BAB 11- I'm The Only One

811 39 0
                                    


"Untuk apa? Untuk membuktikan pada dirimu bahwa aku hanyalah seorang pelacur yang hamil diluar nikah? Bahkan bila kau mengatakan bahwa kau ayah dari ini, apa mungkin kau akan percaya? Tidak, kan."

"Mungkin malah, kau akan mempermalukanku didepan semua orang dengan menyebutku sebagai wanita matre yang hanya ingin uangmu saja. Jadi tidak ada gunanya aku memberitahumu, Diego. Kau juga tidak akan menerima anak ini. Karena aku hanyalah wanita rendahan dimatamu. Yang kau cicipi, lalu kau buang layaknya sampah." sindirnya.

"Aku pasti akan menerima anak ini, Sya. Kau adalah wanita yang aku cintai. Dan sudah pasti aku akan sangat bahagia saat mendengar kabar bahwa kau telah memberikanku seorang anak. Aku selalu memimpikan untuk memiliki keluarga kecil yang bahagia bersama dengan dirimu, Sya. Dan sekarang, itu sudah hampir terwujud jika kau mau kembali dengan diriku." ucapku.

"Cinta? Apa kata itu pantas untuk kau ucapkan Diego? Apa kau terlalu mencintaiku sampai tidak bisa membedakanku dengan wanita jalang yang biasa kau sewa? Atau mungkin kau terlalu mengampangkanku sampai kau berpikir dengan perkataan manismu dapat membuatku kembali terbuai dan mau mengulang hubungan kita yang memang sudah retak sejak awal? Begitu? Jangan terlalu naif kamu, Diego."

"Keluarga kecil yang kau impikan itu sedari dulu memang tidak ada. Hubungan kita yang terlihat sempurna dimata orang hanyalah topeng yang kau gunakan untuk menutupi fakta bahwa hubungan kita tidak lebih dari pelangi yang muncul setelah hujan. Indah untuk dilihat namun hanya sebentar saja sebelum akhirnya hilang tak berbekas."

"Tidak usah pura-pura menerima anak ini hanya karena ketakutanmu bahwa aku akan membeberkan semua ini pada public dan menghancurkan reputasimu. Kau tidak perlu menjadi ayah dari anak ini karena aku yang akan menjadi ibu sekaligus ayah dari Alex. Jadi lebih baik buang saja tipu muslihatmu dilaut, Diego. Karena aku tidak akan pernah percaya dengan dirimu lagi." geram Ulyssa.

"Bukankah sekarang kau telihat sangat egois, Sya? Kau telah memisahkanku dari Alex, membuatku harus melewati momen-momen indah bersama dengan darah dagingku yang tak pernah kuketahui keberadaannya sebelum ini."

"Dan sekarang saat aku mengetahui yang sebenarnya, kau kembali untuk melarangku untuk bertemu dengan Alex. Ibu macam apa kamu, Sya? Apa kau memang sejahat itu sampai membiarkan anakmu untuk tumbuh tanpa sosok seorang ayah?" tanyaku.

"Ibu macam apa kau bilang, Diego? Bukankah pertanyaan lebih pantas aku tujukan untuk dirimu? Ayah macam apa kamu? Yang menghina dan merendahkan ibunya layaknya wanita jalanan yang rela menjual tubuhnya demi uang. Yang menginjak martabat dan harga diri wanita. Yang sama sekali tak bisa menghargai perasaan seorang perempuan. Dan sekarang setelah kau mengetahui kebenarannya, kau ingin bersikap seolah kau disini yang paling benar dan menyalahkanku karena telah menyembunyikan Alex?

"Lucu sekali kau, Diego. Kau tahu-kan konsekuensi dari sebuah ucapan? Bahwa perkataan itu tidak akan pernah bisa di tarik dan akan selalu berbekas dalam ingatan seseorang. Jadi aku berharap kau bisa memupuskan harapanmu yang berpikir kita bisa bersatu kembali, karena aku tidak akan mau untuk bersama dengan orang yang sudah menganggap diriku seperti kotoran yang seharusnya dihilangkan saja dari bumi ini." ucapnya yang langsung menyayat hatiku.

"Kalau begitu, aku akan mengambil Alex secara paksa darimu, Sya. Aku adalah ayah kandungnya dan aku juga berhak untuk mendapatkan hak asuh dirinya. Maka sudah pasti pengadilan akan mengabulkan permohonanku dengan mengambil Alex darimu. Terlebih diriku yang mapan secara finansial pastinya akan memudahkan hak asuh anak untuk jatuh ketanganku." ujarku berharap hal itu sedikit membuat Ulyssa ketakutan.

Aku memang tidak ada niatan untuk memisahkan ibu dari anaknya. Tapi kalau masalahnya sudah jadi seperti ini, dia tidak memberikanku pilihan lain selain jalan ini. Aku juga ingin bersama dengan anakku, melihatnya tumbuh dalam pengawasanku adalah hal yang selama ini aku impi-impikan dan aku tidak bisa membiarkan darah dagingku memanggil lelaki lain sebagai ayahnya.

"Kenapa kau harus bertingkah seperti ini, Diego? Hidupku baik-baik saja selama ini tanpa dirimu. Dan aku rasa hidupmu juga tidak ada bedanya saat kau tidak mengetahui mengenai keberadaan diriku dan anak ini. Aku tidak bisa pisah dari Alex, Diego. Kau tidak boleh mengambilnya dariku. Kau juga tidak berhak untuk serta merta ikut campur dalam kehidupanku dan Alex."

"Aku ini ibunya. Aku yang mengandungnya selama 9 bulan dan aku juga yang membesarkan dirinya selama 8 tahun ini. Kau tidak boleh lupa akan fakta itu, Diego. Aku dan Alex pastinya memiliki ikatan yang lebih kuat daripada dirimu. Dan aku tidak akan mengizinkan bila kau memisahkan kami berdua karena alasan hak asuh yang kau dapatkan melalui koneksi." kekehnya.

"Aku tidak boleh memisahkan kalian tapi kau ingin memisahkan kita berdua? Tentu tidak boleh seperti itu, Sya. Kau hanya memberikanku satu opsi untuk aku bisa mempertahankan hakku sebagai seorang ayah yaitu dengan pengambilan hak asuh anak darimu."

"Aku tidak mempermasalahkan dirimu yang pergi selama 8 tahun dengan alasan yang juga tidak kuketahui. Kau menyalahkanku, menganggapku tidak pernah tulus kepada dirimu yang berdampak bagi anak kita yang tumbuh tanpa keluarga yang utuh. Apa sekalipun kau tidak pernah berpikir untuk datang kepada diriku dan meminta penjelasan dariku sehingga kesalahpahaman ini bisa terselesaikan dengan baik?"

"Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, Sya. Sampai membuatmu berpikiran bahwa aku tidak pernah mencintaimu. Aku juga tidak mengerti tindakan apa yang sudah pernah aku perbuat sampai membuatmu memutuskan untuk melarikan diri seperti ini. Yang aku tahu sekarang, aku ingin bersama dengan dirimu dan anak kita, dan bila kau tidak mengizinkan hal itu terjadi, kau membuatku mau tak mau harus menempuh jalur ini." ucapku.

"Sudahlah, Diego. Untuk apa aku memberitahukanmu sekarang? Memangnya ada yang bakal berubah? Tidak ada juga-kan. Kau dan aku telah usai dan aku tidak bersedia untuk menjadi wanitamu lagi. Aku sudah cukup menderita karena dirimu, Diego. Tidak perlu kau tambah lagi rasa sakit yang setiap harinya harus aku pikul."

"Kau juga-kan tidak memerlukan Alex? Kau bisa saja memiliki anak lain bersama dengan wanita barumu. Tidak perlu Alex yang menjadi penerusmu, kan? Jadi aku mohon, jangan pisahkan aku dari Alex, Diego. Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpa Alex." lirihnya.

"Tapi aku juga tidak bisa melihatmu bahagia dengan lelaki lain, Sya. Aku tak mampu untuk merelakan anak semata wayangku harus memanggil lelaki lain dengan sebutan "Ayah". Kau menyuruhku untuk tidak lagi menganggumu, tetapi kalau sekarang, aku harus bagaimana? Kau ingin aku menghilang dari kehidupanmu dan Alex, bukan?"

"Maaf, tapi sampai kapanpun aku tidak bisa, Sya. Dan bila kau bersikeras untuk menjauhkanku dari kehidupan Alex, maka aku juga tidak segan-segan mengambil dirinya dari kau. Pilih, Sya. Hidup bersama dengan diriku atau kau hidup tanpa kami berdua?" tanyaku.

Maaf karena sudah membuatmu harus memilih, Sya. Tapi kau yang memaksaku melakukan ini. Aku ingin kita hidup bahagia. Namun, bila situasi yang terjadi tidak memungkinkan karena dirimu yang terlalu keras kepala, maka aku juga tidak bisa berbuat banyak. 

Aku menginginkan kalian berdua dan aku akan melakukan seribu cara untuk menggapainya meski salah satu dari kita harus terluka dalam prosesnya. Karena aku yakin hanya akulah yang bisa membahagiakanmu. 

Bound to ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang