BAB 50- Stop Talking Like That

134 6 0
                                    


"Ma, tolong jangan berbicara seperti itu didepan Alex. Dia memang masih terlalu kecil untuk mengerti semua, tapi bukan berarti dia tidak akan mengerti apa yang Mama bicarakan." pintaku.

"Apa kau takut dia mengetahui bagaimana kelakuan busukmu agar bisa membiayai kehidupannya?" tanya Mamanya William sarkas.

"Bukan begitu, Ma. Aku hanya tidak ingin Mama menyakiti hati Alex dengan ucapan kasar Mama pada kami." sanggahku.

"Kau itu tidak punya hak untuk mengaturku, Ulyssa. Mulut mulutku. Aku tidak harus membayar pada dirimu untuk berbicara, kan? Sehingga terserah aku mau berbicara apa. Lagipula aku juga mengatakan fakta." balas Mamanya William.

"Ma, kenapa Mama selalu mengkait-kaitkan semua pembicaraan kita berdua dengan uang. Aku sama sekali tidak menginginkan uang Mama, Ma. Aku juga datang kemari hanya untuk bersilahturahmi dengan Mama dan William. Kupikir Mama bakal rindu dengan kehadiran Alex disini." ucapku.

"Rindu? Pada anak haram itu? Mimpi kamu! Tidak usah memanggilku Mama. Aku najis mendengarmu memanggilku Mama. Ingat kau tidak akan pernah pantas menjadi bagian dari keluarga Theodore. Jalang dan anak haram seperti kalian harusnya tinggal di tempat pelacuran bukan hidup dikelilingi oleh orang-orang yang kaya. Aku tidak tahu kenapa kau bisa mendapatkan William sekaligus Diego? Bahkan mereka harus memperebutkanmu segala. Racun apa yang kau berikan pada mereka? Apa kau juga menjual tubuhmu pada mereka?" tanya Mamanya William sarkas.

"Maaf untuk mengatakan ini, Nyonya. Tapi aku bukanlah wanita murahan yang harus menjual tubuhku untuk mendapatkan mereka. Aku langsung bisa memikat mereka tanpa melakukan itu. Beda dengan semua wanita yang diperkenalkan oleh Nyonya pada William. Mereka sampai harus merendahkan diri dengan sukarela memberikan tubuhnya untuk di jamah tapi masih saja tidak mampu untuk mengambil hati William." jawabku santai sambil menyeka mulut Alex dari sisa-sisa makanan.

"Apa kau pikir hargamu itu sebegitu tingginya, Ulyssa? Bahkan hargamu tidak lebih dari sampah yang harus aku singkirkan. Kau pikir aku tidak tahu apa rencanamu kemari? Kau ingin kembali berhubungan dengan William setelah harta Diego telah kau kuras habis-kan? Benar-benar kalau sudah punya jiwa pelacur, maka sampai kapanpun akan tetap menjadi jalang." hina Mamanya William.

"Maaf tapi aku tidak bisa menerima penghinaan, Nyonya. anda datang kemari punya maksud baik. Bahkan aku juga tidak pernah memberitahukan pada William tentang perlakuan anda pada aku dan anakku. AKu tetap menjaga martabat anda. Anda seharusnya merasa bersyukur dan berterima kasih padaku, bukannya malah menghinaku seperti ini." balasku.

"Berterima kasih? Kau pikir kau pantas untuk mendapatkan hal itu? Aku, Nyonya Theodore harus bersimpuh-simpuh berterima kasih dihadapan wanita rendahan sepertimu? Tidak usah bermimpi kamu! Sampai kapanpun aku tidak pernah akan melakukan itu. Lagipula biarpun kau memberitahu William bahwa aku telah menganiaya kalian, mana mungkin dia percaya? Dia-kan selalu menganggapku sebagai wanita yang paling baik. Jadi katakan saja pada William, aku tidak peduli!" tukas Mamanya William.

"Makanya anda bisa dengan begitu tega mendorong Alex sampai dirinya jatuh dari tangga, Nyonya? Berdalih bahwa dia bermain-main diatas tangga untuk menutupi kesalahanmu. Dimana hatimu sampai kau hampir membunuh orang, Nyonya? Apa anda tidak pernah berpikir bahwa suatu hari nanti kejahatan anda tentu bakal terbongkar? Sepintar-pintarnya tupai melompat, sekali waktu pastinya akan jatuh juga." tanyaku.

"Mana buktinya bahwa aku yang mendorong Alex pada waktu itu, Ulyssa? Lagipula tidak akan ada yang mempercayai kesaksian anak kecil yang masih bau kencur itu. Tidak ada, Sya. Aku itu punya reputasi yang sangat baik dimata masyarakat. Pastinya mereka tidak akan percaya pada tuduhan tak berdasarmu itu. Lagipula aku memang berharap kalian berdua mati saja. Sehingga tidak perlu menyusahkan keluargaku lagi dengan aib jelek kalian." hinanya.

"Jadi kau mengakui telah mendorong Alex? Salah dia apa?! Sampai kau sekejam itu pada anak yang tak bersalah, Charlotte! Aku selama ini tidak pernah masalah dengan dirimu yang menghina dan membenciku, aku selalu menghargai dan menghormatimu seperti Mamaku sendiri. Tapi aku tidak bisa terima bila kau sampai menyakiti Alex. Kalau kau ingin marah, lampiaskan saja pada diriku tetapi jangan pada Alex. Dia tidak tahu apa-apa mengenai urusan dewasa, Charlotte!" geramku sambil mulai menangis.

"Untuk apa aku tutup-tutupi? Tidak ada gunanya juga aku berbohong. Aku lihat-lihat sekarang kau sudah tidak menggunakan panggilan hormat pada diriku. Tidak masalah. Lagipula aku tidak perlu penghormatan dari wanita rendahan seperti dirimu ini. Aku akui, Ulyssa. Aku memang berencana untuk membunuh Alex. Bahkan dalam doaku pada saat itu, aku berharap aku berhasil membunuhnya. Karena kenapa? Agar kau tidak perlu menggunakan Alex lagi untuk mendapat belas kasih dari William. William itu mencintaimu sebab dia tidak tega melihat Alex yang tidak punya sosok ayah. Bocah itu terlalu naif hingga mau untuk diperdaya oleh rubah sepertimu."

"Jangan harap kau bisa masuk ke dalam keluargaku dan mengambil harta kami, Sya. Karena aku pastikan kau harus melangkah mayatku dulu sebelum bisa menikah dengan William. Daripada kau terus mendekati anak bodohku itu, mending aku carikan saja kamu laki-laki kaya yang siap menjadikanmu istri kedua. Tenang saja, banyak. Apalagi dengan umurmu yang masih muda dan cantik, pastinya berkah bagi mereka untuk mendapatkan wanita sepertimu." hina Mamanya William.

"Aku tidak butuh bantuanmu, Charlotte. Aku masih bisa menemukan seseorang yang mencintaiku dengan tulus tanpa bantuanmu itu. Maafkan aku tapi aku tidak lagi bisa menghargai pembunuh berdarah dingin sepertimu! Aku tidak habis pikir kenapa William sangat memuja Ibunya yang tidak lebih dari seorang penjahat criminal."

"Kebaikan yang kau tunjukkan pada dunia tidak akan bisa menutupi kebusukanmu yang sudah mandarah daging di tubuhmu itu, Charlotte. Aku hanya berharap kau cepat sadar. Sebab mungkin jika kau terus bersikap seperti ini, maka aku yakin setelah kau meninggal nanti, hidupmu akan kau habiskan di neraka." ungkapku sambil menangis.

"Jadi sekarang kau mendoakanku mati? Buruk sekali doamu itu, Sya. Aku tidak peduli dengan kutukanmu itu karena aku yakin hidupku terlalu mulia untuk masuk ke dalam neraka. William akan selalu memandangku seperti itu karena itulah diriku sebenarnya. Aku akan bersikap baik bagi orang yang pantas untuk dihargai tapi aku rasa orang sepertimu tidak patut untuk kuhormati."

"Terserah kau mau mengatakanku seperti apa, yang jelas aku minta kau untuk menjauhi anak semata wayangku. Dia terlalu berharga untuk dirusak oleh wanita sepertimu. Kau perlu uang-kan? Kau bisa mengatakan nominalnya dan aku akan langsung men-transfer uang yang kau inginkan ke rekening milikmu. Maka dari itu, enyahlah dari hidup anakku! Kau hanya pembawa sial dalam keluargaku." ejek Mamanya William.

"Aku tidak perlu uangmu itu, Charlotte. Kau harusnya sadar! Yang sepatutnya kau minta menyerah itu bukanlah aku tapi anak kesayangmu itu. William-lah yang terus mengejarku hingga ingin merebutku dari Diego. Aku sama sekali tidak akan menganggu hidupnya bila dia tidak menganggu kehidupanku."

"Tapi nyatanya? Dialah yang mengusik hidupku yang sudah bahagia bersama dengan Diego. Pertamanya aku berpikir untuk membiarkan perbuatanmu itu lewat begitu saja. Aku selalu menganggap aku berutang budi pada dirimu. Tapi rasa-rasanya hal itu tak lagi mampu untuk kulakukan saat dirimu saja tak pernah menghargai diriku dan Alex. Bahkan kau menginginkan kami berdua untuk mati." pintaku.

"Kau mengancamku? Ayo, Ulyssa. Aku tidak takut dengan ancamanmu itu. Aku disini menantangmu untuk mengungkap kejahatanku yang hampir membunuh anak hasil perbuatan gelapmu itu. Harusnya memang dari awal dia tidak dilahirkan karena dia juga tidak diinginkan oleh kalian berdua, kan?"

"Aku hanya mengabulkan keinginanmu dengan membunuh anak ini tanpa kau minta. Kau juga tidak perlu mengotori tanganmu dengan mengaborsinya? Maka aku rasa kau harusnya berterima kasih pada diriku karena sudah berencana ingin menghilangkan keberadaannya di muka bumi ini." ungkap Mamanya William yang sontak membuatku tak bisa berkutik apa-apa.

Orang ini sudah benar-benar terbutakan kebencian. Aku melihat Alex yang pastinya sedikit mengerti pembicaraan kita. Aku benar-benar menyesal telah membawanya kemari. Harunya aku sendiri saja. Tapi semua sudah terjadi. Setelah ini aku harus memberikan pengertian pada Alex. "Mama minta maaf Sayang telah membawamu kedalam kekacauan ini." kataku dalam hati sambil berusaha menenangkan Alex yang sudah dilanda ketakutan dengan membelai kepalanya sambil berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja. 

Bound to ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang