tidak, Sya. Hanya saja semua ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan yang terjadi dalam hidupku. Dan aku sama sekali tidak menyesali pilihanku ini." jawabnya sambil mulai menarik tanganku untuk mendekatkan jarak diantara kita, meraih tengkukku, lalu mencium bibirku dengan penuh perasaan dan dengan begitu lembut.
1 detik berlalu, 2 detik berlalu, semakin lama dirinya dengan perlahan mulai melumat bibirku dan akupun sedikit demi sedikit mulai menikmati permainannya sebelum akhirnya seorang penganggu datang dan menghancurkan momen romantis kami berdua.
"Papa! Jangan makan Mama! Alex masih butuh Mama untuk menemani Alex tidur!" sahut Alex sambil berlari mendekatiku dan langsung memelukku erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bound to Ex
Romance"Ditempat inilah aku menginginkan suatu permulaan hidup yang baru. Tanpa adanya masa lalu yang terus menghantuiku setiap malamnya. Namun sayangnya takdir menghendaki kita untuk kembali bersama. Disaat aku berusaha untuk pergi menghindar, aku malah d...